Berita Konawe
Sekda Ferdinand Lepas 93 Barisan Pawai Budaya HUT ke-65 Konawe Sultra, Lanjut 'Mosehe Wonua'
Sebanyak 93 barisan secara resmi dilepas oleh Sekretaris Daerah atau Sekda Konawe Ferdinand Sapan dalam acara Pawai Budaya, Jumat (16/5/2025).
Penulis: Annisa Nurdiassa | Editor: Amelda Devi Indriyani
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KONAWE - Sebanyak 93 barisan secara resmi dilepas oleh Sekretaris Daerah atau Sekda Konawe Ferdinand Sapan dalam acara pawai budaya, Jumat (16/5/2025).
Pawai budaya digelar dalam rangka Hari Ulang Tahun atau HUT ke-65 Konawe, mengusung tema Menjaga Kearifan Lokal Menuju Konawe Bersahaja.
Bertempat di Kawasan Inolobunggadue Central Park (ICP), ratusan ribu peserta terdiri dari Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), kecamatan, kelurahan dan desa se-Kabupaten Konawe.
Instansi vertikal, sekolah, ormas dan kampus, menuju ke garis finis di Laika Mbu’u.
Dalam pantauan TribunnewsSultra.com para peserta barisan pawai budaya kenakan baju adat dari berbagai daerah di Indonesia.
Baca juga: Wakil Bupati Konawe Syamsul Ibrahim Terpilih Sebagai Ketua Kwarcab Gerakan Pramuka Periode 2025-2030
Selain pawai, selanjutnya di garis finish atau di tribun utama, nantinya akan dilaksanakan acara Mosehe Wonua ritual pensucian oleh para tokoh adat Tolaki.
Yang akan dihadiri dan disaksikan langsung oleh Gubernur Sulawesi Tenggara Andi Sumangerukka.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sekaligus Ketua Panitia HUT Konawe, Suryadi menyebut Mosehe Wonua akan dilaksanakan pada Sabtu (17/5/2025).
“Alhamdulillah hari ini acara pawai budaya sudah terlaksana dengan luar biasa, diikuti oleh masyarakat Kabupaten Konawe dengan penuh semangat dan antusias," kata Suryadi, Jumat (16/5/2025).
“Selanjutnya, acara Mosehe Wonua akan dilaksanakan besok (Sabtu) pagi di Pelataran Laika Mbu’u," tambahnya.
Baca juga: Daftar 37 Warisan Budaya Takbenda Milik Sulawesi Tenggara, Ada Tradisi Lisan hingga Tarian
Sementara itu, di tempat terpisah Ketua Lembaga Adat Tolaki (LAT) Kabupaten Konawe, Ginal Sambari menjelaskan, Mosehe Wonua merupakan ritual adat Tolaki yang bermakna penyucian atau pembersihan negeri agar terhindar dari marabahaya dan bencana.
“Mosehe Wonua artinya penyucian negeri atau pembersihan, meminta kepada yang maha kuasa agar dijauhkan dari marabahaya, malapetaka, dan bencana," jelas Ginal saat diwawancarai.
Lebih lanjut, dikatakan salah satu syarat penting Mosehe Wonua, adalah penyembelihan hewan kerbau.
“Kita berharap agar kita semua akur, mungkin ada kesalahan yang pernah kita perbuat sebagai manusia, dengan penyembelihan kerbau tersebut, itu hilang semuanya,” tutupnya. (*)
(TribunnewsSultra.com/Annisa Nurdiassa)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.