Berita Kendari

Mengenal Ikantaa, Usaha Penjualan Ikan Secara Digital Dikembangkan Dua Alumni UHO Kendari Sultra

Sebanyak dua alumni Universitas Halu Oleo Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara merintis usaha penjualan ikan berbasis digital yang diberi nama Ikantaa.

Penulis: Dewi Lestari | Editor: Sitti Nurmalasari
Istimewa
USAHA IKAN - Sebanyak dua alumni Universitas Halu Oleo (UHO) yang merintis usaha Ikantaa, yakni penjualan ikan berbasis digital di Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Mereka adalah Muhammad Al Fiqran (kiri) dan Fauzan Karim (kanan). (Istimewa) 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Sebanyak dua alumni Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) merintis usaha penjualan ikan berbasis digital yang diberi nama Ikantaa.

Meraka adalah Fauzan Karim, asal Desa Lawey, Konawe Kepulauan, dan Muhammad Al Fiqran dari Kota Kendari.

Keduanya merupakan lulusan Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UHO, yang memiliki kepedulian terhadap rantai pasok perikanan yang dinilai belum berpihak pada nelayan kecil.

Usaha ini bertujuan mempermudah akses masyarakat terhadap ikan segar sekaligus memberdayakan nelayan kecil di pesisir Sulawesi Tenggara.

“Ide ini muncul karena kami melihat sektor perikanan tangkap belum tersentuh digitalisasi, dan anak muda masih jarang melirik bidang ini. Rantai distribusi juga terlalu panjang, sehingga nelayan sering tidak mendapat harga yang adil,” kata Fauzan saat ditemui di Kendari, Selasa (13/5/2025).

Baca juga: Tanda, Pencegahan Serangan Jantung dan Stroke Dibagikan AMSA UHO di Desa Lalimbue Konawe Sultr

Fauzan menyampaikan Ikantaa resmi dirintis pada Januari 2025, setelah sebelumnya menguji coba sistem pre-order sejak Oktober 2024 bersama sejumlah nelayan Bajo di pesisir Kendari

Melalui digitalisasi ini, informasi hasil tangkapan bisa langsung disampaikan ke konsumen, sehingga ikan yang dijual lebih segar dan harga lebih kompetitif.

Nama Ikantaa diambil dari gabungan kata 'ikan' dan 'taa' yang dalam dialek lokal berarti kita. 

“Nama ini dipilih karena mudah diucapkan dan dekat dengan kultur masyarakat Sulawesi Tenggara,” tuturnya.

Fauzan menyebut saat ini Ikantaa telah mengembangkan sistem katalog online yang diperbarui secara real-time. 

Baca juga: Visi Misi Tiga Calon Rektor UHO Kendari Peraih Suara Terbanyak Dikirim ke Kemendikti Saintek

Konsumen dapat melihat jenis ikan yang tersedia dan memesan melalui akun Instagram Ikantaa Kendari atau masuk ke dalam grup WhatsApp yang berada di Bio Instagram.

Selain itu, tersedia pula layanan pembelian langsung di Pasar Panjang, Jalan KH Ahmad Dahlan, Kelurahan Bonggoeya, Kecamatan Wua-Wua, Kota Kendari.

“Ikan dijual mulai dari Rp20 ribu-an per kilogram, dan kami selalu pastikan ikan segar dan hasil tangkapan lokal,” ujarnya.

Fauzan menjelaskan jenis ikan yang ditawarkan sangat bervariasi tergantung musim dan hasil tangkap harian.

Namun, tim Ikantaa memastikan selalu ada minimal lima jenis ikan lokal setiap harinya. 

Baca juga: Cara Hadapi Banjir dan Pertolongan Pertamanya Diajarkan ke Mahasiswa UHO Kendari Sulawesi Tenggara

Ikan diperoleh dari tempat pelelangan di Kendari serta dari nelayan pesisir Teluk Kendari dan Toronipa.

Untuk menjaga kualitas, penyortiran dilakukan dengan memperhatikan lama waktu di laut, kondisi mata dan perut ikan, serta kekerasan daging. 

“Ikan dengan ciri fisik rusak atau lembek tidak akan dipasarkan,” ujarnya.

Dalam proses tumbuhnya Ikantaa, Fauzan menuturkan bahwa mereka juga menghadapi sejumlah tantangan, terutama pada aspek digitalisasi nelayan. 

Banyak nelayan belum memiliki keterampilan teknologi, sehingga butuh pendampingan langsung dari tim. 

Baca juga: Mahasiswa Prodi Magister Farmasi UHO Kendari Edukasi Warga Desa Waworaha Konawe soal Stunting

Di sisi lain, distribusi ke konsumen juga menuntut kecepatan dan ketepatan pengantaran agar kualitas ikan tetap terjaga.

“Kami perlu kurir yang paham medan dan cepat dalam pengantaran, karena kualitas ikan segar sangat sensitif terhadap waktu,” kata Fauzan.

Persoalan cuaca juga kerap menjadi kendala tersendiri bagi usaha Ikantaa.

Saat musim gelombang tinggi, stok ikan tangkap laut bisa menurun drastis, sehingga sebagai solusi, Ikantaa mulai menjajaki potensi ikan air tawar lokal sebagai alternatif.

Ke depan, Ikantaa berencana membuka kemitraan dengan pelaku usaha kuliner serta menghadirkan reseller di tiap kelurahan. 

Baca juga: Cara Mahasiswa Peternakan UHO Kendari Rayakan Hari Kartini, Buat Teater dan Diskusi Peran Perempuan

Selain itu, mereka juga tengah menyiapkan produk ikan segar dalam bentuk filet, potongan siap olah, hingga produk olahan seperti abon dan ikan asap dalam kemasan higienis.

“Kami berharap Ikantaa bisa tumbuh menjadi solusi digital perikanan di Sultra, yang menguntungkan nelayan dan memudahkan konsumen,” jelasnya. (*)

(TribunnewsSultra.com/Dewi Lestari)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved