Liga 1

Pemain Asing PSIS Semarang 4 Bulan Tak Digaji, Bongkar 'Dapur' Mantan Klub, Bantah Indisipliner

Evandro Brandao memutuskan angkat kaki dari klubnya PSIS Semarang, setelah tak menerima gaji selama 4 bulan.

Penulis: Muhammad Israjab | Editor: Muhammad Israjab
Hanover
Evandro Brandao pemain asing PSIS Semarang baru-baru ini menjadi sorotan usai speak up masalah gaji. Klubnya belum membayarnya selama 4 bulan. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Pemain asing PSIS Semarang, Evandro Brandao memutuskan angkat kaki dari klubnya tersebut.

Keputusan out dari PSIS Semarang dilakukan Evandro Brandao bukan tanpa alasan.

Masalah gaji yang ditunggak PSIS Semarang, jadi penyebab Evandro Brandao memilih untuk hengkang.

Tak tanggung-taggung kalau PSIS Semarang telah menunggak gaji pemain asing tersebut selama 4 bulan.

Ini terungkap setelah sang pemain speak up, melalui unggahan Instagram pribadinya beberapa waktu lalu.

Baca juga: Klub Liga 1 Ini Fix Bangkrut? PSIS Semarang Paling Santer, Kans Degradasi Akhir Musim Kian Nyata

Padahal ia merasa cukup nyaman berseragam PSIS Semarang, sejak didatangkan awal musim ini.

Namun dengan berat hati, ia memilih hengkang, meski kompetisi sedang berlangsung.

Tercatat klub berjuluk Laskar Mahesa Jenar ini sedang berjuang di papan bawah klasemen sementara.

Berada di peringkat 16 klasemen sementara, dengan torehan 24 poin. Tak lain sedang berada di posisi zona degradasi.

"Dengan berat hati, saya mengumumkan pemutusan kontrak dengan PSIS."

"keputusan sangat sulit, namun tidak dapat dihindari. Keterlambatan pembayaran gaji signifikan, kini sudah lebih 4 bulan," ujar eks striker RANS Nusantara FC ini.

Ia turut menyesali sikap klub, karena seakan mengabaikan untuk segera membayarkan hak pemain.

"Tidak ada upaya yang tulus klub, untuk mencari solusi. Bahkan memahami kesulitan yang kami hadapi selama periode ini," beber striker asing tersebut.

Baca juga: Bek Asing PSIS Semarang Sentil Evandro Brandao Usai Hengkang Gegara Gaji, Ungkap Peran Penting

Apalagi dengan gaji yang bisa dia terima, bakal digunakan untuk menghidupi keluarganya, termasuk istri dan anak-anaknya.

"Sebagai ayah 2 orang putri, dengan keluarga bergantung pada saya, jadi tidak tertahankan terus menanggung kebohongan dan manipulasi," katanya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved