Banjir di Kota Kendari Sultra

Kepala BPBD Sulawesi Tenggara Tegaskan Pedestrian Bukan Penyebab Banjir di Kawasan Eks MTQ Kendari

Kepala BPBD Sulawesi Tenggara Muhammad Yusup, menegaskan pembangunan pedestrian di Kawasan Eks MTQ Kendari bukan penyebab banjir yang kerap terjadi.

Penulis: Dewi Lestari | Editor: Sitti Nurmalasari
TribunnewsSultra.com/Dewi Lestari
KEPALA BPBD SULTRA : Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tenggara, Muhammad Yusup saat diwawancarai awak media di Kantor Gubernur Sultra, Jumat (7/3/2025). Ia menyebut bahwa banjir yang terjadi di Kawasan Eks MTQ bukan karena adanya pedestrian. (TribunnewsSultra.com/Dewi Lestari) 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tenggara (Sultra), Muhammad Yusup, menegaskan pembangunan pedestrian di Kawasan Eks MTQ Kendari bukan penyebab banjir yang kerap terjadi di wilayah tersebut.

Ia menyebut faktor utama banjir adalah kebiasaan membuang sampah sembarangan serta perubahan fungsi lahan yang tidak tertata dengan baik.

"Banyak yang menyalahkan pedestrian sebagai penyebab banjir, padahal sebelum ada pedestrian pun kawasan ini sudah sering dilanda banjir,” kata Muhammad Yusup, Jumat (7/3/2025).

Menurutnya, permasalahan utama banjir di Kendari adalah buruknya pengelolaan sampah dan drainase yang tersumbat.

Di Kawasan Eks MTQ, misalnya banyak ditemukan sampah botol plastik yang kerap dibuang ke aliran air, sehingga menyebabkan air tidak bisa mengalir dengan baik.

Baca juga: Wagub Sultra Hugua Ungkap Penyebab Banjir di Kawasan Eks MTQ Kendari dan Paparkan Solusi Penanganan

Selain itu, drainase banyak yang dangkal karena daerah tangkapan air sudah beralih fungsi, dari hutan menjadi permukiman

“Seharusnya yang disalahkan adalah kesadaran masyarakat yang masih kurang dalam menjaga kebersihan lingkungan, bukan malah menyalahkan pemerintah saat terjadi banjir,” tuturnya.

Muhammad Yusup menjelaskan bahwa secara geografis, saat ini Kota Kendari memiliki kondisi seperti talang. 

Saat air pasang dan curah hujan tinggi terjadi bersamaan, air tidak bisa mengalir ke laut karena banyaknya saluran yang tersumbat. 

Bahkan, hujan selama satu jam lebih sudah bisa menyebabkan banjir.

Baca juga: Wali Kota Kendari dan Wakilnya Siska-Sudirman Pantau Pengerukan Kali hingga Pembersihan Sampah

“Ketika lahan sudah menjadi permukiman tapi tidak tertata dengan baik, rumah dibangun tidak ada selokan, gunung dipotong tanpa drainase yang memadai, maka hujan akan menyebabkan erosi. Akibatnya, sedimen menumpuk di drainase dan air meluap ke permukiman,” ujarnya.

Yusup mengingatkan agar masyarakat melihat persoalan banjir ini secara menyeluruh, mulai dari hulu hingga hilir, bukan hanya menyalahkan satu faktor saja.

“Penyebab banjir harus dilihat secara komprehensif, jangan hanya parsial. Jangan kita menyalahkan sesuatu yang sebenarnya bukan penyebab utamanya,” jelasnya.

Untuk diketahui, pembangunan pedestrian di Kawasan Eks MTQ dilakukan saat Muhammad Yusup menjabat sebagai Pj Wali Kota Kendari

Infrastruktur tersebut bertujuan untuk mempercantik kota dan memberikan ruang publik bagi masyarakat. 

Baca juga: Banjir Surut, Warga Puri Taman Kendari Bersihkan Lumpur, Tuntut Pengembang, Developer Harap Pemkot

Namun, belakangan ini pedestrian kerap dikaitkan dengan banjir yang terjadi di kawasan tersebut. (*)

(TribunnewsSultra.com/Dewi Lestari)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved