Berita Konawe Utara
DPPKB Konawe Utara Edukasi Pencegahan Pernikahan Dini, Sebut Penyebab Karena Lingkungan dan Gadget
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Sulawesi Tenggara (Sultra) menekankan pentingnya pengaruh lingkungan terhadap peningkatan pernikahan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM,KONAWE UTARA- Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) Sulawesi Tenggara (Sultra) menekankan pentingnya pengaruh lingkungan terhadap peningkatan pernikahan usia dini.
Hal ini disampaikan oleh Arliansyah selaku tim satuan tugas (Satgas) BKKBN Sultra sekaligus pemateri pada kegiatan pelaksanaan peningkatan kapasitas mitra dan organisasi kemasyarakatan, di Aula Kantor Kecamatan Andowia, Kelurahan Andowia, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara pada Kamis (21/11/2024).
Tujuan kegiatan ini dalam pengelolaan program ketahanan dan kesejahteraan keluarga yang diselenggarakan oleh Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Konawe Utara atau DPPKB Konut.
Aldiansyah menyebutkan ada beberapa faktor penyebab meningkatnya pernikahan usia dini, salah satunya pengaruh lingkungan tersebut dapat berupa lingkungan pertemanan, dan gadget.
"Pengaruh lingkungan itu sangat luar biasa. Apalagi sudah sekolah di kota-kota besar, tentunya pengaruh HP atau gadget, kemudian pertemanan. Dimana remaja itu jika sudah berteman dengan teman yang peminum, pemakai narkoba, pasti dia akan ikut juga," ujarnya.
Baca juga: DP3A Konut Rakor Bahaya Narkoba dan Upaya Pencegahannya, Laksanakan Program Presiden
Olah karenanya, ia menuturkan peran keluarga khususnya orang tua untuk mencegah terjadinya pernikahan dini dengan kontrol dan edukasi di lingkungan keluarga.
"Itulah pentingnya bagaimana caranya kita berikan edukasi kepada anak-anak kita terutama yang sudah sekolah. Agar menghindari yang namanya pernikahan dini," ujarnya.
Aldiansyah memberikan pengetahuan mengenai usia ideal menikah untuk perempuan dan laki-laki. Bagi seorang laki-laki, usia ideal menikah adalah 25 tahun, sedangkan untuk perempuan adalah 21 tahun.
Selain membahas tentang pernikahan dini, ia juga membahas tentang resiko stunting.
Salah satunya adalah dampak dari stunting, seperti lahirnya seorang anak dengan ukuran kecil pendek, daya tahan rendah, gangguan metabolisme tubuh, menurunkan produktivitas pada usia dewasa, dan hambatan perkembangan kognitif.
Aldiansyah juga turut memberikan materi tentang pemahaman lansia (lanjut usia).
Kegiatan ini diikuti oleh 39 peserta yang terdiri dari kader Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Remaja (BKR), dan Bina Keluarga Lansia (BKL) se-Kecamatan Andowia.
Tujuan pelaksanaan kegiatan ini dalam rangka pelaksanaan program pemberdayaan dan peningkatan keluarga sejahtera di Kabupaten Konawe Utara.(*)
(TribunnewsSultra.com/Nursaida)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.