Wisata Sulawesi Tenggara

Selain Danau Napabale Muna Ada Wisata Tersembunyi, Ubur-ubur Tak Menyengat di Kelilingi Karang Atol

Selain Danau Napabale yang menjadi ikon destinasi pariwisata di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), juga ada spot wisata tersembunyi.

|
Kolase TribunnewsSultra.com/Tribun Timur-Akkang Heyhe
Berikut ini selain Danau Napabale yang menjadi ikon destinasi pariwisata di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), juga ada spot wisata tersembunyi yang patut disambangi.  Yakni Danau Ubur-ubur, yang sepanjang tahun 2024 ini menjadi salah satu destinasi wisata unik dan menarik.  Pasalnya, ubur-ubur yang ada di kawasan Danau Napabale ini bisa dipastikan tidak menyengat.  Bahkan dapat tersentuh oleh manusia dan berenang bersama.  

TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Berikut ini selain Danau Napabale yang menjadi ikon destinasi pariwisata di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra), juga ada spot wisata tersembunyi yang patut disambangi. 

Yakni Danau Ubur-ubur, yang sepanjang tahun 2024 ini menjadi salah satu destinasi wisata unik dan menarik. 

Pasalnya, ubur-ubur yang ada di kawasan Danau Napabale ini bisa dipastikan tidak menyengat. 

Bahkan dapat tersentuh oleh manusia dan berenang bersama. 

Penasaran seperti apa keunikan Danau Ubur-ubur ini? 

Lokasinya berada sekitar 15 kilometer dari Kota Raha, tepatnya di Desa Lohia, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna. 

Baca juga: Mereka Beruntung Jika Melihatnya Kisah Pemuda di Desa Lohia Muna Kembangkan Wisata Danau Ubur-ubur

Anda tetap harus menuju pintu masuk Danau Napabale sebagai akses utama untuk bisa bertemu dengan ubur-ubur atau jellyfish ini.

Untuk mengaksesnya butuh tenaga ekstra fisik dan mental yang kuat menghadapi tantangan terjal. 

Bagaimana tidak, destinasi Danau Ubur-ubur begitu tersembunyi di balik bebatuan yang mengelilinginya atau disebut karang atol. 

Menariknya tidak berbahaya karena tak menyengat seperti ubur-ubur pada umumnya. 

Konon katanya, jenis hewan laut bertulang lunak ini sudah terkurung lama di dalam danau. 

Dari sejumlah penilitian proses evolusi di danau yang membuat ubur-ubur ini hidup dalam habitat yang aman. 

Tak ada hewan pemangsa seperti predator, sehingga tidak memiliki musuh, rantai makanan yang sederhana terbentuk dan keragaman biota yang rendah. Akibatnya, ubur-ubur tidak lagi membutuhkan alat pertahanan diri.

Sampai akhirnya, ubur-ubur semakin kehilangan sel knidosit (cnidocyte) atau sel eksplosif yang memiliki organ sekretori yang dapat mengirimkan sengatan ke organisme lain.

Sangat penting untuk mengontak pihak pengelola, Jangan Salah Omong atau JSO Group yang diisi oleh para pemuda lokal.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved