Video Viral di Kendari

Cerita Versi Keluarga dan Rumah Sakit Soal Video Viral Pasien Keluhkan Layanan RS Bahteramas Kendari

Inilah cerita versi keluarga dan rumah sakit soal video viral pasien keluhkan pelayanan RS Bahteramas Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).

Penulis: Laode Ari | Editor: Sitti Nurmalasari
handover
Inilah cerita versi keluarga dan rumah sakit soal video viral pasien keluhkan pelayanan RS Bahteramas Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). Sebelumnya, beredar video viral tangis dan amuk keluarga pasien meninggal dunia keluhkan pelayanan di RS Bahteramas. Di mana, video berdurasi 2 menit 44 detik tersebut viral menyusul unggahan akun Facebook Rahma***** yang disebut merupakan salah satu kerabat dari sang pasien. 

"Sampai sudah dirawat di ruang isolasi juga tetap tidak datang dokter, perawatnya bilang tunggu-tunggu sampai sudah meninggal mi pasien dokternya belum datang juga," jelas Rahma.

Sementara itu, Dirut RSUD Bahteramas, dr Hasmuddin membantah jika pasien laki-laki tersebut tidak mendapat penanganan medis.

Ia mengatakan saat masuk di UGD, pasien itu langsung dibawa ke ruang isolasi karena hasil diagnosa mengidap penyakit menular di paru-paru.

"Hari Kamis itu sudah ada penanganan, hanya saja saat itu bertepatan dengan kunjungan dari Kementerian Kesehatan yang memantau ruang isolasi. Jadi pasien itu dipantau melalui CCTV karena mengalami penyakit menular," jelasnya.

Hasmuddin juga menyebut rumah sakit sudah memberikan pelayanan sesuai standar protokol termasuk memberikan terapi.

"Hari Jumat dokter langsung ketemu dengan keluarga pasien dan menyampaikan semua tentang penyakit pasien itu," ungkap dr Hasmuddin.

Baca juga: RSUD Bahteramas Sulawesi Tenggara Kewalahan Tangani Pasien DBD, Ruang Perawatan Penuh

Dokter juga sudah merekomendasikan pasien tersebut agar segera mendapat pengobatan nyeri di bagian anastesi karena keluhan sakit di dada.

Dokter mendiagnosa penyakit yang diidap pasien juga jenis penyakit menular dan sebelumnya sudah pernah mendapat pengobatan.

Selain itu, karena penyakit tersebut, tubuh pasien sudah kebal dengan obat atau Multidrug Resistance (MDR). Sehingga penanganan melalui terapi.

"Yang jelas pasien ini sudah pernah dirawat karena penyakitnya menular sehingga mendapat penanganan dokter spesialis ahli paru-paru," ungkap Hasmuddin.

"Jadi kalau dibilang tidak ditangani itu tidak benar, sudah ditangani langsung dari dokter spesialis paru-paru. Jadi yang diberikan terapi obat-obatan saja," jelasnya menambahkan. (*)

(TribunnewsSultra.com/La Ode Ari)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved