Berita Sualwesi Tenggara
Kisah Di Balik Karya Doktor Sukrin Suhardi Lewat Tari Molulo Halu Oleo di Batu Gong Konawe Sultra
Pementasan Tari Molulo Halu Oleo di Pantai Batu Gong, Desa Lalimbue, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara sukses digelar, Sabtu (10/8).
Penulis: Apriliana Suriyanti | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Pementasan Tari Molulo Halu Oleo di Pantai Batu Gong, Desa Lalimbue, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) sukses digelar, Sabtu (10/08/2024).
Di balik suksesnya gelaran tari Molulo Halu Oleo persembahan Sukrin Suhardi ini, peran para penari sangatlah penting selama ujian terbuka doktor tersebut.
Pelibatan kurang lebih 100 penari dalam pementasan tari Molulo Halu Oleo di Pantai Batu Gong ini menjadi tantangan bagi Sukrin.
Apalagi, pementasan tari dilakukan di alam terbuka di dekat bibir pantai dengan panas terik matahari yang cukup menyengat.
"Sedikit tegang, karena kita pentas bukan di panggung pertunjukan, kita sekarang mengikuti alam," katanya kepada TribunnewsSultra.com.
Baca juga: Sukrin Suhardi Persembahkan Karya Molulo Halu Oleo Jelang Raih Gelar Doktor di Batu Gong Sultra
"Mengurus anak-anak sebanyak 100 orang itu tidak mudah, kita harus bisa mengorganisir semua, dan itu tantangan yang cukup berat," tambahnya.
Media ini berkesempatan mengikuti perjalanan pementasan Molulo Halu Oleo, mulai dari persiapan berangkat menuju pantai, geladi, hingga pasca pentas.
Sekira pukul 6.40 WITA, tampak para penari sedang merias wajah dan merapikan rambut sebelum menuju Desa Lalimbue, Kabupaten Konawe, Provinsi Sultra.
Mereka terlihat kompak mengenakan baju kaos hitam dan celana dengan warna senada sebelum berangkat ke Pantai Batu Gong, Desa Lalimbue.
Para penari yang didominasi anak dan remaja perempuan tersebut tampak bersemangat di hari H penampilan tari Molulo Halu Oleo.
Perjalanan dari Sanggar 8 Art Sultra menuju Pantai Batu Gong dengan menggunakan mobil dan menghabiskan waktu sekira 50 menit.
Sesampainya di lokasi pementasan, terpantau area pantai belum begitu ramai dikunjungi masyarakat.
Kemudian pada pukul 8.40 WITA, seluruh penari mulai geladi resik ditemani deburan ombak Pantai Batu Gong.
Geladi tersebut berlangsung kurang lebih satu jam, hingga lokasi pementasan mulai ramai disambangi pengunjung.
Salah satu penari, Fitria mengatakan, pementasan ini menjadi pengalaman pertamanya menaiki perahu terlebih dahulu sebelum menari.
Baca juga: Kisah Dedikasi Sukrin Suhardi untuk Sulawesi Tenggara Lewat Kecintaan terhadap Seni Tari
"Biasanya itu kami tampil langsung di daratan, cuman tantangan yang paling mengesankan mungkin karena kita harus naik perahu dulu sebelum pentas penampilan," ucapnya.
Penari lainnya, Vira mengaku bahwa dirinya cukup gugup sebelum pementasan tari Molulo Halu Oleo dilakukan.
Meski demikian, dia berusaha tampil maksimal pada saat pementasan tari dalam rangka ujian terbuka promisi doktor sang pelatih.
"Pasti capek, terus kita berusaha effort untuk menampilkan yang terbaik untuk kak Sukrin," jelasnya.
Tak hanya Vira, para penari lainnya pun tampak lelah usai melaksanakan geladi resik pada sekira pukul 09.45 WITA.
Selanjutnya promotor dan penguji tiba di lokasi pada sekira pukul 10.00 WITA, mereka disambut oleh empat gadis berpakaian adat.
Di antara para tamu tersebut, tampak hadir Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sultra, Asrun Lio yang juga sebagai penguji.
Persembahan tari Molulo Halu Oleo dimulai pada sekira pukul 10.30 WITA dan berlangsung selama kurang lebih 50 menit.
Pengujung pantai yang merupakan masyarakat setempat tampak antusias melihat pertunjukan seni tersebut.
Mereka bahkan rela berpanas-panasan demi menyaksikan tari Molulo Halu Oleo hingga akhir.
Terlihat masyarakat yang berada di lokasi pementasan tari tidak hanya kalangan dewasa namun juga anak-anak.
Menariknya, di penghujung tarian Molulo Halu Oleo ini para penari berpencar untuk mengajak masyarakat lulo bersama.
"Capek, tapi seru," kata seorang penari, Ade, usai tampil dengan wajah memerah dan keringat di sekitar pelipisnya.
Kemudian Sekda Provinsi Sultra sekaligus penguji, Asrun Lio mengapresiasi pagelaran seni persembahan dari Sukrin Suhardi.
Dia mengatakan, tari Molulo Halu Oleo ini merupakan perpaduan konsep molulo dengan tokoh pemersatu.
"Jadi ini adalah konsep baru dan temuan baru yang saudara Sukrin perlihatkan ke masyarakat Sulawesi Tenggara, salut kepada saudara Sukrin," ucapnya.
Apresiasi juga disampaikan oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sultra, Belli Tombili saat menghadiri ujian Sukrin.
Belli mengucapkan, pagelaran seni tari di tempat wisata menjadi ide baru untuk mempromosikan wisata Provinsi Sultra.
"Saya kira ini baru pertama kali saya melihat ada satu pagelaran tari di pinggir pantai di Sultra, dan ini bisa jadi ide baru mempromosikan daerah kita," tutupnya.
Untuk diketahui, Sukrin kini menyandang gelar doktor bidang penciptaan seni dari kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
Pria asal Kabupaten Konawe Provinsi Sultra ini memperoleh nilai IPK 3,89 dan predikat Cumlaude. (*)
(TribunnewsSultra.com/Apriliana Suriyanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.