Berita Konawe Selatan

Ibu Adukan Anak Hilang di Pesantren ke Polda Sulawesi Tenggara, Sudah 5 Bulan Lapor Polsek Ranomeeto

Orangtua Agung Kurniawan, remaja yang dilaporkan hilang di Pondok Pesantren mengadu ke Polda Sulawesi Tenggara (Sultra).

|
Penulis: Laode Ari | Editor: Amelda Devi Indriyani
(TribunnewsSultra.com/La Ode Ari)
Aisyah, ibu dari Agung Kurniawan, remaja yang dilaporkan hilang di Pondok Pesantren Tahfizul Quran Darul Raihanun di Desa Ambaipua, Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan. Aisyah meminta pengusutan kasus hilangnya Agung ditangani Polda Sultra, Senin (15/7/2024), setelah lima bulan melaporkan di Polsek Ranomeeto. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Orangtua Agung Kurniawan, remaja yang dilaporkan hilang di pondok pesantren (ponpes) mengadu ke Polda Sulawesi Tenggara (Sultra).

Orangtua bersama sejumlah mahasiswa dan rekan korban pada Senin (15/7/2024) mendatangi Polda Sultra untuk menuntut pengungkapan kasus hilangnya remaja 15 tahun itu.

Agung dilaporkan hilang dari Pondok Pesantren Tahfizul Quran Darul Raihanun di Desa Ambaipua, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan, pada 27 Februari 2024 lalu.

Informasi hilangnya Agung diterima keluarga saat disampaikan pihak pondok pesantren yang tidak melihat keberadaan korban.

Keluarga kemudian melaporkan kasus hilangnya Agung ke Polsek Ranomeeto.

Namun selama lima bulan pihak keluarga belum menerima perkembangan kasus tersebut.

Aisya, ibu Agung mengatakan sebelum menerima laporan anaknya hilang, ia bertemu di pasar pada 25 Februari.

Baca juga: Kronologi Nenek di Konawe Selatan Sulawesi Tenggara Hilang Saat ke Kebun hingga Ditemukan Selamat

Aisya bahkan sempat memberikan uang saku ke Agung sebelum kembali ke pondok.

Namun beberapa hari kemudian, baru menerima laporan bahwa Agung sudah tiga hari tidak mondok di pesantren.

"Pihak pondok menyampaikan anak kami hilang sudah tiga hari tidak ada di pondok. Mereka minta anak kami kembali ke pondok sementara setahu kami dia ada disitu," ujar Aisya.

Ia menyebut sebelum dilaporkan hilang, dia bertemu anaknya di pasar dan saat itu baru selesai meminta sumbangan.

"Anak saya saat ketemu sama temannya mereka baru pulang dari minta-minta sumbangan," katanya.

Aisya bahkan sempat mempertanyakan tanggungjawab pihak pondok karena tak mengetahui keberadaan peserta didik mereka.

Namun pihak pondok pesantren menyangkal karena menyebut Agung pergi tanpa sepengetahuan pembina pondok.

Baca juga: Misteri Hilangnya Siswa Pondok Pesantren di Konsel Sultra Belum Terungkap, Permintaan Orangtua Agung

"Saya pertanyakan karena di mana-mana kalau pondok pesantren itu anak-anak tidak bisa keluar tanpa ijin sepengetahuan pembina," jelasnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved