Kisah Viral
Viral Kisah Tragis Hind Rajab Anak 6 Tahun Tewas Dibombardir 355 Peluru ke Arah Mobil Korban
Berikut ini viral kisah tragis yang dialami Hind Rajab, seorang anak berusia 6 tahun. Ia tewas ditangan Israel karena terkena hantaman peluru.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Berikut ini viral kisah tragis yang dialami Hind Rajab, seorang anak berusia 6 tahun.
Ia tewas ditangan Israel karena terkena hantaman peluru.
Hind Rajab yang menaiki mobil bersama keluarganya, ternyata tak mampu selamat.
Hind Rajab justru tewas tertembak dari hantaman peluru.
Seperti diketahui, Israel terus menghantui Kota Gaza.
Kisah Hind Rajab menjadi salah satu yang tersorot ke publik hingga viral di media sosial.
Baca juga: Jantung Kota Gaza Dikepung Perang saat Hari Raya Idul Adha 2024, Kondisi Pilu Dilewati Warga
Hasil investigasi yang dilakukan kelompok penelitian multidisiplin Arsitektur Forensik menyimpulkan bahwa gadis Palestina berusia enam tahun, Hind Rajab, dan beberapa kerabatnya dibunuh oleh penembak tank Israel yang melepaskan rentetan tembakan ke mobil mereka.
Di mana terkuak, seorang penembak tank Israel melepaskan 355 peluru ke mobil yang membawa Hind dan kerabatnya.
Para penembak itu mengetahui bahwa mereka ada di dalamnya.
Alhasil, Hind dan kerabatnya terbunuh pada tanggal 29 Januari di mana, ia berusaha meninggalkan Kota Gaza dari serangan militer Israel.
Serangan demi serangan tak mampu Hind Rajab hindari.
Kala meninggalkan lingkungan mereka di Kota Gaza setelah militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi di daerah tersebut.
Sampai pada akhirnya, jenazah Hind Rajab dan kerabatnya baru ditemukan 12 hari kemudian.
Hasil Investigasi
Arsitektur Forensik memetakan total 335 lubang peluru di Kia Sedan yang mereka bunuh.
Investigasi, yang dilakukan bekerja sama dengan Earshot dan jurnalis dari Fault Lines Al Jazeera, juga menemukan bahwa dua petugas medis Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) yang mencoba menyelamatkan Hind juga tewas oleh tembakan tank Israel.
Meskipun kematian sebagian besar warga Palestina yang dibunuh oleh Israel dalam perang genosida di Gaza luput dari perhatian, pembunuhan Hind mendapat perhatian internasional ketika PCRS menerbitkan audio seruan bantuan yang dibuat oleh sepupu Hind, Layan Hamadam yang berusia 15 tahun.
Setelah orang dewasa di dalam mobil ditembak dan dibunuh, Layan mati-matian menggunakan ponselnya untuk menghubungi petugas operator PRCS.
Baca juga: Resolusi KTT OKI Terkait Konflik di Gaza
Layan berkata, “Mereka menembaki kami. Kendaraan Tank itu ada di sebelah saya. [Kami bersembunyi] di dalam mobil. Kami berada di sebelah tank.”
Layan berteriak sampai suaranya berhenti tiba-tiba dua puluh detik setelah panggilan telepon tersebut.
Selama panggilan tersebut, total 64 suara rentetan tembakan terdengar hanya dalam 6 detik, yang menunjukkan jarak tembak 750–900 peluru per menit.
Kisaran peluru per menit ini konsisten dengan persenjataan yang dikeluarkan tentara Israel, seperti senapan serbu M4 atau senapan mesin FN MAG pada tank Merkava.
Israel telah mencoba untuk mengklaim bahwa tank-tanknya tidak berada di daerah di mana Hind, Layan, dan kerabat mereka dibunuh.
Israel malah menyatakan mereka dibunuh oleh tembakan Hamas.
Namun Arsitektur Forensik mencatat bahwa jarak tembak yang diamati dalam panggilan tersebut melebihi jarak tembak senapan serbu AK-47 yang paling umum digunakan oleh Hamas.
Dengan mengukur suara peluru yang melaju dengan kecepatan supersonik dan membandingkannya dengan suara ledakan dari moncong senjata yang mencapai alat perekam dengan kecepatan suara, Earshot dapat menentukan bahwa tank tersebut menembaki mobil Hind dan Layan terletak antara 13 dan 23 meter jauhnya.
“Pada jarak seperti itu, tidak masuk akal bahwa penembak tidak dapat melihat bahwa mobil tersebut ditempati oleh warga sipil, termasuk anak-anak,” tulis Forensic Architecture.
“Analisis balistik mendukung kata-kata terakhir Layan Hamada: suara tembakan berasal dari tank yang berada di sebelah mereka.”
Setelah penembak tank Israel membunuh Layan, Hind yang berusia enam tahun adalah satu-satunya orang yang masih hidup di dalam mobil.
Petugas operator PCRS mengirim paramedis Yusuf al-Zeino dan Ahmed al-Madhoun dengan ambulans untuk menyelamatkannya. Sesampainya di lokasi mobil Hind, mereka langsung dibunuh.
Arsitektur Forensik melaporkan ambulans itu dihancurkan menggunakan peluru High Explosive Anti-Tank Multi-Purpose-Tracer (HEAT-MP-T) 120 mm M830A1.
“Penilaian kami terhadap posisi tank pada saat serangan, beserta arah tembakan, menunjukkan bahwa ambulans kemungkinan besar terkena amunisi dari tank Israel,” tulis Arsitektur Forensik. (*)
SUMBER: THE CRADLE
(Tribunnews.com)(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.