BKKBN Sultra

BKKBN Sulawesi Tenggara Dorong Penggunaan Kartu Kembang Anak di Posyandu, Ini Manfaatnya

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tenggara (Sultra) terus mendorong penggunaan Kartu Kembang Anak (KKA) di posyandu

|
Istimewa
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tenggara (Sultra) terus mendorong penggunaan Kartu Kembang Anak (KKA) di posyandu secara benar. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, BAUBAU - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tenggara (Sultra) terus mendorong penggunaan Kartu Kembang Anak (KKA) di posyandu secara benar.

Penggunaan KKA ini disosialisasikan melalui Orientasi Penggunaan KKA pada kelompok Bina Keluarga Balita (BKB) di aula Dinas PPKB Kota Baubau, pada Jumat (17/5/2024).

Kegiatan yang diinisiasi BKKBN Sultra dan difasilitasi Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kota Baubau, ini dihadiri dan dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas PPKB kota Baubau, Fanti Frida Yanti.

Kepala Bidang KS, Hasrin Amin, Ketua IPeKB Sultra, Hasrul Hasti, serta jajaran Dinas PP dan KB Kota Baubau.

Kegiatan ini juga dihadiri seluruh kader BKB, Penyuluh KB, pengelola Faskes dan PIK Remaja dan keluarga Baduta berjumlah 60 orang.

Kadis PPKB Kota Baubau, Fanti Frida Yanti mengatakan tujuan kegiatan ini untuk membekali para kader dalam melaksanakan tugasnya sebagai kader yang mendampingi kelompok BKB.

Selain menunjang dan memastikan pertumbuhan dan perkembangan, Kartu Kembang Anak juga bisa menjadi alat deteksi dini dari risiko stunting dan masalah gizi lainnya.

Baca juga: BKKBN Sulawesi Tenggara Jelaskan Best Practice Penanganan Stunting di Kampung KB Nanga-nanga Kendari

"Kegiatan penyuluhan yang dilakukan kader BKB kepada orangtua dan anggota keluarga lain, untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang anak, dalam membina tumbuh kembang balita, para pengelola, kader dan orang tua perlu mengetahui cara menjaga perkembangan balita dengan menggunakan Kartu Kembang Anak,” kata Fanti Frida.

Salah satu penanganan utama yang dapat diberikan kepada anak usia 0 - 24 bulan adalah dengan memberi pola asuh yang tepat.

Ibu yang memiliki bayi disarankan dapat menstimulasi secara penuh untuk meningkatkan perkembangan motorik halus, kasar, sosial dan bahasa pada bayi.

Orangtua dan keluarga perlu mendapatkan keterampilan dan pengetahuan dalam pengasuhan, salah satunya diwujudkan melalui kelompok kegiatan BKB.

Menurut Fanti, Indonesia memiliki tiga permasalahan utama terkait gizi yakni kekurangan gizi, kekurangan gizi mikro, dan kelebihan gizi atau obesitas.

Orientasi Penggunaan KKA (Kartu Kembang Anak) pada kelompok BKB yang dilaksanakan pada Jum'at tanggal 17 Mei 2024 bertempat di aula Dinas PP dan KB Kota Baubau Sulawesi Tenggara.
Orientasi Penggunaan KKA (Kartu Kembang Anak) pada kelompok BKB yang dilaksanakan pada Jum'at tanggal 17 Mei 2024 bertempat di aula Dinas PP dan KB Kota Baubau Sulawesi Tenggara. (Istimewa)

Terlepas dari cita-cita Indonesia menjadi negara maju berkedudukan tinggi, stunting yang dialami lebih dari 7 juta anak Indonesia adalah beban nasional yang masih harus dipikul.

Angka ini menempatkan Indonesia di antara negara-negara dengan prevalensi stunting tertinggi.

Anak-anak ini mengalami gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif yang dampaknya akan melekat seumur hidup mereka.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA
Komentar

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved