Berita Baubau

Pengusaha Ikan di Baubau Sultra Keluhkan Kurangnya Fasilitas Usaha saat Ngopi Bersama SKIPM Baubau

Sejumlah pengusaha ikan di Kota Baubau Sulawesi Tenggara (Sultra) mengaku kesusahan karena kurangnya fasilitas yang mendukung usaha perikanan.

(TribunnewsSultra.com/Harni Sumatan)
Sejumlah pengusaha ikan di Kota Baubau Sulawesi Tenggara (Sultra) mengaku kesusahan karena kurangnya fasilitas yang mendukung usaha perikanan. Keluhan tersebut disampaikan para pengusaha ikan saat kegiatan Ngopi Bersama yang digelar Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Baubau sejak Kamis (2/5/2024). 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, BAUBAU - Sejumlah pengusaha ikan di Kota Baubau Sulawesi Tenggara (Sultra) mengaku kesusahan karena kurangnya fasilitas yang mendukung usaha perikanan.

Apalagi bagi pengusaha yang hendak mengirim usaha perikanannya keluar daerah.

Keluhan tersebut disampaikan para pengusaha ikan saat kegiatan Ngopi Bersama yang digelar Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Baubau sejak Kamis (2/5/2024).

Pertemuan tersebut juga untuk meningkatkan pemahaman tentang penangkapan ikan dan hasil perikanan.

Menanggapi keluhan tersebut, Kepala SKIPM Baubau, Yuni Irawati Wijaya mengatakan pihaknya harus melihat lebih lanjut mengenai potensi dan keluhan para pengusaha ikan tersebut.

Namun pada dasarnya yang dapat menyediakan hal tersebut ialah instansi pemerintahan.

"Mengenai permasalahan tersebut pastinya ditelisik lebih dalam serta saya berharap terdapat jalinan komunikasi yang terbangun antara pelaku usaha, nelayan dan seluruhnya agar nanti dapat diambil jalan tengahnya," ungkapnya, Jumat (3/5/2024).

Baca juga: Miliki Fasilitas Lengkap, Aquarium Alami Ikan Purba di Desa Wasuemba Buton Bikin Nyaman Pelancong

Yuni juga menyebutkan sejauh ini kurangnya koordinasi antar pihak membuat semuanya tidak berjalan bersama-sama sehingga permasalahan tidak tersampaikan.

Termasuk pelaku usaha bidang perikanan di Kota Baubau yang tidak seluruhnya terpantau, sebab pantauan dapat dilaksanakan pada usaha-usaha yang bersertifikat.

"Jadi jelas kalau tidak bersertifikat kami tidak ada jadwal untuk melakukan pengecekan kesana, tapi untuk yang bersertifikat ini sudah kami pastikan berkualitas baik," imbuhnya.

Di Kota Baubau usaha perikanan bersertifikat CPIB atau Cara Pembenihan Ikan yang Baik terdaftar 35 usaha.

Sementara masih cukup banyak pengusaha perikanan di Kota Baubau belum memiliki sertifikat.

Yuni beranggapan hal tersebut terjadi sebab pelaku usaha masih merasa ikan tangkapan nelayan dapat saja habis terjual tanpa memiliki sertifikat.

Pihaknya pula menargetkan sekira 100 sertifikat CPIB untuk seluruh kepulauan Buton.(*)

(TribunnewsSultra.com/Harni Sumatan)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved