Berita Kendari

Keluh Pedagang di Kawasan Eks MTQ Kendari Sultra: Pemerintah Mau Kita Kelaparan Kayak Rohingya

Sejumlah pedagang di Tugu Religi Sulawesi Tenggara (Sultra) menolak kebijakan Pemerintah Kota Kendari soal rencana penertiban lapak.

Penulis: Laode Ari | Editor: Sitti Nurmalasari
Dokumentasi TribunnewsSultra
Sejumlah pedagang di Tugu Religi Sulawesi Tenggara (Sultra) menolak kebijakan Pemerintah Kota Kendari soal rencana penertiban lapak. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Sejumlah pedagang di Tugu Religi Sulawesi Tenggara (Sultra) menolak kebijakan Pemerintah Kota Kendari soal rencana penertiban lapak.

Penolakan pedagang menyusul surat perintah pembongkaran mandiri lapak di kawasan tersebut yang dilayangkan PUPR Kota Kendari.

Menurut para pedagang, mereka membuka usaha hanya untuk mencari kebutuhan sehari-hari.

Ita, salah seorang pedagang minuman di Kawasan Eks MTQ Kendari mengatakan, upaya pemerintah menggusur lapak sangat merugikan masyarakat.

Karena dirinya menjadikan lapak di situ untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari, bahkan hasil dagangan itu bisa disisipkan untuk biaya sekolah dua anaknya.

Baca juga: Alasan Penertiban Lapak Pedagang di Kawasan Eks MTQ Kendari, Pemkot Minta Pemilik Bongkar Sendiri

"Ini kalau kita mau digusur mi, di mana mau cari penghasilan. Anakku juga biaya sekolahnya dari jualan minuman ini," ujarnya saat ditemui, Jumat (19/4/2024).

Ita mengungkapkan penghasilan per hari di lapak itu berada kisaran Rp50 ataupun Rp100 ribuan.

Namun, penghasilan itu bisa bertambah jika ada agenda besar atau event di Kawasan Eks MTQ.

Ita mengatakan ada event tertentu, dirinya bersama sang anak membawa dagangan di dalam Tugu Religi Sultra.

Dirinya meminta Pemkot Kendari mencoba melihat para pedagang sebelum menertibkan.

Baca juga: Lahan Relokasi Pedagang di Kawasan Eks MTQ Tak Disiapkan, Sekda Kendari Sebut Pasar Sudah Siap

"Ini pemerintah kayaknya mereka tidak senang kalau masyarakatnya sejahtera. Maunya mereka lihat kita susah, kayak masyarakat Rohingya," ungkap Ita.

Sementara alasan dirinya berjualan di Kawasan Eks MTQ Kendari karena lokasi itu selalu ramai di sore hari apalagi di kala event besar.

Lapak itu juga tempat menyimpan bahan jualan bukan tempat tinggal seperti yang dikatakan kumuh oleh Pemerintah Kota Kendari.

"Di sini tempatnya ramai, kita mau jualan di mana lagi selain di sini. Seharusnya mereka atur saja di mana tempat yang bisa dijadikan lokasi jualan bukan mau menggusur," ujar Ita. (*)

(TribunnewsSultra.com/La Ode Ari)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved