Kisah "Ladunni" Hafidz dan Qari Legendaris Shalawat Tarhim Raih 5 Ijazah Sekaligus Al Azhar Mesir
Kiai Syawir diwisuda dan mendapat 5 ijazah sekaligus dari pihak Rektorat Universitas al Azhar di Islamic Mission City, Al Azhar, Kairo.
Penulis: thamzil_thahir | Editor: Muhammad Israjab
Biaya tiket pulang pergi, akomodasi selama pendidikan, biaya pendidikan, hingga uang saku, dan biaya perjalanan umrah, sepenuhnya jadi tanggungan yayasan ASFA.
"Bagi saya, Beliau itu (Syafruddin) adalah malaikat berkah, atau siapapun yang ikut membiayainya, hanya Allah yang bisa membalas kebaikan mereka," ujar Kiai Syawir.
Sebagia ungkapan terima kasih, dia dan peserta lain mencatat semua pengeluaran selama periode daurah.
"Mulai dari pembelian air minum, kecap, tomat buah, tambahan makanan pribadi, ongkos ziarah dan lainnya."
Dikatakan, hingga Senin (8/4/2024) malam, nota pengeluaran mereka sudah 20 juta pound Mesir.
Satu Pound Mesir setara Rp334.
Baginya, selama ikut program daurah takhassus di Azhar, dia banyak memperoleh pengalaman spiritual personal.
Kiai Syawir menggambarkan, awalnya dia canggung dan percaya ada lembaga yang mengkongkosi mereka selama di Mesir.
Untuk berjaga-jaga, dia membawa uang saku tabungan rupiah, dan bahkan membawa perhiasan emas.
Baca juga: Gamis Shimmer Hingga Kaftan Paling Banyak Diminati untuk Lebaran Idul Fitri 2024 di Kota Kendari
Namun, kenyataannya selama Ramadan di Mesir, banyak warga dan dermawan yang membantu akomodasi dan konsumsi mereka.
"Ternyata orang Mesir itu sangat sayang sama mahasiswa asing, khususnya Indonesia. Mereka juga sangat dermawan di bulan Ramadan."
Bahkan, tambahnya, di akhir masa pendidikanya, bersama peserta lain, dia juga difasilitasi untuk belanja Lebaran, laiknya di Indonesia.
"Saya juga takjub, dan tak henti-hentinya bersyukur, uang saku saya seperti tambah terus dan tak mau habis. Doa-doa tahajjud, shalat lail dan mukjizat saya selama menjaga Quran semakin saya rasakan di Mesir." ujarnya.
Kiai Syawir bahkan tak menyangka, rangkaian kemudahan itu membuatnya dipertemukan dengan syeikh Mesir yang menuntun kami mempelajari ilmu ladunni kehidupan.
"Syeikh itu menuntun kami kian yakin, bahwa menuntut ilmu itu sepanjang hayat, dan Allah membuktikan itu hampir tiap hari."
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.