Kisah "Ladunni" Hafidz dan Qari Legendaris Shalawat Tarhim Raih 5 Ijazah Sekaligus Al Azhar Mesir
Kiai Syawir diwisuda dan mendapat 5 ijazah sekaligus dari pihak Rektorat Universitas al Azhar di Islamic Mission City, Al Azhar, Kairo.
Penulis: thamzil_thahir | Editor: Muhammad Israjab
Sejak 2011 lalu, pondoknya sudah mewisuda hampir 500-an huffadz dan huffadzah (santri-santriwati penghafal Quran).
Di dekade 1980-an, --saat kuliah di Perguruan Tinggi Ilmu Quran (PTIQ) Jakarta, dia lantunkan shalawat tahrim (bacaan khas sebelum azan sholat) di studio rekaman, dan pitanya dicopy lebih dari 500 ribu pita kaset.
Qori legenda Indonesia, KH Muammar MZ, almarhum KH Noer Muhammad Iskandar, adalah gurunya.
Tiga puluh tahun terakhir, Kiai Syawir jadi juri MTQ atau STQ level nasional, regional, nasional hingga internasional.
Syawir tak kuasa mengungkapkan syukur dan bahagianya. Kenapa?
Selain ikut pendidikan khusus lima mata kuliah Islam dengan beasiswa, dapat lima syahadah, Kiai Syawir juga akan menunaikan umrah Syawal 1445 H dan wisata religi di Arab Saudi selama dua pekan.
Lima mata kuliah khusus dengan ijazah keilmuan spesifik; pertama pengembangan keterampilan bahasa Arab, ijazah kedua insight global dai sesuai tuntutan zaman.
Materi ketiga, membongkar pemikiran ekstrimisme, sesi keempat keterampilan dalam berfatwa, dan sesi kelima hukum tilawah al-Quran dan tajwid.
Syawir Dahlan, peserta tertua 62 tahun, menyebutkan selama 2 bulan menyelesaikan 5 kegiatan daurah.
Daurah pagi: 2 pekan pertama: Tanmiyah Maharah Lugawiyah, 2 pekan kedua: I'dad ad-Da'iyah a-Mu'shir.
Dua pekan ketiga: Tafkik al-Fikr al-Muthatharrif, 2 pekan keempat: Maharat al-Bahts wal Ifta' Daurah Siang: Selama 4 pekan: Tahsinul Qiraah wat Tajwid.
Baca juga: Apakah Hubungan Suami Istri saat Hari Raya Idul Fitri Dilarang? Simak Hukumnya dalam Islam
"Yang membuat kami lebih bersyukur 90 persen program itu dilaksanakan di bulan Ramadan, hingga kami bisa tarwih, tahajjud, mendaras hafalan, sekaligus menyaksikan langsung sistem pendidikan dan toleransi beragama di Mesir," ujarnya.
Program ini sepenuhnya atas inisiatif Yayasan Lazis Asfa (Assalam fil Alamin) Jakarta.
Ini adalah lembaga nirlaba berbasis di Jakarta.
Pendirinya antara lain, Komjen Pol (Purn) Syafruddin Kambo.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.