Berita Muna

Plt Bupati Muna Bachrun Labuta Tak Takut Kehilangan Hutan Demi Kebun Jagung

Pelaksana Tugas (Plt.) Bupati Muna, Bachrun Labuta, mengaku tak takut kehilangan hutan demi kebun jagung yang sedang dicanangkan. 

Penulis: La Ode Risman Hermawan | Editor: Amelda Devi Indriyani
(TribunnewsSultra.com/La Ode Risman Hermawan)
BACHRUN LABUTA - Plt. Bupati Muna, Bachrun Labuta, mengaku tak takut kehilangan hutan demi kebun jagung dalam skala besar yang sedang dicanangkan, Selasa (26/3/2024). (TribunnewsSultra.com/La Ode Risman Hermawan) 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, MUNA - Pelaksana Tugas (Plt.) Bupati Muna, Bachrun Labuta, mengaku tak takut kehilangan hutan demi kebun jagung yang sedang dicanangkan. 

Apalagi Pemerintah Kabupaten Muna baru saja meresmikan pabrik jagung untuk menampung hasil pascapanen di Desa Bea, Kecamatan Kabawo, Kabupaten Muna

Bachrun tak khawatir dengan ancaman kekeringan seperti yang terjadi di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), karena dugaan eksportasi hutan untuk kebun jagung.

“Ini cerita dari orang pintar, di Muna, biar habis semua hutannya, tidak akan kering,” katanya usai peresmian pabrik jagung di Desa Bea, Selasa (26/3/2024).

Menurut Bachrun, bentang alam Kabupaten Muna dikelilingi batuan karst yang dipercaya memiliki kemampuan menangkap dan menampung air.

“Kenapa? Karena air dari Muna ini, air dari langit, air hujan," ujarnya. 

Kemampuan karts menangkap air sama dengan kemampuan hutan menangkap air. Ketika dia jatuh ke tanah, air tinggal di bawah. Ini orang Kanada yang cerita,” ujarnya. 

Baca juga: Pemda Muna Resmikan Pabrik Pengolahan Jagung di Desa Bea, Jaga Kepastian Harga dan Pasar Petani

Selain dari petani, Bachrun menyebut pemerintah saat ini sedang mencanangkan pembukaan lahan di Kabupaten Muna untuk kebun jagung dalam skala besar. 

“TNI diminta oleh menteri menyiapkan lahan 500 hektare. Saya bilang, saya siapkan, karena proyek kita kalau lahan ini sampai 50 ribu hektare,” ujarnya. 

Pembukaan lahan dalam skala besar itu untuk menjaga produksi pabrik jagung yang baru saja diresmikan. 

“Dari petani sebenarnya sudah banyak. Ini jagung mereka semua. Pemerintah akan menyiapkan lahan yang lain untuk menjaga kelangsungan produksi,” ungkapnya. 

Dia menjelaskan pemerintah daerah melibatkan PT Datu Nusra Agribisnis (DNA) dalam pengelolaan pabrik jagung tersebut. 

PT DNA dalam mengoperasikan pabrik dengan menerima hasil panen melalui penyortiran mutu, pengolahan, hingga pemasaran jagung.

Baca juga: Melihat Proses Pengolahan Jagung di Pabrik Desa Bea Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara

“Pertama itu mutu, kedua pasar. Selama ini yang bikin susah petani di harga jagung,” ungkapnya. 

Dalam kontrak Pemerintah Daerah Kabupaten Muna dan PT DNA, perusahaan menerima jagung di harga Rp4.200 per kilogram untuk kadar air 15 persen. 

“Di kontrak kita itu harga jagung kadar air 15 persen Rp4.200 per kilogram. Boleh lebih mahal,” jelasnya. 

Dengan kehadiran pabrik, kepastian pasar dan harga jagung diharapkan tidak lagi menjadi masalah bagi petani. 

Menurut Bachrun, petani saat ini harus didukung untuk memproduksi jagung lebih banyak. 

“Tugas pemerintah hari ini kita dorong petani agar produksinya lebih tinggi,” pungkasnya. (*)

(TribunnewsSultra.com/La Ode Risman Hermawan)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved