Berita Sulawesi Tenggara

Bintara Brimob Polda Sulawesi Tenggara Meninggal karena DBD, Orangtua Korban Sebut Ada Kejanggalan

Seorang bintara remaja Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara (Polda Sultra), Bripda AI meninggal dunia usai divonis menderita Demam Berdarah Dengue.

|
Penulis: Laode Ari | Editor: Sitti Nurmalasari
handover
Seorang bintara remaja Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara (Polda Sultra), Bripda AI meninggal dunia usai divonis menderita Demam Berdarah Dengue (DBD). Kondisi korban sebelum dirawat di rumah sakit dinilai janggal oleh pihak keluarga korban. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Seorang bintara remaja Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara (Polda Sultra), Bripda AI meninggal dunia usai divonis menderita Demam Berdarah Dengue (DBD).

Kondisi korban sebelum dirawat di rumah sakit dinilai janggal oleh pihak keluarga korban.

Keluarga menyebut korban dirawat di rumah sakit bukan karena penyakit DBD, melainkan ada penyebab lain karena kondisinya belum pulih.

Bripda AI merupakan anggota polisi angkatan 50 yang baru saja menjalani pendidikan bintara.

Korban kini menjalani orientasi atau bertugas di Satuan Brimob Polda Sultra.

Baca juga: Dinas Kesehatan Kota Kendari Sebut 3 Kecamatan Ini Tinggi Kasus DBD, Baruga Urutan Pertama

Orangtua Bripda AI, FA mengatakan, pihak keluarga mendapati korban sudah meninggal setelah ditelepon petugas di RS Aliyah 3 pada Jumat (2/2/2023) lalu.

"Saya datang karena ditelepon sama pihak rumah sakit anak saya sudah meninggal dan saya lihat keluar darah di hidung, di lantai juga banyak bercak darah," ungkapnya saat dikonfirmasi, Senin (26/2/2024).

FA, mengatakan, sebelum meninggal anaknya itu sempat menjalani perawatan di RS Bhayangkara Kendari karena diduga menderita DBD.

"Saat itu, dari keterangan dokter yang periksa meninggal karena DBD," ungkapnya.

Kondisi Bripda AI disebut semakin memburuk karena HB darah korban di bawah 100 atau belum stabil.

Baca juga: Forum Pengurangan Risiko Bencana Sulawesi Tenggara Fogging Pemukiman Warga di Kendari Cegah DBD

Namun, saat itu korban dipulangkan dan kembali menjalani perawatan di Klinik Brimob Polda Sultra.

Orangtau Bripda AI sempat memprotes ke dokter jaga karena korban dipindahkan dari rumah sakit dalam kondisi belum pulih total.

"Saya sempat tanya ke dokter jaganya karena HB di bawah 100 masih bisa drop dan kenapa belum pulih tapi sudah dipindahkan ke klinik," jelasnya.

FA mengatakan pihaknya menduga anaknya itu meninggal bukan karena sakit tapi disiksa.

Karena saat di Rumah Sakit Aliyah 3, kondisi Bripda AI sudah tidak bernyawa dan mengeluarkan darah di mulut sama hidung.

Baca juga: Update Kasus DBD di RSUD Kota Kendari Sulawesi Tenggara, Kini Capai 78 Orang di Januari 2024

"Memang dari keterangan dokter karena DBD, tapi saya tidak terima kenapa dipindahkan ke klinik saat kondisinya belum pulih," ungkap FA.

Untuk itu, pihaknya masih akan meminta keterangan Biddokes dan Polda Sultra karena kematian anaknya itu dinilai janggal.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Sultra, Kombes Iis Kristian membenarkan terkait informasi anggota Polda Sultra yang meninggal karena DBD.

Namun terkait identitas dan kronologi termasuk riwayat penyakit korban hingga meninggal dunia, pihaknya masih menunggu keterangan dari Biddokes.

"Iya benar ada yang meninggal, tapi untuk informasi pastinya saya masih tunggu keterangan RS Bhayangkara Kendari," ucap Iis Kristian. (*)

(TribunnewsSultra/La Ode Ari)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved