Sultra Economic Outlook 2024

Ekspor Masih Didominasi Mineral Logam, Dosen FEB UHO Sebut Masa Depan Sultra Pertanian Bukan Tambang

Syamsul Anam menyebut hal ini sangat berbahaya, karena masa depan masyarakat Sulawesi Tenggara secara umum yakni bidang pertanian, bukan pertambangan.

Penulis: sawal | Editor: Sitti Nurmalasari
Dokumentasi TribunnewsSultra
Selama lima tahun terakhir (2018 sampai dengan 2023), ekspor Sulawesi Tenggara (Sultra) masih didominasi mineral logam. Hal tersebut disampaikan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Syamsul Anam saat hadir sebagai pembicara dalam diskusi nasional Sultra Economic Outlook 2024. Acara yang digelar Tribun Network dan TribunnewsSultra.com ini mengusung tema Potensi Investasi pada Tahun Politik, Ruang Pola Gubernur Sultra, Selasa (5/12/2023). 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Selama lima tahun terakhir (2018 sampai dengan 2023), ekspor Sulawesi Tenggara (Sultra) masih didominasi mineral logam.

Hal tersebut disampaikan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Syamsul Anam saat hadir sebagai pembicara dalam diskusi nasional Sultra Economic Outlook 2024.

Acara yang digelar Tribun Network dan TribunnewsSultra.com ini mengusung tema Potensi Investasi pada Tahun Politik, Ruang Pola Gubernur Sultra, Selasa (5/12/2023).

Syamsul Anam menyebut hal tersebut sangat berbahaya, karena masa depan masyarakat Sulawesi Tenggara secara umum yakni bidang pertanian, bukan pertambangan.

Menurutnya, pertambangan ini hanya dipakai untuk melenting dan memanfaatkan teknologi, dimana memang permintaan internasional yang besar, tetapi sektor ini tidak akan selamanya.

Baca juga: BPS Sebut Jumlah Kemiskinan Sultra Masih Tinggi Capai 321,53 Orang Padahal Nilai Ekonomi Meningkat

"Bahkan bukan hanya produk komoditinya, negara tujuan ekspornya juga didominasi oleh negara Tiongkok. Jadi kalau ada apa-apa besi dan baja, atau ada apa-apa dengan Tiongkok, ini masalah dan Sultra ini selesai," tuturnya.

Tegas Syamsul Anam, produk komoditinya hingga negara yang menjadi tujuan ekspor terkonsentrasi, ini malah bukan maju tetapi akan mengalami kemunduran.

"Sementara mimpi konvergen untuk membangun ekonomi dengan daerah lain atau secara nasional, itu hanya mimpi saja", ungkapnya.

Oleh karena itu, sektor industri pertanian harus menjadi perhatian untuk seluruh pengambil kebijakan baik di daerah maupun nasional.

"Secara historis di sektor pertanian secara umum, Sulawesi Tenggara pernah ekspor buah-buahan, kakao, ikan, udang dan sebagainya," tutupnya. (*)

(TribunnewsSultra.com/Sawal)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved