Sultra Economic Outlook 2024

BPS Sebut Jumlah Kemiskinan Sultra Masih Tinggi Capai 321,53 Orang Padahal Nilai Ekonomi Meningkat

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara, menyebut jumlah masyarakat miskin di Sultra terus naik di tahun 2023.

Penulis: Laode Ari | Editor: Muhammad Israjab
Laode Ari
Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Agnes Widiastuti saat di acara Sultra Economic Outlook 2024. 

TRIBUNNEWSULTRA.COM, KENDARI - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara (Sultra), menyebut jumlah masyarakat miskin di wilayah ini terus naik tahun 2023.

Hal tersebut disampaikan Kepala BPS Sultra, Agnes Widiastuti saat dialog 'Sultra Economic Outlook 2024', di Gedung Pola Kantor Gubernur Sultra, Selasa 05/12/2023).

Agenda yang digagas Tribun Network ini, mengambil tema potensi Investasi di tahun politik.

Dalam pemaparannya, Agnes mengatakan dari data BPS, jumlah masyarakat miskin di Sultra periode september 2022-maret 2023 tercatat berjumlah 321,53 ribu orang.

Baca juga: Sesmenko Susiwijono Harap Sultra Bisa Jaga Laju Inflasi, Upaya Bangun Perekonomian Nasional

Dengan presentase kenaikan jumlah penduduk miskin di Sultra sebesar 11,27 persen atau naik 0,16 dibanding data september 2022.

"Jumlah penduduk naik 6,79 ribu orang dibanding september 2022, dan 11,74 dari data bulan maret 2022," kata Agnes.

Ia mengungkapkan kenaikan jumlah pendudui miskin ini seiring drngan nilai ekonomi yang diklaim pemerintah semakin meningkat.

Dari data itu, kata Agnes, jumlah masyarakat miskin di desa jumlahnya lebih banyak di banding warga di wilayah perkotaan.

Jumlah warga miskin di desa pada maret 2023 sebesar 13,94 persen. Sementara kota 7,40 persen.

Jumlah orang miskin di wilayah pedesaan dari data BPS bekerja sebagai petani.

Padahal sektor pertanian menyumbang nilai tambah pertumbuhan nilai ekonomi (PDRB) Sultra menurut lapangan usaha.

Baca juga: Strategi 4K Kemenko Perekonomian dalam Kendalikan Inflasi, Bisa Diterapkan Setiap Daerah

"Sektor petanian menyumbang PDRB senilai 21,99 persen pada triwulan III 2023," ucap Agnes.

Ia mengungkapkan, jumlah warga miskinĀ  yang bekerja sebagai petani terus naik meskipun, sektor pertanian jadi andalan dalam mengurangi angka pengguran di Sulawesi Tenggara.

"Padahal Sektor pertanian ini menyerap 30,81 persen tenaga kerja," ujarnya.

Dampak kenaikan jumlah warga miskin yang berpenghasilan sebagai petani, menurut BPS bisa jadi terjadi karna para petani mengolah lahan menggukan alat seadanya.

"Jadi kalau sektor pertanian ini teknologinya ditingkatkan, bisa nanti pertumbuhan ekonomi 5,4 persen bisa tercapai," tutur Agnes. (*)

(TribunnewsSultra.com/La Ode Ari)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved