Sultra Economic Outlook 2024

Ini Faktor Pendorong dan Penahan Pertumbuhan Ekonomi di Sulawesi Tenggara 2024 Dibagikan BI Sultra

Ini faktor pendorong dan penahan pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tenggara (Sultra) tahun 2024.

Penulis: Dewi Lestari | Editor: Amelda Devi Indriyani
(Tribunnewssultra.com/Dewi Lestari)
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sultra, Doni Septadijaya menerima cenderamata dari CEO Tribun nNetwork Dahlan Dahi, saat menjadi narasumber Sultra Economic Outlook 2024, Selasa (5/12/2023). Kepala Kantor BI Sultra Doni bagikan faktor pendorong dan penahan pertumbuhan ekonomi di Sultra. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Ini faktor pendorong dan penahan pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tenggara (Sultra) tahun 2024.

Faktor pendorong dan penahan tersebut dibagikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sultra, Doni Septadijaya saat menjadi narasumber Sultra Economic Outlook 2024, di Kantor Gubernur Sultra, Selasa (5/12/2023).

Kepala Kantor Perwakilan BI Sultra, Doni Septadijaya mengatakan faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Sultra yakni adanya produksi pertanian yang lebih baik, di mana seiring membaiknya cuaca dan berbagai program sinergi pemerintah dan lembaga terkait.

Kemudian, meningkatnya permintaan aspal Buton, adanya rencana Commisioning Smelter baru PT Ceria Nugraha Indotama.

Lalu, lanjutan dan percepatan pembangunan dua kawasan industri yakni PT Indonesia Pomalaa Industry Park (IPIP) dan PT Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP).

"Peningkatan konsumsi rumah tangga dan pemerintah seiring kenaikan gaji dan dampak dari pemilu juga merupakan faktor pertumbuhan ekonomi di Sultra," kata Doni Septadijaya.

Adapun faktor penahan pertumbuhan ekonomi di Sultra yakni masih lambatnya pertumbuhan ekonomi global yang menahan permintaan ekspor lebih tinggi.

Baca juga: Pj Gubernur Sultra Sebut 3 Hal Penting Dorong Geliat Investasi di Sulawesi Tenggara pada Tahun 2024

Selain itu, kurangnya produktif perkebunan Sultra akibat umur tanaman yang sudah perlu diremajakan dan belum konsistensinya petani terhadap suatu produk.

"Kemudian, Base Effect tingginya kinerja pertambangan pada 2023 akibat baru berlakunya kebijakan FEB nikel," jelasnya.

Kegiatan diskusi yang bertajuk "Potensi Investasi Pada Tahun Politik" ini menghadirkan Narasumber dari berbagai latar belakang.

Diantaranya dari unsur Pemerintahan yakni Pj Gubernur Sultra Andap Budhi Revianto.

Plt Deputi Koordinator Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian Feri Irawan yang bergabung sacara virtual.

Kepala BPS dan Kepala BI Sultra, termasuk dari akademisi yakni Syamsul Anam Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Haluoleo. (*)

(Tribunnewssultra.com/Dewi Lestari)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved