Mengenal Nyamuk Wolbachia Penangkal Virus DBD Karya Bill Gates, Bakal Disebar di Lima Kota Indonesia
Mengenal Nyamuk Wolbachia penangkal virus dangue yang dikembangbiakkan oleh miliarder Amerika Serikat (AS) Bill Gates bersama timnya. Berikut beberapa
Penulis: Amelda Devi Indriyani | Editor: Amelda Devi Indriyani
Melansir Tribunnews, Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan, Ngabila Salama mengatakan hal itu sesuai dengan Surat Keputusan Menteri kesehatan RI Nomor 1341 tentang Penyelenggaraan Pilot project Implementasi Wolbachia sebagai inovasi penanggulangan demam berdarah dengue (DBD).
"Lima kota penerapan inovasi Wolbachia sesudah Yogyakarta sesuai SK Kemenkes RI: Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Bontang, Kupang," kata Ngabila dalam keterangannya.
Ngabila menegaskan bahwa manusia tidak dijadikan kelinci percobaan pada program tersebut. Bahkan, tidak dilakukan rekayasa genetik pada nyamuk.
"Karena Wolbachia bakteri alamiah pada serangga, dan tentunya ramah lingkungan karena tidak mengganggu ekosistem atau siklus hidup mikroorganisme lain," ujarnya.
Teknologi Wolbachia melengkapi strategi pengendalian yang berkasnya sudah masuk ke Stranas (Strategi Nasional).
Efektivitas wolbachia sendiri telah diteliti sejak 2011 yang dilakukan oleh WMP di Yogyakarta dengan dukungan filantropi yayasan Tahija.
Penelitian dilakukan melaui fase persiapan dan pelepasan aedes aegypti berwolbachia dalam skala terbatas (2011-2015).
Sementara itu, Ahli kesehatan Masyarakat sekaligus Epidemiolog Dicky Budiman mengingatkan pemerintah perlu berhati-hati menerapkan penyebaran nyamuk Wolbachia di lima kota di Indonesia.
"Sekali lagi hati-hati dalam memilih pendekatan yang melakukan intervensi pada alam dan itu sangat berbahaya," ungkap Dicky Senin(20/11).
Kehati-hatian ini, kata Dicky diperlukan karena data berbasis sains terkait strategi ini belum terlalu kuat.
Masih ada beberapa potensi melemahnya efektifitas akibat berbagai faktor.
Sebagai contoh, suhu bumi yang semakin panas bisa pengaruhi efektifitas penyebaran nyamuk Wolbachia.
"Bahwa pada suhu semakin panas, dampak dari wolbachia dalam media blocking patogen (DBD) ini menurun," kata Dicky.
"Karena pada suhu panas, masa inkubasi nyamuk menggigit seseorang terinfeksi itu menjadi pendek. Ini akhirnya tidak terkejar efektifitasnya," lanjut Dicky.
Kedua, suhu yang semakin panas ini mengurangi perkembangan Wolbachia. Padahal, jumlah nyamuk wolbachia yang cukup banyak dibutuhkan untuk bisa efektif menahan replikasi virus.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.