Wisata Sulawesi Tenggara
Selain Wakatobi, Intip Lokasi 7 Koridor Wisata ‘Seven Wonders’ di Sulawesi Tenggara yang Memesona
Selain Wakatobi, berikut 7 koridor wisata yang disebut ‘Seven Wonders’ atau ‘7 keajaiban’ di Sulawesi Tenggara (Sultra).
Penulis: Content Writer | Editor: Aqsa
Antara lain Kumele (Sungai) Kowiana, Winto, Malaoge, Wahalaka, Lapipi, Lawele, Toruku, dan Wakalambe.
Secara umum, tipe ekosistem di dalam kawasan Lambusango termasuk tipe ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah.
Dengan ‘lantai’ hutan banyak didominasi tumbuhan bawah jenis talas-talasan, pakis hutan, rotan, dan anakan pohon.
Terdapat pula berbagai potensi wisata di kawasan suaka margasatwa ini di antaranya Padang Kuku untuk menikmati panorama alam hingga berkemah hingga air terjun.
3. Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW)
TNRAW di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah salah satu taman nasional pertama sekaligus tertua yang ditetapkan secara hukum di Indonesia pada tahun 1989 lalu.
Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai masuk dalam wilayah 4 kabupaten di Provinsi Sultra.
Daerah tersebut yakni Kabupaten Bombana seluas 45.605 hektare (ha) dan Konawe Selatan (Konsel) seluas 40.527 ha.
TNRAW juga berada di Kabupaten Konawe seluas 6.238 ha dan Kabupaten Kolaka seluas 12.824 ha.
Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai terdiri dari areal hutan bakau, hutan rawa, padang sabana, serta hutan tropis dengan daerah tertinggi berada di 981 meter di atas permukaan laut.
Dikutip TribunnewsSultra.com dari TribunWiki.com, terdapat sekitar 155 spesies burung yang 37 spesies di antaranya merupakan satwa endemik.
Baca juga: Wisata Gunung Teletubbies di Kolaka Timur Sultra, Cocok Jadi Tempat untuk Menikmati Akhir Pekan
Jenis burung yang sangat unik adalah burung kacamata Sulawesi dengan ciri khas lingkaran mata di sekeliling matanya.
Selain jenis burung terdapat juga sapi, rusa, anoa, babirusa, dan lainnya.
Jenis tumbuhan di TNRAW diketahui berjumlah sekitar 323 spesies yang cukup mendominasi seperti, agel, bamboo berduri, pandan dan juga semak belukar.
Terdapat juga berbagai jenis teratai seperti teratai merah, teratai ungu, teratai putih serta teratai dengan warna yang mengikuti kondisi cuaca.
Jenis tumbuhan lain juga dapat dijumpai seperti bunga bakung, talas, rumput bulat, pandan berduri, pudak hijau, dan masih banyak lagi.
Akses menuju ke Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai dapat menggunakan kendaraan pribadi dengan jalur terdekat melalui Punggaluku ke Lanowulu dengan waktu tempuh 2 jam 30 menit.
4. Kawasan Karst Pulau Muna
Kawasan Karst Pulau Muna tersebut tersebar di Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Bahkan dikutip TribunnewsSultra.com dari laman esdm.go.id, Pulau Muna di Provinsi Sultra hampir seluruhnya tersusun oleh batu gamping berumur pleistosen (sekitar 1,8 juta tahun yang lalu).
Batu gamping ini diperkirakan dari Formasi Wapulaka, seperti terlihat pada tebing-tebing batu gamping di sepanjang pantai.
Batu gamping tersebut merupakan terumbu karang yang terangkat dan sekarang membentuk kawasan kars yang luas.
Karst Muna memiliki ciri tersendiri pada proses pembentukannya, selain juga ditandai adanya stalaktit dan stalakmit yang telah menyatu di Gua Liang Metanduno.
Beberapa di antara kawasan karts Muna yang kini menjadi lokasi wisata di antaranya berada di Desa Masalili, Kecamatan Kontunaga.
Wisata Puncak Masalili tersebut bisa diakses menggunakan kendaraan sekitar 30 menit dari Raha, ibu kota Kabupaten Muna.
Baca juga: Dispar Sultra Lindungi Wisata dari Pertambangan, Ingin Karst Matarombeo dan Liangkabori Jadi Geopark
Adapula lokasi wisata prasejarah Gua Liangkabori di Desa Liangkabori, Kecamatan Lohia, yang juga bisa diakses dari pusat Kota Raha sekitar 15-20 menit.
Khusus Kabupaten Muna, bisa diakses dengan menggunakan kapal penyeberangan dari Kota Kendari, ibu kota Sulawesi Tenggara.
5. Kawasan Karst Matarombeo Konawe Utara
Kawasan karst Matarombeo yang belum terjamah banyak wisatawan tersebut berlokasi di Pegunungan Matarombeo, Kabupaten Konawe Utara (Konut), Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Obyek wisata yang ditetapkan sebagai salah satu Seven Wonder atau 7 keajaiban wisata Sultra itu merupakan salah satu kawasan karst terluas di Pulau Sulawesi.
Terdapat situs gua prasejarah Gua Tengkorak Matarombeo di kawasan karst tersebut.
“Salah satu kawasan karst yang terdapat lukisan purba dan sudah pernah diteliti teman-teman dari Nature Evolution Prancis,” kata Kepala Dinas Pariwisata atau Dispar Sultra, Belli Harli Tombili, kepada TribunnewsSultra.com, beberapa waktu lalu.
Belli menyebut Gua Tengkorak Matarombeo tersebut ditujukan untuk wisatawan minat khusus seperti peneliti.
“Kita arahkan untuk wisata minat khusus bagi yang ingin mengeksplor gua,” katanya.
“Mungkin hanya orang-orang khusus saja yang bisa kesana. Memang berminat untuk meneliti secara langsung,” jelasnya menambahkan.
Dikutip TribunnewsSultra.com dari laman visitkonutkab.wixsite.com, kompleks situs gua prasejarah tersebut memperlihatkan bukti-bukti arkeologis yang ditemukan pada kawasan karst Matarombeo.
Berdasarkan hasil penelitian Balai Arkeologi (Balar) Makassar tahun 2009, temuan arkeologis yang berhasil dikumpulkan baik variabilitas, ciri, maupun fungsional.
Maka dapat dipastikan bahwa gua-gua prasejarah yang teridentifikasi berjumlah 7 situs tersebut dimanfaatkan oleh manusia sebagai tempat penguburan, mulai dari masa prasejarah hingga masa setelahnya.
6. Kawasan Hutan Mangrove Buton Utara
Baca juga: 20 Desa Wisata Diprioritaskan Jadi Pendukung Seven Wonder di Sultra, Sani-Sani hingga Liangkabori
Kawasan hutan mangrove yang berlokasi di Kabupaten Buton Utara (Butur), Sulawesi Tenggara (Sultra), tersebut diklaim menjadi kawasan hutan mangrove terluas di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Buton Utara (Sekda Butur) Muh Hardhy Muslim saat bertemu Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Jakarta beberapa waktu lalu.
“Potensi hutan mangrove seluas 15.300 hektare,” kata Sekretaris Daerah Buton Utara (Sekda Butur) Muh Hardhy Muslim dalam keterangan tertulisnya dikutip TribunnewsSultra.com.
Pemprov Sultra sebelumnya juga sudah menetapkan kawasan hutan mangrove di Kabupaten Butur sebagai salah satu dari 7 keajaiban wisata Sulawesi Tenggara.
7. Pulau Padamarang
Wisata pulau ini berlokasi di Desa Towau, Kecamatan Wundulako, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Pulau yang berada di sebelah timur Teluk Bone tersebut menjadi salah satu pulau terbesar di kabupaten ini.
Melansir laman resmi Dispar Sultra, Pulau Padamarang menyimpan berbagai pesona dan keindahan.
Potensi wisata yang menjanjikan seperti halnya diving, snorkling, bermain di pantai pasir putih, dan yang paling menarik untuk disaksikan yakni pemandangan dari puncak.
Untuk mengunjungi pulau tersebut, wisatawan bisa menyewa kapal dari Pelabuhan dengan waktu tempuh kurang lebih 1 jam 30 menit.(*)
(TribunnewsSultra.com)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.