Berita Kendari
BMKG Prediksi Puncak El Nino di Sulawesi Tenggara Terjadi Desember 2023 dan Menurun Maret 2024
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) prediksi El Nino di Sulawesi Tenggara puncaknya bulan Desember 2023 dan mulai menurun Maret 2024.
Penulis: Dewi Lestari | Editor: Sitti Nurmalasari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) prediksi El Nino di Sulawesi Tenggara (Sultra) puncaknya bulan Desember 2023 dan mulai menurun Maret 2024.
Hal tersebut diungkapkan oleh Senior Forcaster Stasiun Klimatologi Sultra, Siti Risnayah saat diwawancarai pada Rabu (11/10/2023).
Siti Risnayah mengatakan El Nino di Sultra diprediksi sampai tahun depan, di mana puncaknya adalah bulan Desember 2023 dan akan mulai menurun hingga bulan Maret 2024.
Namun, sekuat apapun El Nino ini terjadi, ketika angin muson berembus dari arah Asia mulai memasuki wilayah Sultra, maka efeknya akan melemah.
"Melemahnya El Nino ini berarti kemaraunya tidak akan lagi seperti yang kita rasakan saat ini. Namun mulai ada hujan karena kekuatan angin muson dari Asia itu akan melemahkan dampak dari El Nino," kata Siti Risnayah, Rabu (11/10/2023).
Baca juga: Antisipasi Kemarau Panjang Dampak El Nino, Pemkot Kendari Minta Warga Tak Bakar Lahan
Adapun dampak dari El Nino yakni adanya kebakaran hutan dan lahan atau karhutla. Namun, karhutla atau titik panas ini jangan diartikan sebagai titik api, karena titik panas belum tentu api.
Biasanya ada kasus saat pengecekan, titik panas itu hanya atap rumah warga yang menggunakan seng, di mana ketika terkena cahaya matahari seng tersebut menjadi sangat panas.
Untuk melihat titik panas itu adalah titik api atau bukan, dapat diketahui dengan cara mengecek langsung ke lokasi atau bisa melalui satelit.
"Saat ini ada sekitar 40 titik panas di Sultra dengan tingkat kepercayaan yang berbeda-beda. Namun tingkat kepercayaan yang tinggi ada enam seperti Kolaka Timur, Bombana, Muna dan Buton Selatan," tuturnya.
Kondisi titik panas tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi cuaca saat satelit melewati wilayah Sultra.
Baca juga: Pj Gubernur Sultra Andap Budhi Sebut Informasi ke Masyarakat Bentuk Mitigasi Risiko Atasi El Nino
"Jadi ketika satelit melewati wilayah kita saat berawan, biasanya informasi titik panasnya lebih sedikit karena tertutupi awan, sehingga satelit tidak bisa mengecek lokasi di daratan," jelasnya. (*)
(TribunnewsSultra.com/Dewi Lestari)
BMKG Ungkap Penyebab dan Pusat Gempa Kolaka Sulawesi Tenggara Mencapai 4,1 SR |
![]() |
---|
BMKG Temukan Titik Panas Berpotensi Karhutla, Ada 9 Kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara |
![]() |
---|
BMKG: Sulawesi Tenggara Waspada Cuaca Ekstrem Saat Pancaroba, El Nino di Musim Kemarau |
![]() |
---|
Fenomena Kabut Tebal Selimuti Kendari Terjadi Setelah Bumi Lepaskan Panas, Begini Penjelasan BMKG |
![]() |
---|
BMKG Prediksi Curah Hujan Guyur Beberapa Wilayah Sultra hingga 15 Juli 2023, Ini Penyebabnya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.