Fakta Kematian Brigpol SH di Rumah Atasan Ada Luka Tembak, Keluarga Dikabari Tewas Karena Kecelakaan

Ia ditemukan tewas di sebuah kamar rumah dinas atasannya kawasan Tanjung Selor, Bulungan, Kaltara, pada Jumat (22/9/2023) sekitar pukul 13.10 WITA.

Kolase TribunnewsSultra.com
Berikut ini fakta kematian Brigadir Polisi (Brigpol) Setyo Herlambang alias SH. Ia ditemukan tewas di sebuah kamar rumah dinas atasannya kawasan Tanjung Selor, Bulungan, Kaltara, pada Jumat (22/9/2023) sekitar pukul 13.10 WITA. Kematian Brigpol SH viral di media sosial. Pasalnya, kasus tersebut dianggap seperti kematian Brigadir J yang sempat viral dan mengemparkan publik. 

Pihaknya berharap keluarga Brigadir Setyo Herlambang bisa menerima.

"Dari Kaltara sudah merilis hasil penyidikan bahwa ini karena kelalaian yang bersangkutan," ujarnya.

Terpisah, Kakak ipar Setyo, Agus Dwijatmiko, mengatakan saat itu pihak keluarga diinformasikan bahwa Setyo tewas karena kecelakaan.

Pengakuan Agus, pada pukul 10.45 WIB istri Setyo masih melakukan komunikasi dengan suaminya. Saat itu Setyo sempat meminta sang istri menjaga makan karena sedang hamil sembilan bulan.

"Tidak ada masalah, jam 10.44 WIB masih WA-nan sama adik saya (istri Setyo). Istri posisi di Medoho, Semarang. WA-nan suruh makan yang banyak karena adik saya kan sedang hamil. Terus lost kontak," kata Agus.

Dirinya berharap kasus tewasnya korban dapat dibuka dan diusut secara transparan. Agus merasa kasihan karena istri korban sedang dalam posisi mengandung.

"Harapan keluarga minta supaya transparan dibuka kenapa ada kejadian seperti itu sedangkan di sini saya kasihan sama adik saya mau melahirkan," kata dia.

5. Kematian Bakal Diusut

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sudah memerintahkan Kapolda Kalimantan Utara (Kaltara) Irjen Daniel Aditya Jaya untuk mengusut kasus tewasnya Brigadir Polisi Setyo Herlambang.

"Yang jelas sudah saya perintah kepada Pak Kapolda (Kaltara) bahwa terkait dengan peristiwa yang terjadi betul-betul diusut secara cermat, secara tuntas," tegas Kapolri di Lapangan Monas, Gambir, Jakarta Pusat.

"Manfaatkan CSI (Crime Science Investigation) yang kita miliki sehingga kemudian hasil akhirnya betul-betul bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah," sambungnya.

Dirinya juga sudah menurunkan dokter-dokter forensik yang dimiliki oleh Bareskrim Puslabfor Polri guna menyelidiki penyebab kematian Setyo.

Dia tidak ingin tergesa-gesa menyimpulkan penyebab tewasnya Brigadir Setyo lantaran saat ini jajarannya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.

"Saya juga tidak mau tergesa-gesa. Karena kemarin juga sedang dilakukan autopsi dan tentunya di luar autopsi tim Labfor juga bekerja dan ini semua akan menjadi satu kesatuan," jelasnya.

"Yang kemudian menjadi kesimpulan di dalam hasil penyelidikan nanti apakah ada unsur lain. Semuanya tentunya akan didapatkan setelah rangkaian tersebut," tambahnya.

Selain itu ia juga memastikan bahwa pihaknya bakal transparan mengenai persoalan tersebut.

"Saya kira Polri selalu transparan," pungkasnya.

6. Kompolnas RI Angkat Bicara

Kompolnas RI meminta agar Polri terbuka dalam proses penyelidikan kematian Brigpol Setyo Herlambang, Pengawal Pribadi (Walpri) Kapolda Kalimantan Utara (Kaltara) Irjen Daniel Adityajaya. Hal ini agar tak menimbulkan spekulasi yang nantinya akan membuat stigma negatif bagi Polri sendiri.

"Kami berharap pemeriksaan tersebut dilaksanakan secara cepat, profesional, dan transparan, agar tidak ada prasangka-prasangka atau spekulasi yang berkembang liar," kata Komisioner Kompolnas, Poengky Indarti.

Penyelidikan, kata Poengky harus dilakukan secara baik berdasarkan scientific crime investigation agar hasilnya valid antara lain dengan bantuan hasil otopsi, rekaman CCTV di sekitar TKP, pemeriksaan HP almarhum dengan menggunakan digital forensik, pemeriksaan balistik, pemeriksaan sidik jari dan DNA di TKP.

"Hal tersebut untuk membantu mengungkap apakah kematian almarhum karena kecelakaan yang disebabkan oleh diri sendiri ataukah ada penyebab lain," ucapnya.

Meski sejauh ini hasil penyelidikan sementara Brigpol Setyo Herlambang tewas karena kelalaian saat memegang senjata api (senpi).

Namun, dia tetap mengatakan pengawasan dari sejumlah lembaga hingga masyarakat harus diperketat agar tak ada yang ditutup-tutupi.

"Tetapi jika ternyata nantinya diperoleh bukti bahwa kematian disebabkan karena kecelakaan akibat kelalaian dalam membersihkan senjata api, maka perlunya atasan langsung untuk mengawasi dengan sungguh-sungguh dan berulang-ulang mengingatkan kembali penggunaan serta perawatan senjata api, agar tidak melukai diri sendiri dan orang lain," tuturnya.

7. IPW Singgung Kasus Brigadir J Hingga Bripka AS

Indonesia Police Watch (IPW) mendesak Propam Polri untuk ikut mengusut kematian Brigpol Setyo Herlambang, Pengawal Pribadi (Walpri) Kapolda Kalimantan Utara (Kaltara) karena luka tembak.

Ketua IPW, Sugeng Teguh Santoso menyebut hal itu diperlukan untuk membuat terang terkait penyebab kematian Brigpol Setyo Herlambang.

"Pemeriksaan Propam Polri perlu segera dilakukan untuk memberikan kejelasan sebab dan latar belakang kematian Brigpol Herlambang yang berasal dari kesatuan Brimob tersebut," kata Sugeng.

Sugeng mengingatkan adanya peristiwa anggota Polri bernama Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang ditembak oleh eks Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo dan rekan korban, Bharada Richard Eliezer.

Di sisi lain, terdapat kasus kematian anggota polri karena latar belakang bunuh diri sudah sering terjadi

"Pasalnya, pengungkapan kematian Walpri Kapolda Kaltara tersebut penting untuk diungkap secara tranparan agar tidak menjadi spekulasi publik," ucapnya.

"Apalagi sebelumnya ada kematian Brigadir Yosua yang disebabkan ditembak oleh atasannya sendiri dan menjadi sejarah paling buruk di kepolisian," sambungnya.

Lalu, Sugeng juga menyinggung kematian Bripka AS, anggota Polres Samosir pada 23 Januari 2023 diduga karena minum sianida.

Pada 25 Maret 2023 Briptu RF, Staf Pribadi Pimpinan Polda Gorontalo ditemukan tewas dengan luka tembak di dalam mobil dinas yang terparkir di Jalan Gorontalo Ring Road.

Ia diduga tewas bunuh diri karena ditemukan jelaga mesiu di tangan kanan korban.
Enam hari kemudian, tepatnya 31 Maret 2023, anggota Ditsamapta Polda Banten, Bripka DK ditemukan tewas dengan luka tembak di kamar rumahnya, Griya Baladika Asri, Kota Serang Banten.

Sementara pada 23 Juli 2023, Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage, anggota Densus 88 Anti Teror tewas oleh rekannya yakni Bripda IMS dan Bripka IG. Bripda Ignatius meregang nyawa di Rusun Polri Cikeas, Gunung Putri, Kabupaten Bogor.

"Dari peristiwa tersebut, IPW meminta institusi Polri untuk mengkaji dan melakukan penelitian terkait problem-problem psikologis dan yang paling penting adalah keteledanan setiap pimpinan untuk membina bawahan sangat diperlukan," ujarnya.

(*)

(Tribun Network/abd/tri/wan/fah/wly)(TribunnewsSultra.com/Desi Triana)

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved