10 Nama Cawapres Ganjar di Kantong Ketum PDIP Megawati Terungkap, Berikut Daftar Lengkap Profilnya

Beredar kabar Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri akan umumkan nama calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo pada puncak Hari Bung Karno 2023.

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Risno Mawandili
Istimewa
Berikut daftar 10 nama bakal calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo yang ada di Kantong Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, lengkap dengan profilnya. 

Sandiaga Salahuddin Uno saat ini menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dipimpin oleh seorang Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf).

Lelaki yang lebih dikenal dengan nama Sandiaga Uno ini lahir di Rumbai, Pekanbaru, Riau, pada pada 28 Juni 1969.

Ia adalah anak dari pasangan Razif Halik Uno dari Gorontalo dan Mein R Uno.

Awalnya, ayah Sandiaga Uno bekerja di Perusahaan Caltex di Riau.

Setelah tidak bekerja lagi, mereka sekeluarga pindah ke Jakarta.

Sandiaga Uno menamatkan kuliah di Wichita State University di Kansas, Amerika pada tahun 1990.

Ia berhasil meraih gelar Bachelor of Bussiness Administration dengan predikat Summa Cum Laude.

Kemudian pada tahun 1992, Sandiaga Uno melanjutkan pendidikan pascasarjana di George Washington Universitu, Amerika Serikat.

Ia menamatkan kuliahnya dengan IPK sempurna, 4.00.

Pada 28 Juli 1996 Sandiaga Uno menikahi Nur Asia.

Mereka telah menjalin kasih selama 13 tahun dan sempat menjalani hubungan jarak jauh saat Sandiaga menempuh pendidikan di luar negeri.

Dari pernikahannya, Sandiaga Uno dan Nur Asia dikaruniai tiga orang anak, Anneesha Atheera Uno, Amyra Atheefa Uno, dan Sulaiman Saladdin Uno.

4. Muhaimin Iskandar

Muhaimin Iskandar adalah Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) periode 2019-2024.

Ia saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik (DPR-RI) periode 2019-2024.

Mengutip situs resmi DPR RI, berikut profil lengkap Muhaimin Iskandar.

Muhaimin Iskandar lahir di Jombang, 24 September 1966.

Ia menyelesaikan pendidikan Madrasah Tsanawiyah Negeri Jombang Tahun 1982 dan Madrasah Aliyah Negeri I Yogyakarta Tahun 1985.

Pria yang akrab disapa Cak Imin ini melanjutkan pendidikan di FISIP UGM dan lulus pada usia 26 tahun.

Ia kemudian melanjutkan S2 di Universitas Indonesia dan lulus tahun 1998.

Tahun 2018, Muhaimin Iskandar lulus S3 di Universitas Airlangga Surabaya.

5. Airlangga Hartarto

Airlangga Hartarto merupakan Ketua Umum Partai Golkar.

Saat ini ia menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia.

Airlangga Hartarto lahir pada 1 Oktober 196 di Surabaya, Jawa Timur.

Mengutip Tribunnewswiki.com, Airlangga adalah anak dari pasangan Hartarto Sastrosoenarto dan R Hartini Soekardi.

Airlangga Hartarto menempuh pendidikan di SMA Kolese Kanisius Jakarta dan lulus pada tahun 1981.

Kemudian, Airlangga melanjutkan pendidikannya di Universitas Gadjah Mada di Fakultas Teknik Mesin dan lulus di tahun 1987.

Pada tahun 1996, Airlangga Hartarto mendapatkan gelar MBA dari Monash University Australia.

Lalu, tahun 1997, Airlangga mendapatkan gelar Master of Management Technology (MMT) dari University of Melbourne.

Airlangga Hartarto memulai karir politik saat ia terpilih menjadi Wakil Bendahara DPP Partai Golkar periode 2004-2009.

Setelah berhasil menang dari pemilu legislatif untuk daerah Pemilihan Jawa Barat V, Airlangga Hartarto menjadi anggota DPR RI periode 2009-2014.

Kemudian Airlangga Hartarto terpilih menjadi Menteri Perindustrian Indonesia di tahun 2016.

Saat itu, Airlangga Hartarto menggantikan Saleh Husin dari Partai Hanura.

Setelah itu, Airlangga Hartarto ditetapkan sebagai Ketua Umum Partai Golkar periode 2017-2019.

6. Prabowo Subianto

Prabowo Subianto merupakan Ketua Umum Partai Gerindra.

Ia saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan Indonesia.

Letnan Jenderal H Prabowo Subianto Djojohadikusumo, atau akrab dengan Prabowo Subianto mulai dikenal secara luas sejak menjadi calon wakil presiden Megawati Soekarnoputri pada Pilpres 2009.

Kariernya di dunia militer sangat cemerlang dan naik begitu pesat.

Dikutip dari jabar.tribunnews.com, secara professional, kariernya dimulai pada sejak tahun 1974, saat ia bergabung sebagai anggota Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Belum lama menjadi anggota Kopassus, Prabowo ditugaskan ke Timor Leste.

Tidak tanggung-tanggung, ia diberikan amanah sebagai Komandan Pleton Grup I Kopassus.

Setelah menyelesaikan tugasnya di Timor Leste, pada 1981 bersama Mayor Luhut Binsar Pandjaitan dan beberapa perwira lain kembali dikirim ke Jerman.

Di sana mereka menjalani Pendidikan di Polisi Elit Jerman Barat, Grenzschutzgrupppe 9 (GSG-9) untuk belajar tentang penanganan terorisme.

Pulang dari Jerman, karier Prabowo semakin cemerlang.

Ia didaulat menjadi Wakil Komandan Datasement 81 Penanggulangan Teror (Gultor) Kopassus dari tahun 1983 sampai 1985.

Pada tahun 1985, ia ditempatkan di Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) sebagai Wakil Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328 sampai tahun 1987.

Kemudian pada tahun 1991 sampai 1993, ia menjadi Kepala Staf Brigade Infanteri Lintas Udara 17 di Kostrad.

Kariernya terus naik, di Kopassus ia diangkat sebagai Komandan Grup-3 pada tahun 1993.

Setahun kemudian ia diangkat menjadi Wakil Komandan Kopassus, dan pada tahun 1995 sampai 1996, ia menjabat sebagai Komandan Kopassus.

Kariernya di dunia militer semakin moncer ketika ia ditunjuk sebagai Komandan Jenderal Kopassus pada 1996 asmpai 1998.

Ketika menjadi Komandan Jenderal Kopassus, ia ditugaskan untuk memimpin pembebasan sandera Mapenduma.

Dalam operasi tersebut, Prabowo Bersama timnya berhasil menyelamatkan 10 dari 12 peneliti yang disandera oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Puncak kariernya terjadi pada 1998, ketika ia ditunjuk sebagai Panglima Kostrad (Pangkostrad) yang membawahi sekitar 11.000 prajurit.

Saat itu, ia juga memegang peran penting di dalam TNI AD. Ia ditugaskan untuk mengamankan Jakarta karena situasi yang sedang kacau saat terjadi reformasi.

Mahasiswa saat itu melakukan aksi besar-besaran untuk menuntut mundurnya Soeharto yang sudah menjadi presiden selama lebih dari tiga dasawarsa itu.

Sayangnya karier Prabowo juga merosot dengan pesat.

Sehari setelah Soeharto yang juga mertuanya mengundurkan diri, jabatannya sebagai Pangkostrad dan Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI dicopot.

Pemberhentian ini dilakukan setelah menjalani siding Dewan Kehormatan Perwira.

7. Agus Harimurti Yudhoyono

H Agus Harimurti Yudhoyono MSc MPA MA merupakan Ketua Umum Partai Demokrat.

AHY adalah putra sulung dari Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Kristiani Herrawati (Ani Yudhoyono).

Ia lahir di Bandung, Jawa Barat, 10 Agustus 1978.

Selain menjadi Ketua Umum Demokrat, AHY adalah Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI) dan founder AHY Foundation.

Sebelum terjun ke dunia politik, AHY berkarier sebagai militer profesional di TNI selama 16 tahun.

AHY menjadi lulusan terbaik dari Akademi Militer tahun 2000 dan meraih penghargaan Presiden RI; Bintang Adi Makayasa.

Saat berdinas di TNI AD, AHY mengemban tugas operasi pemulihan keamanan di Aceh tahun 2002 dan operasi perdamaian PBB di Libanon tahun 2006.

AHY aktif berkontribusi pada transformasi dan modernisasi dalam tubuh TNI.

Ia juga menjadi salah satu pendiri Universitas Pertahanan Indonesia.

Tahun 2015, AHY memimpin salah satu satuan pengamanan Ibu Kota, sebagai Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 203/Arya Kamuning, dibawah Brigif 1/PIK, Kodam Jaya.

Tahun 2016, AHY didaulat oleh Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN) menjadi Calon Gubernur DKI Jakarta.

Sejak itu, ia aktif berpolitik di Partai Demokrat dan diberi tugas sebagai Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) untuk pemenangan Pileg 2019, dengan target 5-10 persen.

Berhasil memenuhi target, AHY kemudian diberi tugas baru sebagai Wakil Ketua Umum Partai Demokrat.

Lulusan Universitas Harvard bidang Administrasi Publik ini, juga aktif dalam kegiatan sosial dan pendidikan, di bawah bendera AHY Foundation dan TYI.

Ia berkeliling Nusantara untuk membantu para korban bencana alam, kegiatan donor darah dan penghijauan.

AHY juga aktif menjadi pembicara di forum-forum nasional dan internasional, serta menuangkan pemikirannya dalam tulisan, yang dipublikasikan di berbagai media di Tanah Air dan Mancanegara.

AHY menikah dengan Annisa Larasati Pohan tahun 2005, dan dikaruniai seorang putri bernama Almira Tunggadewi Yudhoyono. (*)

(TribunnewsSultra.com/Ilul)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved