4 Faktor Prabowo Kalahkan Ganjar dan Anies Versi Hasil Survei LSI: Pendukung Ganjar Lari ke Prabowo
Ada empat faktor yang menyebabkan Prabowo Subianto mengalahkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan versi hasil survei LSI Denny JA.
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukan hasil survei yang terbaru pada Jumat (19/05/2023).
Hasil survei LSI Denny JA menunjukan bahwa Prabowo Subianto mengalahkan dua pasangan lainnya, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Dalam hail survei hari ini, Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby memaparkan 4 faktor yang membuat Prabowo mengungguli Ganjar dan Anies.
Salah satunya, karena sebagaian suara Ganjar lari ke Prabowo.
Lalu, mengapa suara Gubernur Jawa Tengah itu bisa merubah pilihan Calon Presiden (Capres)?
Simak ulasannya berikut ini.
Baca juga: Hasil Survei Capres Terbaru LSI Hari Ini: Prabowo Kalahkan Ganjar Pranowo, Anies 20,8 Persen
Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan masih menjadi tiga kandidat terkuat untuk Capres per hari ini.
Persaingan ketiganya cukup ketat sehingga banyak yang memprediksi bahwa Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024 akan berlangsung dua putara.
Hasil putaran pertama bisa relatif.
Akan tetapi, Prabowo dan Ganjar diprediksi akan lolos putaran kedua apabila elektabilitas Anies tak meningkat.
Pasalnya, Prabowo dan Ganjar menjadi dua pasangan Capres yang selalu menempati posisi pertama dan kedua berdasarkan hasil para lembaga survei.
Terbaru, LSI Denny JA merilis hasil surveinya.
Dalam hasil survei terbaru tersebut, Prabowo di urutan pertama, Ganjar kedua, dan Anies ketiga.
Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby mengatakan, survei menguji tiga nama Capres yakni Prabowo, Ganjar, dan Anies.
Partisipasi dalam survei LSI Denny JA kali ini berjumlah 1.200 responden.
Responden diuji dengan teknik wawancara tatap muka menggunakan kuesioner pada 3-14 Mei 2023.
Hasil dari survei tersebut, Adjie Alfaraby menjelaskan, LSI LSI Denny JA menemukan bahwa Prabowo mengalahkan Ganjar dan Anies.
Menurutnya, sebagaimana melansir Kompas.com, ada empat alasan mengapa suara Prabowo mengalami peningkatan.
"Alasan pertama, dari riset yang kita temukan, mayoritas pemilih atau responden yang kita tanyakan menginginkan capres 2024 adalah sosok yang strong leader yang mampu tumbuhkan ekonomi," kata Adjie dalam paparan survei, Jumat (19/5/2023).
Menurut Adjie, saat ini masyarakat membutuhkan pemimpin yang kuat setelah tiga tahun Indonesia dilanda pandemi Covid-19 yang telah memporakporandakan ekonomi.
Dari survei yang dilakukan LSI Denny JA, tidak sedikit masyarakat yang merasa kehidupannya makin sulit secara ekonomi karena Covid-19.
Oleh karena itu, publik membutuhkan pemimpin yang kuat untuk bisa menumbuhkan ekonomi.
"Siapa yang dipersepsikan atau diasosiasikan sebagai strong leader? Memang asosiasi sebagai strong leader yang mampu tumbuhkan ekonomi dari tiga capres ini adalah Prabowo Subianto," kata Adjie.
Baca juga: Duduk Perkara Kasus Menjerat Ketua Gerindra Sultra Andi Ady Aksar di PT Kabaena Kromit Prathama
Alasan berikutnya yang membuat Prabowo Subianto lebih unggul adalah gesernya dukungan yang sebelumnya diberikan kepada Ganjar Pranowo.
Berdasarkan survei, elektabilitas Gubernur Jawa Tengah itu menurun akibat berbagai isu.
"Suara Ganjar banyak lari ke Prabowo Subianto. Mengapa larinya ke Prabowo bukan ke Anies? karena positioning dan karakter Prabowo dilihat lebih nasionalis dibanding Pak Anies," papar Adjie.
"Sehingga pemilih yang dukungannya lari dari Pak Ganjar cengderung ke Pak Prabowo yang dilihat karakter nasionalisnya lebih kuat dibanding Pak Anies," tambahnya.
Ketiga, lanjut Adjie, kemampuan Prabowo mengelola pemerintahan menjadi keunggulan.
Terlebih, saat ini Prabowo Subianto menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan).
"Kemudian alasan ke empat mengapa Prabowo unggul karena dilihat sebagai tokoh sentral yang mampu diterima oleh berbagai spektrum politik," jelas dia.
Dalam survei ini, Prabowo Subianto memperoleh elektabilitas di angka 33,9 persen, Ganjar Pranowo di angka 31,9 persen dan Anies Baswedan di angka 20,8 persen.
Kemudian, terdapat sekitar 13,4 persen yang belum menentukan pilihan dengan menjawab tidak tahu atau tidak jawab.
"Jadi yang masih undecided voters angkanya kurang lebih sekitar 13,4 persen," jelas Adjie.
Persentase Hasil Survei LSI Denny JA
Diberitakan TribunnewsSultra.com sebelumnya, Kingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukan hasil survei terbaru Calon Presiden (Capres) hari ini, Jumat (19/05/2023).
Hasil survei LSI Denny JA tersebut menempatkan Prabowo Subianto di posisi teratas dibanding Capres lainya.
Prabowo unggul 33,9 persen, Ganjar Pranowo 31,9 persen, dan Anies Baswedan 20,8 persen.

Menurut LSI Denny JA, Prabowo akan menang dalam kontestasi apabila Pemilihan Presiden (Pilpres) digelar hari ini.
Dalam pemaparan surveinya, peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby mengatakan bahwa Prabowo merupakan kandidat Capres pertama yang akan masuk putaran kedua.
"Prabowo unggul sementara dalam survei yang kita kerjakan dan capres pertama yang potensial masuk putaran kedua," ujar Adjie Alfaraby, sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
Adjie menjelaskan, LSI mengujji tiga nama Capres dalam dalam survei kali ini.
Ketiga nama tersebut yakni Prabowo, Ganjar, dan Anies.
Adapun dalam survei LSI Denny JA kali ini berjumlah 1.200 responden.
Mereka meguji responden dengan teknik wawancara tatap muka menggunakan kuesioner pada 3-14 Mei 2023.
"Jadi kita sodorkan tiga nama, jika Pilpres 2024 diadakan dengan tiga nama capres, Prabowo Subianto, Ganjar Prabowo dan Anies Baswedan siapakah yang ibu bapak pilih," kata Adjie.
"Hasilnya, Prabowo Subianto di angka 33,9 persen, kemudian diikuti Pak Ganjar Pranowo di angka 31,9 persen dan Pak Anies di angka 20,8 persen," sambungnya.
Meskipun demikian, masih cukup tinggi orang yang belum menentukan pilihan.
Adjie membeberkan, Denny JA menemukan bahwa ada sebanyak 13,4 persen undecided voters.
Orang yang belum menentukan tersebut rata-rata tak menjawab isian kuesioner.
"Jadi yang masih undecided voters angkanya kurang lebih sekitar 13,4 persen," jelas Adjie.
Peluang Dua Putaran
Adjie menambahkan, jika Pilpres 2024 hasilnya sama seperti ini, maka pemilihan presiden mendatang besar kemungkinan akan diadakan dalam dua putaran.
Hal ini disebabkan lantaran tidak ada satupun calon presiden yang memperoleh angka di atas 50 persen.
"Secara logika, jika 13,4 persen kita distribusi, kita anggap semuanya memilih secara normal dan kita distribusi ke tiga capres, tidak mungkin ada capres yang memenuhi angka 50 persen. Oleh karena itu, Pilpres 2024 sangat berpotensi terjadi dalam dua putaran," kata Adjie.
Adjie menjelaskan, jika terjadi dalam dua putaran maka setiap capres harus mencapai angka the magic number atau angka batas minimal yang harus dicapai oleh capres untuk lolos ke putaran kedua.
Menurut dia, secara matematika dengan tiga capres maka minimal setiap capres itu harus memperoleh 33,3 persen untuk bisa lolos ke putaran kedua.
"Oleh karena itu dengan angka 33,3 persen dari tiga nama capres saat ini yang telah memenuhi ambang batas minimal untuk lolos putaran kedua adalah capres Prabowo Subianto dengan angka 33,9 persen," papar Adjie.
Ia memaparkan, ada sejumlah hal yang membuat elektabilitas Prabowo unggul.
Mulai dari anggapan bahwa Prabowo memiliki karakter strong leader yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, hingga sosok ketua umum parpol yang dinilai dapat diterima oleh spektrum politik.
Adapun survei kualitatif dengan metode mutli stage random sampling terhadap survei terbaru LSI Denny JA ini memiliki margin of error sebesar ±2,9 persen. (*)
Sumber: Kompas.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.