Efek Pilkades di Kolaka Utara

Viral Efek Pilkades di Kolaka Utara, dari Duel 2 Pria Pakai Sajam hingga Pemilik Lahan Usir Warga

Video viral merekam 2 warga terlibat duel pakai sajam dan pemilik lahan mengusir warga, merupakan efek Pilkades di Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara.

Editor: Risno Mawandili
Istimewa
Video viral merekam 2 warga terlibat duel pakai sajam dan pemilik lahan mengusir warga, merupakan efek Pilkades di Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara. 

Diapun membenarkan kabar bahwa warga diusir oleh sang pemilik lahan karena berbeda pilihan saat Pilkades Maroko.

Warga pun ramai-ramai membantu proses pemindahan atau relokasi rumah warga yang diusir ke lahan baru.

Namun saat dikonfirmasi siapa sosok pemilik lahan begitupun calon kepala desa (kades) yang didukungnya, OS enggan merincinya.

“Betul karena mereka numpang di tanah keluarga salah satu calon Pilkades yang kalah,” ujarnya.

Di Desa Walasiho

Kasus serupa juga terjadi di Desa Walasiho, Kecamatan Wawo, Kolaka Utara.

Seorang warga di Desa Walasiho yang diusir bernama Sindring.

Rumah Sindring menempati lahan milik seorang calon kepala desa (Cakades) di desa tersebut.

Akan tetapi, dia malah memilih calon lain sehingga diusir pemilik lahan.

Giliran 6 rumah warga dipindah paksa gegara beda pilihan saat Pemilihan Kepala Desa atau Pilkades di Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra). Pemicu warga diusir dari lahan hingga rumahnya dipindahkan tersebut juga terjadi di Desa Maroko, Kecamatan Ranteangin, Kabupaten Kolut, Provinsi Sultra.
Giliran 6 rumah warga dipindah paksa gegara beda pilihan saat Pemilihan Kepala Desa atau Pilkades di Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra). Pemicu warga diusir dari lahan hingga rumahnya dipindahkan tersebut juga terjadi di Desa Maroko, Kecamatan Ranteangin, Kabupaten Kolut, Provinsi Sultra. (kolase foto (handover))

Kabar pengusiran ini telah diberkan adik Cakades yang berinisial NK.

Namun, dia mengatkan kepada TribunnewsSultra.com, bukan kakaknya yang mengusir warga.

Pengusiran dilakukan oleh sepupunya yang merupakan pemilik lahan karena jengkel dengan tingkah Sindring.

"Bukan tanahnya kepala desa itu, tanahnya keluarganya kepala desa terpilih, jadi bukan kepala desa yang usir mereka, tidak ada haknya kepala desa," ucapnya.

"(Bukan kakaku yang usir), tapi ini sepupu sudah jengkel, karena sudah dibantu dia tidak bantu kita. Itu sepupu yang memintanya untuk pindah, jadi bukan kepala desa terpilih yang minta dia pindah," sambungnya.

Menurut NK, kakanya yang telah terpilih menjadi Kepala Desa Walasiho tak ada masalah, tetapi Sindring sendiri yang ingin pindah.

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved