Berita Sulawesi Tenggara
Apa Itu Gerhana Matahari Hybrid? Fenemona Langka Jelang Idul Fitri Bisa Dilihat di Sulawesi Tenggara
Apa itu Gerhana Matahari Hybrid atau Gerhana Matahari Hibrida? Fenomena langka ini bisa disaksikan menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM- Apa itu Gerhana Matahari Hybrid atau Gerhana Matahari Hibrida disingkat GMH?
Fenomena langka ini bisa disaksikan menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriah/2023 Masehi.
Bahkan bisa terlihat di langit Sulawesi Tenggara.
Seperti diketahui, GMH atau Gerhana Matahari Hybrid akan terjadi di langit Indonesia.
Tepatnya, pada 20 April 2023 yang akan terjadi serentak.
Momen mendekati Hari Raya Idul Fitri.
Masyarakat Indonesia, dapat menyaksikan momen langka ini selama 3 jam 5 menit.
Baca juga: Gerhana Matahari Hibrid di Sultra Bakal Terjadi 20 April 2023, Waktu, Lokasi dan Cara Melihat
Gerhana ini hanya terjadi 1 hingga 2 kali dalam seabad.
Artinya, Gerhana Matahari Hybrid akan kembali terjadi pada tahun 2049 mendatang.
Mulai dari durasi kontak awal hingga akhir, jika diamati dengan sesaksama.
Lantas seperti apa penampakan Gerhana Matahari Hybrid ini?
Dilansir dari Tribunnews.com, Gerhana Matahari Hybrid adalah perpaduan Gerhana Matahari Total dan Gerhana Matahari Cincin.
Sehingga penampakannya sekilas akan menyerupai Gerhana Matahari Cincin dan Total.
Artinya, gerhana matahari tersebut yang akan mengalami dua fase gerhana secara bersamaan.
Nantinya, Gerhana Matahari Cincin akan terlihat seperti membentuk cincin api.
Cincin api itu berasal dari matahari yang tertutup oleh bulan di depannya.
Setelah proses tersebut, terhitung deti fase akan berubah.
Dimana Gerhana Matahari Total dan kembali menjadi cincin.
Akibatnya suasana akan menjadi gelap.
Pada dasarnya gerhana matahari terjadi ketika bulan menghalangi matahari.
Dalam prosesnya, bulan mengitari bumi dalam jalur orbit elips.
Baca juga: Tips Menyaksikan Gerhana Bulan Total, Ini Link YouTube Live Streaming dari Stasiun Geofisika Kendari
Maka ada masanya bulan di jarak terdekat, ada pula di jarak terjauh.
Demikian perubahan jarak bulan di orbitnya itulah membuat bayangan yang dibentuk berubah-ubah.
Fase gerhana matahari hibrida ini terjadi berurutan, maka pengamat di berbagai titik jalur gerhana dapat mengalami fenomena berbeda.
Oleh karena itu, pengamatan di satu titik jalur gerhana tidak bisa melihat kedua gerhana cincin dan gerhana total secara bersamaan.
Sebagian wilayah mungkin hanya bisa melihat gerhana matahari parsial.
Ada juga beberapa wilayah lain yang bisa melihat gerhana matahari hibrida total.
Lantas, apakah dampak gerhana matahari hibrida tersebut berbahaya ?
Dilansir dari Kompas.com, fenomena langit gerhana matahari hibrida ini memiliki beberapa dampak pada Bumi.
1. Cuaca menjadi gelap
Satu di antara perubahan ketika gerhana matahari hibrida terjadi maka langit yang awalnya cerah berubah menjadi gelap seperti malam hari.
Perubahan cuaca tersebut juga berdampak pada binatang.
Semisal bintang yang selama ini tidak terlihat saat siang hari dikarenakan intensitas (sinar) matahari lebih dominan, bintang tersebut akan muncul.
Selain itu, planet-planet yang berada di atas ufuk (garis pemisah Bumi dan langit) juga akan terlihat ketika gerhana matahari tersebut terjadi.
2. Ada penurunan suhu
Selain cuaca menjadi gelap, perubahan lainnya ketika gerhana matahari hibrida terjadi adalah penurunan suhu.
Sejumlah wilayah yang mengalami gerhana matahari akan merasakan penurunan suhu rata-rata sebesar 4-5 derajat celsius.
Artinya udara sekitar saat gerhana matahari terjadi menjadi dingin.
Hal ini terjadi karena cuaca menjadi gelap atau intensitas radiasi matahari berkurang.
Penurunan suhu tersebut dapat terjadi baik ketika Gerhana Matahari Cincin maupun gerhana total.
3. Perubahan perilaku hewan
Selain berdampak pada bumi, dampak gerhana matahari juga dapat menyebabkan perubahan perilaku hewan, terutama hewan nokturnal.
Hewan nokturnal adalah hewan yang tidur pada siang hari namun beraktivitas dan mencari makanan ketika malam hari.
Dalam hal ini, hewan nokturnal seperti burung hantu akan terbangun untuk sesaat ketika gerhana matahari berlangsung.
Meskipun demikian, hewan nokturnal akan kembali tidur setelah gerhana matahari tersebut selesai.
4. Pasang air laut
Berikutnya, dampak gerhana matahari juga terjadi menyebabkan pasang air laut mengalami peningkatan dari kondisi biasanya.
Permukaan air laut mengalami kenaikan bersamaan dengan terjadinya pasang purnama (Spring tides) yakni pasang yang terjadi saat konfigurasi matahari-bulan-bumi berada dalam satu garis lurus yang disebut juga syzygy.
5. Dapat merusak penglihatan
Selain berdampak pada Bumi dan perilaku hewan, gerhana matahari juga berdampak pada manusia.
Gerhana matahari dapat berisiko merusak retina mata apabila manusia melihat secara langsung gerhana matahari tersebut.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau menggunakan kacamata gerhana untuk menyaksikan fenomena langit di siang hari tersebut.
Selain itu, disarankan juga agart tidak melihat gerhana matahari melalui pantulan permukaan air.
Pasalnya, permukaan air juga dapat memantulkan cahaya dari gerhana matahari dan berisiko merusak mata.
Demikian, itulah dampak yang dapat ditimbulkan ketika terjadi gerhana matahari hibrida.
Lalu, bagaimana cara melihat gerhana matahari ?
- Menggunakan alat bantu
Untuk melihat gerhana matahari 2023 ini, Kamu bisa menggunakan alat bantu, seperti teleskop atau kacamata gerhana.
Akan tetapi, khusus teleskop, harus terlebih dahulu dilapisi filter Matahari minimal ND4.
Sementara kacamata gerhana, paling tidak harus dilapisi ND5.
Dengan menggunakan kacamata gerhana bisa digunakan oleh mata langsung atau menaruhnya di belakang kamera ponsel untuk melindungi lensa kamera agar tidak cepat rusak.
Sinar Matahari yang masuk melalui lensa baik bola mata, teleskop, maupun kamera tidak berfilter akan langsung dipusatkan.
Akibatnya, bola mata atau lensa kamera pun dapat rusak terkena sinar Matahari.
- Menggunakan alat sederhana
Selain itu, cara melihat gerhana matahari dapat menggunakan alat sederhana.
Kamu bisa menggunakan alat bantu optik, tetapi memanfaatkan benda-benda cukup murah.
Misalnya, membuat kamera lubang jarum atau pinhole camera menggunakan kardus bekas yang dilubangi dan ditutup dengan aluminium foil, serta dilubangi sedikit.
Pada bagian sisi kotak lain dibuat lubang untuk melihat bayangan yang jatuh.
Namun, jika tidak sempat membuatnya, bisa juga memanfaatkan alat dapur dengan banyak lubang seperti saringan, maupun celah daun-daun yang rimbun.
Namun, tidak disarankan mengamati gerhana melalui pantulan bayangan air maupun menggunakan kacamata las. Hal Itu juga akan merusak lensa mata kita.
Bisa Disaksikan di Sulawesi Tenggara
BMKG memprediksi akan terjadi empat kali gerhana tahun ini, salah satunya Gerhana Matahari Hibrid (GMH), tanggal 20 April 2023.
Gerhana Matahari Hibrid terjadi karena matahari, bulan, dan bumi tepat segaris.
Sehingga di suatu tempat tertentu terjadi peristiwa piringan bulan, yang teramati dari bumi lebih kecil dari pada piringan matahari, dan tempat tertentu lainnya.
Selain itu, karena terjadi peristiwa piringan bulan, yang teramati dari bumi sama dengan piringan matahari.
Akibatnya, saat puncak gerhana di suatu tempat tertentu, matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap dibagian tengahnya dan terang dibagian pinggirnya.
Sedangkan ditempat tertentu lainnya matahari seakan-akan tertutupi bulan.
Sehingga Gerhana Matahari Hibrid terdiri dari dua tipe gerhana yakni Gerhana Matahari Cincin dan Gerhana Matahari total.
BMKG Sulawesi Tenggara mengatakan, untuk gerhana matahari cincin tidak dapat diamati di Wilayah Indonesia.
Wilayah Indonesia hanya dapat mengamati proses gerhana matahari total, yakni di Biak dan pulau Kisar, serta gerhana matahari sebagian di sebagian wilayah Indonesia termasuk Sulawesi Tenggara.
Stasiun Geofisika Kendari akan pengamatan Gerhana Matahari sebagian di Pantai Bahari, Kecamatan Tanggetada, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Waktu pelaksanaannya mulai pukul 09.30 hingga 14.00 Wita.
Perkiraan waktu kontak terjadinya gerhana di Kolaka yakni, kontak pertama terjadi pukul 10.46 Wita.
Puncak gerhana terjadi pukul 12.19 Wita, dan kontak keempat terjadi pukul 13.52 wita
Untuk wilayah di luar Kolaka di Sulawesi Tenggara dapat menyaksikan Gerhana Matahari, secara langsung dengan menggunakan kacamata gerhana.
"Iya bisa disaksikan di Sulawesi Tenggara dengan Kaca mata gerhana, namun tim Stasiun Geofisika Kendari akan mengadakan pengamatan gerhana matahari hibrid di Kecamatan Tanggetada, Kabupaten Kolaka."
"Kami menyarankan untuk tidak melihat fenomena ini dengan mata telanjang. Dikhawatirkan dapat merusak mata," kata salah satu tim Stasiun Geofisika kepada Tribunnewssultra, Selasa (18/4/2023).
Stasiun Geofisika Kendari juga menyarankan apabila ingin melihat fenomena gerhana matahari lebih jelas, masyarakat bisa menyaksikan langsung melalui kanal YouTube BMKG.(*)
(Tribun Jabar/TribunnewsSultra.com/Desi Triana)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.