Ramadhan 2023

Amalan di Malam Nuzulul Quran Pahala Dilipat Gandakan, Cara Rasulullah dan Para Sahabat Merayakannya

Berikut ini deretan amalan Malam Nuzulul Quran yang bisa dilakukan umat Muslim seluruh dunia. Tentunya pahala yang diberikan akan dilipat gandakan.

TribunnewsSultra.com/Desi Triana
Berikut ini deretan amalan Malam Nuzulul Quran yang bisa dilakukan umat Muslim seluruh dunia. Tentunya pahala yang diberikan akan dilipat gandakan oleh Allah SWT. Dalam artikel ini juga tertera cara Rasulullah SAW dan para sahabatnya merayakan Malam Nuzulul Quran. 

Artinya: Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).

Nuzulul Quran diperingati setiap tanggal 17 Ramadan, yang sesuai hitungan akan jatuh pada hari Jumat 1 Juni 2018.

Namun tahukah kamu ada fakta-fakta tentang Nuzulul Quran yang jarang diketahui.

Simak di bawah ini.

3 teori turunnya Alquran

Teori pertama, pada malam Lailatul Qadar, Alquran dalam jumlah dan bentuk yang utuh dan komplit diturunkan ke langit dunia (sama' al-dunnya).

Setelah itu, dari langit dunia, Alquran diturunkan ke bumi secara bertahap sesuai kebutuhan selama 20/23/25 tahun.

Teori kedua, Alquran diturunkan ke langit dunia selama 20 malam Lailatul Qadar dalam 20 tahun ( Lailatul Qadar hanya turun sekali dalam setahun). Setelah itu dibacakan kepada Nabi Muhammad SAW sesuai kebutuhan.

Teori ketiga, Alquran turun pertama kali pada malam Lailatul Qadar.

Selanjutnya, Alquran diturunkan ke bumi secara bertahap dalam waktu berbeda-beda.

Teori pertama paling masyhur (populer) dan didukung banyak ulama.

Teori ini diperkuat banyak hadist sahih.

Teori kedua dipelopori oleh al-Muqatil dan Abu Abdillah al-Halimi dalam kitab Minhaj. Juga al-Mawardi dalam tafsirnya.

Teori ketiga dikemukakan oleh al-Sya’bi.

Diturunkan sekaligus atau bertahap?

Semua teori sepakat Alquran “diturunkan” (munazzal) pada malam lailatul qadar.

Hanya saja, para ulama berbeda pendapat, apakah ia diturunkan sekali dalam lailatul qadar atau lebih.

Masing-masing ulama juga berbeda pendapat soal apa makna “al-inzal” dan bagaimana proses “al-inzal” berlangsung.

Yang pertama mengatakan, “al-inzal” adalah “al-idzhar”, yaitu ”melahirkan”, “menjelaskan”, menghadirkan” atau “memperlihatkan”.

Jadi, posisinya tidak harus dari ketinggian (langit) menuju tempat rendah (bumi) seperti terkandung pada kata “nazala”.

Pendapat kedua, Allah SWT memberikan pemahaman kepada Malaikat Jibril yang ketika itu berada di langit.

Kemudian Jibril turun ke bumi menyampaikan kepada Nabi Muhammad.

Karena itu, pilihan katanya adalah “nazala”.

Komunikasi Nabi Muhammad dengan Malaikat Jibril

Bagaimana proses komunikasi antara Jibril dan Nabi Muhammad berlangsung?

Mengingat keduanya bukan dari jenis makhluk yang sama.

Para ulama memberikan dua kemungkinan: Jibril beralih rupa menjadi manusia, atau sebaliknya.

Alquran seperti apa yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad?

Pertanyaan selanjutnya, “ Alquran” seperti apakah yang diturunkan kepada Jibril dan dibacakan kepada Nabi Muhammad?

Ada tiga teori.

Pertama, Al-Qur’an diturunkan kepada Jibril lafdzan wa ma’nan (kata dan maknanya secara sekaligus).

Penjelasannya begini, Jibril menghapal Al-Qur’an yang tertulis dalam lauhul mahfudz (tablet yang terjaga), kemudian dibacakan ulang kepada Nabi Muhammad SAW.

Menurut teori ini, ukuran setiap huruf di lauhul mahfudz sebesar Gunung Qaf.

Di bawah huruf-huruf itu ada maknanya masing-masing yang hanya diketahui Allah SWT.

Kedua, Jibril membacakan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad menggunakan makna khusus.

Selanjutnya Nabi Muhammad menerjemahkannya ke dalam bahasa Arab.

Ketiga, Jibril hanya menyampaikan “makna” Al-Qur’an.

Selanjutnya, agar Al-Qur’an dipahami audiensnya, dan Nabi Muhammad “membungkusnya” dengan bahasa Arab. (*)

Perbedaan Nuzulul Quran dengan Lailatul Qadar

Banyak yang mengira bahwa malam Nuzulul Quran dan malam Lailatul Quran adalah satu hal yang sama.

Padahal keduanya adalah dua hal yang berbeda.

Kesamaannya, keduanya sama-sama hadir di bulan Ramadan.

Keduanya juga sama-sama mulia dan bersejarah.

Lantas, apa sebetulnya perbedaannya malam Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar.

Sebelum masuk ke perbedaannya, perlu diketahui bahwa Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar memiliki hubungan dengan proses turunnya Alquran.

Karena hubungan itulah, keterangan Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar kerap disalahpahami.

Sekarang perhatikan penjelasan di bawah ini agar tidak ada lagi kesalahpahaman.

Malam pertama kali Alquran diturunkan di dunia

Malam Nuzulul Quran atau yang sering diperingati pada malam tanggal 17 Ramadhan merupakan malam di mana pertama kali Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad.

Saat itu Nabi Muhammad yang berada di Gua Hira didatangi Malaikat Jibril dan disampaikanlah wahyu Alquran surat Al Alaq (surat iqra’ wa rabbukal akram).

Setelah itu, Alquran diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad.

Di bulan Ramadan tahun 2018 ini, malam Nuzulul Quran jatuh pada hari Jumat 1 Juni 2018.

Malam Alquran diturunkan ke baitul izzah

Sedangkan Lailatul Qadar adalah istilah yang digunakan untuk memperingati malam di mana Alquran diturunkan langsung dari Allah secara ke seluruhan baitul izzah (semacam ruang ilahiyah)

Setelah itu barulah Malaikat Jibril memberikan wahyu Alquran secara berangsur kepada Nabi Muhammad.

Malam Lailatul Qadar ini hanya Allah yang mengetahuinya.

Malam Lailatul Qadar adalah malam yang mulia dan penuh berkah.

Sebagaimana difirmankan dalam surat ad-Dukhan ayat 3:

إن أنزلناه فى ليلة مباركة

Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi

Malam Lailatul Qadar juga disebut malam yang lebih baik dari malam seribu bulan.

Pasalnya, pada malam tersebut malaikat turun ke bumi dan mengatur segala urusan.

Sesuai dengan perintahNya, para malaikat tersebut diberi tugas untuk menetapkan berbagai takdir manusia mulai dari rizki, mati, jodoh dan semuanya.

Karena itulah malam tersebut dinamakan Lailatul Qadar atau malam penentuan taqdir manusia.

Allah berfirman pada surat al-Qadar:

إِنَّا أَنْزَلْناهُ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ * وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ * لَيْلَة الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْر * تَنَزَّلُ الْمَلاَئِكَةُ وَالرُّوحُ فِيَها بِإِذْنِ رَبّـِهم مِّن كُلِّ أَمْر * سَلاَمٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْر

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan * Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? * Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan * Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan * Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar

Karena kemuliannya, dianjurkan untuk membaca doa dan meminta rahmat serta ampunan sebanyak-banyaknya di malam Lailatul Qadar tersebut. (*)

(Serambinews.com/TribunnewsSultra.com/Desi Triana)

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved