Warga Konawe Tenggelam di Sungai Ameroro

Mengenal Bendungan di Sungai Ameroro Konawe Sulawesi Tenggara, 5 Tahun 3 Korban Jiwa

Berikut ini mengenal Bendungan Ameroro di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, dalam kurun lima tahun terakhir menelan tiga korban jiwa. 

|
Penulis: Sugi Hartono | Editor: Desi Triana Aswan
Kementerian PUPR
Bendungan Ameroro 

TRIBUNNEWSSULTRA,KENDARI- Berikut ini mengenal Bendungan Ameroro yang membendung Sungai Ameroro di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, dalam kurun lima tahun terakhir menelan tiga korban jiwa

Terbaru pada April 2023, seorang petani dikabarkan tenggelam. 

Sejak pukul 07.00 WITA, keluar dari rumah menuju kebun, petani tersebut dikabarkan terseret arus deras saat akan melewati Sungai Ameroro, letaknya tak begitu jauh dari arah bendungan.  

Diketahui, Bendungan Ameroro membendung Sungai Ameroro yang merupakan anak sungai dari Sungai Konaweha.

Dimana, memiliki fungsi utama untuk mereduksi banjir di wilayah Konawe sebesar 443 m3/detik.

Bendungan yang berada di Desa Tamesandi, Kabupaten Konawe ini merupakan bagian dari pengelolaan wilayah Sungai Lasolo Konaweha yang selanjutnya ditampung bendungan untuk mengurangi risiko banjir daerah hilir di Provinsi Sulawesi Tenggara.

Seorang warga Desa, Anggi mengatakan sungai tersebut memang sering memakan korban jiwa. 

Baca juga: Tinjau Bendungan Ameroro di Konawe Sultra, Menteri PUPR Sebut Progres Pembangunan Capai 25 Persen

"Hampir tiap tahun itu pasti ada tenggelam disana," tuturnya kepada TribunnewsSultra.com, Sabtu (1/4/2023). 

Hanya saja Anggi tidak mengetahui pasti sudah berapa orang yang sudah tenggelam di lokasi tersebut.

"Untuk detailnya berapa saya tidak tahu, tapi tahun lalu ada juga yang tenggelam disana," tuturnya.

Seorang warga lainnya, yang dekat dengan bendungan tersebut Mario juga membenarkan kalau di lokasi tersebut sering menelan korban. 

"Sering sering memang disitu (menelan korban)," tuturnya. 

Berdasarkan data yang dihimpun TribunnewsSultra.com, area sungai tersebut hampir tiap tahun memang sering memakan korban.

Terhitung lima tahun terakhir,  dalam data yang dihimpun terdapat 3 korban jiwa ditemukan tewas tenggelam di area sungai. 

Misalnya pada tahun 2022 tepatnya bulan November, seorang bocah insial KR yang baru berusia 7 tahun juga tenggelam di lokasi tersebut.

Siswa yang baru duduk di bangku SD tersebut diketahui meninggal ketika sedang mandi di bendungan tersebut.

Kemudian pada tahun 2021 Bendungan Ameroro atau dikenal juga Bendungan Wawotobi kembali menelan korban yakni seorang warga Lalosabila berinisial I.

Ia tenggelam di lokasi tersebut saat santai dengan keponakannya.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah memulai pembangunan Bendungan Ameroro di Desa Tamesandi, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Bendungan Ameroro masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2020 untuk menambah jumlah tampungan air di Indonesia dalam rangka mendukung program ketahanan pangan dan ketersediaan air.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah memulai pembangunan Bendungan Ameroro di Desa Tamesandi, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Bendungan Ameroro masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2020 untuk menambah jumlah tampungan air di Indonesia dalam rangka mendukung program ketahanan pangan dan ketersediaan air. ()

Tahun 2020 Sungai Amorere tidak menelan korban, hanya saja wilayah bendungan meluap dan menghanyutkan puluhan rumah warga.

2019, Bendungan Ameroro kembali menelan korban seorang siswa SMK berinisal MJ juga dikabarkan tenggelam di lokasi tersebut.

Korban tenggelam saat hendak mandi mandi di area Sungai Ameroro tersebut (*)

(Tribunnewssultra/Sugi Hartono)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved