Misteri Kematian Ajudan Kapolda Gorontalo Mulai Terkuak, Tewas dengan Luka Tembak di Mobil Dinas
Misteri kematian ajudan Kapolda Gorontalo Irjen Pol Helmy Santika, Briptu RF, mulai terkuak usai ditemukan tewas luka tembak di mobil dinas Polri.
Penulis: Risno Mawandili | Editor: Aqsa
Mesin mobil dalam keadaan hidup, namun saat itu saksi tidak berani mendekatinya.
Ia baru merasa curiga ketiga mobil masih berada di lokasi yang sama dalam kondisi mesin hidup pada Sabtu pagi tadi.
“Sehingga karena takut dan tidak berani mengecek, maka pergi ke rumah saksi dua yaitu FAM selaku aparat desa Ombulo untuk melaporkan hal tersebut.” tulis laporan kronologi pertiswa itu.
Lalu, tiga warga ini mengecek mobil tersebut dan melaporkan kondisi tersebut kepada kepala desa (kades) setempat.
Sekitar pukul 05.49 wita, Kanit Intelkam Polsek Limboto Barat, Aiptu Sarifudin, mendapatkan informasi melalui telepon dari Kepala Desa Ombulo terkait temuan mobil dinas Polri tersebut.
Aiptu Sarifuddin kemudian memberitahukan peristiwa tersebut ke grup WhatsApp Polsek dan menghubungi piket Polsek Limboto Barat dan mendatangi tempat kejadian perkara (TKP).
Sesampainya di TKP, petugas menemukan mobil dinas Polri No Pol 1214-XXIX dalam keadaan mesinnya hidup dan terkunci dari dalam.
Mobil tersebut juga sudah dikerumuni warga masyarakat yang melihat kejadian tersebut.
Berselang 10 menit kemudian mobil patroli dari Satlantas Polres Gorontalo tiba di lokasi dan mengamankan TKP.
Selanjutnya, memecahkan kaca mobil dan ditemukan seorang laki-laki dalam keadaan meninggal dunia dengan luka tembak pada bagian dada sebelah kiri dan senpi terletak di dekat handle rem tangan.
Sosok Korban di Mata Keluarga
Baca juga: Brimob di Sulawesi Utara Ditemukan Tewas Viral Susul Pacar Meninggal Hingga Salahkan Diri Sendiri
Rumah orang tua Briptu RF warga Ngadirgo, Mijen, Kota Semarang, sudah dipadati petakziah pada Sabtu (25/03/2023) petang.
Rumah yang persis berada di depan Masjid Jami Nurul Huda Ngadirgo tersebut sudah dipasangi tratak.
Satu karangan bunga dari Direktur Tipdeksus Bareskrim Polri, Brigjen Whisnu Hermawan tiba pertama kali di halaman rumah itu.
“Iya almarhum meninggal dunia, kakak dan adik kandung sedang menjemput jenazah ke RS Gorontalo, orangtua almarhum di rumah,” kata kerabat korban, Budianto.
Keluarga korban sempat syok mendapatkan kabar kematian korban terutama orangtuanya.
Keluarga tidak mau berspekulasi terhadap kematian korban karena masih menunggu hasil autopsi dari polisi.
“Masih diautopsi untuk diketahui penyebabnya,” jelasnya.
Rencananya, jenazah korban bakal dimakamkan di Ngadirgo, Mijen.
Hanya saja, Budi tak tahu kapan kedatangan dari jenazah korban.
“Informasi besok Minggu (26/3/2023), sudah sampai di Semarang, tapi jam berapanya kurang tahu,” ujarnya.
Ia meminta doa kepada masyarakat supaya almarhum meninggal dunia dalam kondisi husnul khatimah.
Sebab, seluruh keluarga juga merasa kehilangan apalagi almarhum dikenal sebagai sosok yang baik dan penyayang.
“Orangnya baik, supel, tidak pernah ada masalah, ramah, sama orangtua sayang jadi banyak yang kehilangan,” katanya.
Ia secara pribadi terakhir berkomunikasi dengan almarhum yakni pada awal Maret.
Ketika itu hanya chating WhatsApp biasa saja.
“WA-nan, saya lihat korban tidak ada masalah apapun,” jelasnya.
Korban merupakan anak ketiga dari empat bersaudara.
Ia menjadi polisi lewat jalur tes Bintara Reserse Bareskrim.
Selepas lulus dari pendidikan, almarhum mendapatkan tugas ke Provinsi Gorontalo.
“Tugas sebagai Sepri pimpinan kapolda Gorontalo. Sampai sekarang almarhum meninggal dunia,” ujarnya.(*)
(TribunnewsSultra.com/Risno Mawandili, Tribungorontalo.com/Ahmad Rajiv Agung Panto, TribunJateng.com/Iwan Arifianto)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.