Berita Konawe Utara

Menerka Masa Depan Warga Desa Boedingi Kampung Suku Bajo Kala Dikepung Tambang Nikel

Berawal dari kondisi butiran sedimentasi nikel jatuh di laut lalu menutupi terumbu karang secara bertahap, tertutup pula mata pencaharian nelayan.

TribunnewsSultra.com/Desi Triana
Jalur inti kedatangan di Desa Boedingi, Lasolo Kepulauan, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara. Biasanya para pendatang akan melewati jalan terbuat dari kayu yang dibuat warga untuk akses ke area pertambangan. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KONUT- Berikut ini menerka masa depan warga Desa Boedingi, yang mayoritas adalah Suku Bajo, kala dikepung tambang nikel

"Kalau misalnya perusahaan tambang nikel sudah berhenti mengeruk? Kalian akan kemana," tanya Jurnalis TribunnewsSultra.com pada warga beberapa waktu lalu kala bertandang ke Desa Boedingi, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara di akhir Februari 2023.

Kepala Dusun II, Januda yang juga penduduk pertama di Desa Boedingi tersenyum sambil menggaruk kepalanya.

Tak ada jawaban pasti atas pertanyaan tersebut. Ia hanya mengungkapkan rasa kebingungannya saat dihadapi dengan bayangan 10 tahun mendatang.

"10 tahun lalu masih bagus Desa Boedingi," jawab warga asli Suku Bajo ini mengenang menatap depan pulau.  

Namun, ia tak bisa membayangkan lagi nasib anak cucunya di masa depan terlebih dengan kondisi Desa Boedingi yang semakin hari terancam dibabat habis.

"Tidak tahu juga itu nanti bagaimana," katanya.

Baca juga: ‘Harta Karun’ yang Hilang di Desa Boedingi, Kampung Suku Bajo Sulawesi Tenggara Sejak Tahun 2009

Sama halnya dengan Kepala Desa Boedingi, Aksar yang juga nampaknya kebingugan untuk membayangkan masa depan anak cucunya.

"Iye mungkin bukan kami yang rasakan, tapi anak dan cucu kami nanti," kata pria lulusan SMA ini.

Bahkan diungkapkannya, semua warga hanya memiliki satu tempat tinggal saja yakni di Desa Boedingi.

”Semoga laku ginjalku nanti,” celetukan Kepala Dusun I Desa Boedingi, Jamal.

Saat ikan melimpah, air laut segar membentang, para warga penduduk asli Desa Boedingi yang merupakan Suku Bajo masih menjadi nelayan.

Kehidupan mereka kala itu masih melekat erat dengan kebiasaan leluhur zaman dulu, melaut atau menjadi nelayan.

Namun, dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, warga setempat sudah tidak lagi melakukan hal-hal tersebut untuk berburu mata pencaharian, membuat jaring hingga bubu.

Menelisik jauh jejak Suku Bajo di Desa Boedingi, Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, 10 tahun lalu. Desa yang terletak jauh 62,7 kilometer dari ibu kota Sulawesi Tenggara, Kendari.

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved