Berita Sulawesi Tenggara
Peneliti Asal Prancis, BRIN dan BKSDA Sultra Bakal Ekspedisi Mata Rombeo Kolaka Utara
Nature Revolution asal Prancis bersama BKSDA Sultra bakal ekspedisi Mata Rombeo di Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Penulis: Husni Husein | Editor: Muhammad Israjab
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Tim Nature Revolution asal Prancis bakal ekspedisi Mata Rombeo di Kabupaten Kolaka Utara (Kolut) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Ekspedisi ini turut menggandeng Balai Konservasi Sumber Daya Alam atau BKSDA Sultra, serta sejumlah komunitas yang bergerak terhadap lingkungan.
Projek leader protection area, Mutmainnah mengatakan ekspedisi ini merupakan langkah awal untuk mengeksplore potensi alam ada di pegunungan karst terbesar di Sulawesi itu.
Dia menambahkan, nantinya ekspedisi ini bakal berlanjut pada ekspedisi ilmiah yang akan bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Baca juga: Video Viral Emak-emak Ngamuk Utang Ditagih, Adu Mulut Sambil Main Tunjuk ke Arah Wanita Muda
"Ekspedisi ilmiah yang nantinya kita akan bekerjasama dengan BRIN di tingkat nasional," katanya pada Rabu (8/2/2023).
"Jadi sebenarnya kita sudah mencoba diskusih dengan BRIN, namun kalau kita ingin melalukan ekpedisi ilmiah harus dilakukan pemetaan ekpedisi terlebih dahulu," tambahnya.
Untuk itu, Mutmainnah menuturkan survei lapangan sangat diperlukan dalam rencana tersebut guna memetakan lokasi strategis basecamp.
Terlebih kata dia, Mata Rombeo ini merupakan pegunungan didalamnya memiliki hutan lebat yang belum di jamaah manusia.
Baca juga: KPU RI Tetapkan Alokasi Kursi DPRD Kendari, Komposisi Daerah Pemilihan III dan Dapil V Berubah
"Iya survei lapangan istilahnya. Jadi kalau kita ingin melakukan ekpedisi ilmiah tahun depan kita sudah tau basecamp untuk penelitian," tuturnya.
"Misalnya jalur, basecamp penelitian fauna seperti burung posisinya dimana dan penelitian soal arkeologi," imbuhnya.
Akademisi Universitas Halu Oleo ini juga mengungkapkan, ekpedisi ini bentuk proteksi kawasan wisata tersebut dari ancaman industri kian merebak.
"Banyak sekali potensi alam hingga artefak arkeologi di Mata Rombeo yang belum ter eksplore sehingga ini juga upaya kita untuk memproteksi itu," terangnya.
Baca juga: Revitalisasi Pasar Sentral Kota Lama Belum Terealisasi, Pedagang Tuntut Hak Ke Pemerintah
Mutmainnah menerangkan jika Mata Rombeo mempunyai segudang rahasia alam yang belum terpecahkan misalnya titik anak sungai Lasolo.
Katanya, kemungkinan besar Mata Rombeo ini menyimpan mata air yang cukup besar sebagai awal hilirnya mata air Lasolo yang membentang sepanjang daratan Mekongga.
"Kita berharap agar ekpedisi ini lancar sehingga yang menjadi tujuan dan cita-cita kita bisa kita wujudkan demi keberlangsungan generasi selanjutnya," tandasnya. (*)
(Tribunnews Sultra.com/Husni Husein)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.