Kisah Tragis Pembunuhan Anak di Cimahi, Cara Bejat hingga Motif Ayah Siksa Darah Dagingnya Terkuak
Kisah tragis pembunuhan anak di Cimahi, Jawa Barat, cara bejat hingga motif sang ayah siksa anak atau darah dagingnya terkuak.
Penulis: Sitti Nurmalasari | Editor: Aqsa
Hanya saja, berdasarkan keterangan tetangga pelaku di kontrakan, mereka sama sekali tidak pernah mendengar suara jeritan atau tangisan dari kedua anak tersebut.
Termasuk ketika hari kejadian saat kedua anak tersebut disiksa ayah yang membuat salah satu korban meninggal dunia.
“Namun, tetangga sering mendengar suara jedak-jeduk. Saat kami tanya kepada pelaku, memang kedua korban tidak pernah menangis saat dianiaya,” kata AKBP Aldi.
Warga setempat, Jubaedah (63), mengatakan, saat kejadian penganiayaan dia hanya mendengar suara seperti anak-anak yang lagi bermain loncat-loncatan dari atas kontrakan yang dihuni oleh Ade bersama dua anak dan ibu tirinya itu.
“Dikira saya anak-anak itu nakal lagi bermain loncat-loncatan. Kirain enggak ada bapaknya, tapi pas dilihat motornya ada,” ujarnya.
Baca juga: Deretan Fakta Pesawat Susi Air Terbakar di Papua Pegunungan, Diduga Dibakar KKB, Kronologi Kejadian
Warga lainnya, Sena Ramadan (38), mengatakan, saat peristiwa tersebut, dia melihat Ade sempat membawa anaknya yang berinisial AH dari lantai dua kontrakan ke bawah untuk dibawa ke rumah sakit.
“Saya lihat kondisi anak itu memar dan biru di sekujur badan dan tangannya juga kayak patah gitu. Itu kelihatan karena badannya enggak ditutup,” kata Sena.
Sedangkan untuk bocah laki-laki yang merupakan kakak kandung AH, kata dia, saat itu masih berada di dalam kontrakan.
Warga kemudian mendobrak pintu sehingga akhirnya diketahui bahwa kondisi tubuh anak tersebut juga memar-memar.
Fakta Baru Kasus Anak
Dalam perkembangan kasus ayah aniaya anak yang berujung tewasnya salah satu korban, Polisi mengungkap fakta baru.
Kapolres Cimahi, AKBP Aldi Subartono, mengatakan, selain dianiaya oleh ayah kandungnya, kedua anaknya ternyata tidak disekolahkan.
“Sehingga ini yang sangat ironis ya, karena ayahnya hanya bekerja sebagai pengamen,” jelas Aldi di Mapolres Cimahi, Selasa (7/2/2023).
Meski tidak disekolahkan, kata Aldi, tersangka ternyata masih bertanggung jawab agar anaknya bisa belajar layaknya anak-anak yang lain, minimal bisa membaca.
“Berdasarkan pengakuan pelaku, dia sehari ngamen dan sehari tidak. Nah saat tidak ngamen itu pelaku mengajarkan anaknya supaya bisa membaca,” ujarnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.