Berita Sulawesi Tenggara
Angka Kematian Ibu di Sulawesi Tenggara Lebih Tinggi Ketimbang Bayi, Buton Selatan Tertinggi
Pihak BPS Sulawesi Tenggara (Sultra) mengungkap Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) dan Angka Kematian Ibu (AKI).
Penulis: Amelda Devi Indriyani | Editor: Muhammad Israjab
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - BPS Sulawesi Tenggara (Sultra) mengungkap Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) dan Angka Kematian Ibu (AKI) di Sulawesi Tenggara (Sultra).
Statistisi Ahli Madya BPS Sultra, Ahmad Luqman mengatakan untuk AKB/IMR mengalami menurun, hingga kini mencapai 23,29 persen.
"Artinya terdapat sekitar 23 bayi meninggal sebelum berusia 1 tahun di antara 1.000 bayi yang lahir hidup di Sultra," kata Ahmad saat jumpa pers penyampaian hasil LF SP2020 di Kantor BPS Sultra, Senin (30/1/2023).
Kata dia, AKB terus menurun, namun masih dihadapkan dengan tantangan disparitas (bersama) antar kabupaten kota di Sultra.
Baca juga: Tim Pengupahan Masih Tunggu Rilis BPS Tentukan UMK Kendari 2023, Target Diumumkan 26 November 2022
Sehingga, menurutnya arah kebijakan pembangunan terutama di bidang kesehatan harus dapat memperhitungkan pemerataan antar wilayah.
Ahmad menjelaskan penurunan AKB didukung dengan peningkatan persentase bayi yang mendapat imunisasi lengkap.
Serta peningkatan rata-rata lama pemberian ASI yang membuat bayi semakin mampu bertahan hidup.
Angka Kematian Bayi tertinggi terjadi di Buton Selatan dengan dengan capaian 28,97 persen lebih tinggi dari nilai se Sultra yakni 23,29 persen.
Kemudian disusul Buton 28,70 persen dan Buton Tengah 28,14 persen, sebagai 3 daerah teratas tertinggi angka AKB.
Sedangkan 3 daerah terendah atau di bawah standar provinsi yakni Kota Kendari 10,61 persen, disusul Bau-bau 13,28 persen dan Kolaka Timur 17,60 persen.
Baca juga: UMP Sultra 2023 Ditetapkan 21 November 2022, Disnakertrans Sulawesi Tenggara Masih Tunggu Data BPS
Sementara Angka Kematian Ibu (AKI) di Sultra justru masih cukup tinggi dibandingkan provinsi lain di Indonesia.
AKI di Sultra (per 100.000 kelahiran hidup), berdasarkan hasil LF SP2020 ada 226 kasus kematian perempuan pada saat hamil di Sultra, saat melahirkan atau pada masa nifas per 100.000 kelahiran hidup.
Angka ini masih di atas nasional yang sebesar 189.
Angka kematian maternal atau angka kematian ibu merupakan kematian perempuan yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya.
Baca juga: 4.837 Petugas Regsosek 2022 Siap Mendata, BPS Sultra Imbau Masyarakat Berikan Data Sebenar-benarnya
Tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dan lain-lain.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.