Berita Sulawesi Tenggara
Pabrik Nikel Segera Dibangun di Buton Utara, PT ATN Indonesia Mineral Bakal Serap 1.000 Tenaga Kerja
PT About The Nickel (ATN) Indonesia Mineral bakal membangun kawasan pabrik nikel kelas satu di Buton Utara (Butur), Sulawesi Tenggara (Sultra).
Penulis: Muh Ridwan Kadir | Editor: Sitti Nurmalasari
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - PT About The Nickel (ATN) Indonesia Mineral bakal membangun kawasan pabrik nikel kelas satu di Buton Utara (Butur), Sulawesi Tenggara (Sultra).
Lokasi pembangunan tersebut bertempat di Desa Kurolabu, Kulisusu Utara, Butur, Sultra dengan luas lahan 300 hektar.
Rencana pembangunan ini tentunya mendapat respons baik dari Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat, sebagai upaya dalam mendukung ramah lingkungan.
Project Director PT ATN Indonesia Mineral, Alman Susmanto mengatakan pihaknya telah menjajaki kerja sama global dengan beberapa perusahaan kemitraan.
Katanya, hal itu guna membangun pabrik nikel kelas satu sebagai bahan utama baterai kendaraan listrik serta bahan turunan lainnya yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
Baca juga: Rencana Pembangunan Pabrik Baterai di Abeli, Pemkot Kendari Proses Perizinan Lahan dan RTRW
"Jadi dengan melihat perkembangan beberapa pabrik yang telah ada di Indonesia termasuk di Sulawesi Tenggara," katanya, Kamis (1/12/2022).
Selama ini, lebih banyak hanya mengolah nikel menjadi nickel pig iron dan ferronickel yang kemudian diturunkan menjadi stainless stell dan lainnya.
Ia menambahkan pabrik pengolahan nikel bernilai tinggi seperti mixed hydroxide precipitate (MHP) atau mixed sulphide precipitate (MSP) yang digunakan untuk menjadi prekursor atau katoda.
Di mana, prekursor itu yang akhirnya menjadi baterai kendaraan listrik, yang mana masih belum banyak berdiri di Indonesia.
Usai sekian lama studi teknologi pengolahan nikel, perusahaan akhirnya memilih akan membangun dan mengoperasikan pabrik pengolahan nikel berdasarkan terobosan technology Monolith Co., Ltd., Monolith Advanced Clean Hydrometallurgy (MACH).
Baca juga: Jokowi Resmikan Pabrik Nikel Konawe GMNI FISIP UHO Sebut Loyal Investasi Tambang, Abaikan Kasus HAM
Katanya, teknologi terbarukan pertama di Indonesia tersebut untuk memproduksi produk bernilai tinggi seperti Nickel Hydroxide, Crude Fe-Ni, Magnesium Oxide, Silica, dan lainnya.
Hasil produknya melalui teknologi ramah lingkungan, tanpa terak, tanpa limbah cairan yang keluar, teknologi yang sangat aman dari sisi ekologi, dengan tidak menggunakan tekanan tinggi, dan lainnya.
Kemudian dari segi ekonomi CAPEX dan OPEX jauh lebih rendah dari fasilitas peleburan lainnya.
PT ATN Indonesia Mineral, sangat sadar dan mendukung program Pemerintah Indonesia yang telah melarang ekspor mineral non-olahan.
Di mana, larangan itu untuk mencegah keluarnya sumber daya alam mineral melalui ekspor barang mentah, dan berharap adanya pengembangan industri lokal.
Baca juga: Resmikan Pabrik Smelter di Morosi Konawe, Presiden Jokowi Larang Ekspor Nikel, Apresiasi Pembangunan
Ia menambahkan sejauh ini, Industri Ferronickel, Nickel Pig Iron tumbuh dengan mantap, dan beberapa daerah juga telah mulai pabrik pengolahan nikel untuk baterai sekunder, ESS dan sebagainya.
Menurutnya, dengan adanya teknologi ini, sangat selaras dengan harapan pemerintah untuk mendukung teknologi biaya rendah, efisiensi tinggi ramah lingkungan bagi masyarakat Indonesia.
PT ATN Indonesia Mineral dan rekanan, berencana akan membangun pabriknya di wilayah Buton Utara, Sulawesi Tenggara, dengan nilai investasi awal sebesar USD 200 juta atau sekitar Rp3,5 triliun.
Alman Susmanto menuturkan pembangunan pabrik nikel telah mendapatkan dukungan penuh pemerintah terhadap rencana pembangunan pabrik ini.
Hal tersebut tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Buton Utara Nomor 640/882/VIII/2021 tentang Persetujuan Investasi.
Baca juga: Jokowi Didampingi 4 Menteri, Kapolri, Gubernur Sultra dan Sulteng, Resmikan Pabrik Smelter di Konawe
Selain itu, ia menjelaskan alasan memilih lokasi di Butur untuk pembangunan pabrik nikel yakni karena daerah baru berkembang, sehingga butuh investasi guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi lokal.
"Jadi pembangunan pabrik ini direncanakan setelah adanya izin dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional tentang status lahan pada Desember 2022," kata dia.
Lanjutnya, setelah adanya izin tersebut maka PT ATN Indonesia Mineral akan membangun jetty di sekitaran kawasan pabrik sebagai pintu masuk operasional.
Alman Susmanto menyebut pembangunan ini diperkirakan akan berjalan 1 tahun 6 bulan, dan paling lama 2 tahun dengan masa uji coba selama 6 bulan.
Untuk tahap awal pembangunan dengan luas lahan 300 hektar dapat menampung 6 tenan atau pabrik, dengan satu tenan memiliki luas bangunan 50 hektar.
Baca juga: Konfederasi Serikat Pekerja Nasional Soroti Perusahaan Pabrik Roti di Konawe Sulawesi Tenggara
"Lalu, pengembangannya nanti sekitar 700 hektar, tetapi harus melihat lagi mana kawasan yang bisa atau tidak untuk menjadi proyek pengembangan," jelasnya.
Sementara itu, dalam mendukung kesejahteraan masyarakat sekitar, PT ATN Indonesia Mineral bakal menyerap sebanyak 1.000 tenaga kerja.
"Ke depannya apabila telah dilakukan pengembangan pembangunan akan menyerap 2.000 tenaga kerja," pungkasnya.
Informasi tambahan Selasa, 29 November 2022, PT ATN Indonesia Mineral telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan mitra perusahaan.
Mitra perusahaan tersebut di antaranya GS Engineering & Construction Corp STX Corporation dan Monolith Co., Ltd., yang akan menjadi dasar untuk membangun dan mengoperasikan pabrik nikel berdasarkan terobosan technology MACH lisensi milik Monolith Co., Ltd. (*)
(TribunnewsSultra.com/Muh Ridwan Kadir)