Berita Muna

Terpilih Jadi Kepala Desa di Muna, Tenaga Ahli di Buton Tengah Ini Tanggalkan Gaji Puluhan Juta

Kadir Guru rela menanggalkan gani puluhan jugam, terpilih sebagai Kepala Desa Labasa, Kecamatan Tongkuno Selatan, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara.

Editor: Risno Mawandili
Istimewa
Kadir Guru rela menanggalkan gani puluhan jugam, terpilih sebagai Kepala Desa Labasa, Kecamatan Tongkuno Selatan, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM,MUNA - Nama Kadir Guru tengah menjadi sorotan dikalangan masyarakat Desa Labasa, Kecamatan Tongkuno Selatan, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sulra).

Pasalnya, pria yang berprofesi sebagai Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat (TAPM) di Kabupaten Buton Tengah ini, memilih meninggalkan gaji puluhan juta per bulan.

Ia kini terpilih sebagai Kepala Desa Desa Labasa.

Keputusan ini cukup sulit karena, bagaimanapun, gaji kepala desa hanya berkisar 3 jutaan lebih per bulannya.

Angka tersebut sangat jauh berbeda dibandingkan dengan gaji TAPM, berkisar kurang lebih 10 jutaan perbulannya.

Meskipun begitu, La Ode Abdul Kadir Guru mengatakan, gaji tak utama dibandingkan pengabdian kepada masyarakat yang lebih penting.

"Bagi saya gaji itu nomor sekian. Yang terpenting bagaimana kita bisa berguna bagi masyarakat dan itu jauh lebih penting," Motivasi inilah yang terus saya gaungkan dalam diri saya," ujarnya melalui panggilan telepon, Senin (28/11/2022).

Baca juga: Daftar Pejabat Non Struktural UHO Kendari Dikukuhkan Rektor Prof Muhammad Zamrun, 6 Dekan Berganti

Baca juga: Lowongan Kerja BUMN Batch 2 Tahun 2022, 30 Perusahaan Siap Terima Karyawan Baru, Simak Cara Daftar

Kadir Guru menjelaskan, tekad dan keinginannya untuk maju dan pada akhirnya terpilih sebagai Kades Labasa didasari niat yang tulus dan restu sang istri.

Juga ada dorongan dari masyarakat yang menginginkan dirinya untuk maju di perhelatan 5 tahunan itu.

"Awalnya memang dari niat pribadi saya dan restu dari istri untuk maju di Pilkades. Ditambah lagi ada dorongan dari masyarakat," tuturnya.

"Dan Alhamdulillah atas dasar kepercayaan itu yang membawa saya hari ini sampai terpilih sebagai Kades Labasa," sambungnya.

Adapun dorongan lainnya, lanjut alumni Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari ini, dikarenakan Desa labasa saat ini bisa dibilang jauh dari kata kesejahteraan.

Dana Desa (DD) yang digunakan pun tak menghasilkan sebuah kemajuan.

Padahal anggaran yang digelontorkan pemerintah sejak tahun 2015 sampai saat ini seharusnya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. 

"Pengelolaan DD di Desa Labasa sudah berjalan 8 tahun sejak tahun 2015. tetapi desa Labasa sampai hari ini boleh saya katakan belum ada perubahan yang signifikan," terangnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved