Berita Baubau

Cara Tim PKM Unidayan Baubau Sulawesi Tenggara Kembangkan Budidaya Ikan Lele Pakai Teknologi Bioflok

Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Dayanu Ikhsanuddin atau Unidayan Baubau, Sulawesi Tenggara mengembangkan budidaya ikan lele.

Penulis: La Ode Muh Abiddin | Editor: Sitti Nurmalasari
Istimewa
Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Dayanu Ikhsanuddin atau Unidayan Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengembangkan budidaya ikan lele. Untuk pengembangan budidaya ikan lele tersebut menggunakan teknologi bioflok di Kelurahan Liabuku, Kecamatan Bungi, Kota Baubau, Provinsi Sultra. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, BAUBAU - Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Dayanu Ikhsanuddin atau Unidayan Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra) mengembangkan budidaya ikan lele.

Untuk pengembangan budidaya ikan lele tersebut menggunakan teknologi bioflok di Kelurahan Liabuku, Kecamatan Bungi, Kota Baubau, Provinsi Sultra.

Tim PKM ini dipimpin oleh Sumitro dan Said Saleh Salihi sebagai anggota dan melibatkan beberapa mahasiswa program studi Budidaya Perairan Fakulltas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unidayan.

Ketua Tim PKM Sumitro mengatakan kegiatan PKM didanai oleh Kementerian Riset, Pendidikan, Kebudayaan dan Teknologi 2022.

Kegiatan PKM dimulai bulan Juli hingga November 2022 dan pelaksanaan PKM diawali dengan sosialisasi kepada mitra yaitu kelompok pembudidaya ikan bawal subur di Kelurahan Liabuku.

Baca juga: Bimbingan Teknis Budidaya Lobster, Dosen FPIK UHO Kendari Renovasi Sero di Desa Tapulaga Konawe

Sumitro menjelaskan sosialisasi PKM bertujuan untuk menjelaskan program dan mengenalkan anggota tim kepada mitra.

Selain itu, pada kegiatan ini mitra diberi penyuluhan terkait manfaat dari budidaya ikan lele teknologi bioflok.

Di antaranya, pemeliharaan ikan dengan kepadatan tinggi sehingga hasil produksi yang diperoleh lebih tinggi.

"Jadi teknologi bioflok dapat menjaga kualitas air dalam level yang mendukung pertumbuhan ikan lele," ujarnya kepada media ini, Selasa (15/11/2022).

Kata dia, teknologi bioflok dapat mengonversi limbah nitrogen hasil metabolisme ikan lele menjadi flok, dan flok dapat dimanfaatkan sebagai makanan tambahan bagi ikan lele.

Baca juga: Pemuda Bajo di Konawe Selatan Diajari Manfaatkan Limbah Rumah Tangga Jadi Pakan Budidaya Maggot

Ia menerangkan pada tahap kedua adalah praktik budidaya ikan lele sistem bioflok. Hal ini untuk mendukung kegiatan praktik.

"Kita memerlukan bahan dan peralatan yaitu probiotik, sumber karbon berupa tapioka, pakan komersil, dan ikan lele, sedangkan peralatan yaitu kolam terpal, blower dan perlengkapan aerasi," terangnya.

Kegiatan dimulai menyiapkan kolam pemeliharaan ikan lele teknologi bioflok dan wadah bak bundar ukuran diameter 2 meter serta tinggi 100 cm dengan bahan besi wire-mesh ukuran 7 mm dilapisi terpal.

Bagian dasar wadah disemen dan dipasang pipa PVC 3 inci untuk saluran air (outlet) yang memudahkan saat panen ikan dan pembuangan endapan flok.

Lebih lanjut, wadah pemeliharaan berjumlah empat wadah yang dilengkapi instalasi aerasi pada setiap wadah.

Baca juga: Dekan FPIK UHO Kendari Prof La Sara Sebut Budidaya Rumput Laut Bisa Jadi Sektor Andalan Sultra

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved