Guru Hilang di Teluk Kendari
Kisah Pilu Pertemanan Dua Guru Tewas Melaut di Teluk Kendari, 'Sehidup Semati' Menjaring Ikan
Pilunya kisah dua guru yang melaut di Teluk Kendari, namun harus pulang dalam keadaan tak bernyawa.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Desi Triana Aswan
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI- Pilunya kisah dua guru yang melaut di Teluk Kendari, 'sehidup semati' mencari ikan namun harus pulang dalam keadaan tak bernyawa.
Peristiwa ini menggegerkan warga sekitar, bahkan membuat keluarga pecah tangis tak menyangka.
Keduanya saling bekerja sama untuk memasang jaring lalu menangkap ikan.
Sayangnya, keduanya terpisah dan tak ditemukan.
Setelah melalui proses pencarian, keduanya pun ditemukan dalam kondisi mengenaskan dan di lokasi berbeda.
Baca juga: Guru SMAN 9 Kendari Meninggal Karena Lemas Usai Tenggelam, Polisi Sebut Tak Ada Tanda Kekerasan
Mereka adalah Lambolosi (51) dan Herman (45) yang berprofesi sebagai guru.
Lambolosi mengajar di Madrasah Aliyah Negeri atau MAN 1 Kendari, sedangkan temannya Herman (45) guru SMA Negeri 9 Kendari, mengajar mata pelajaran ekonomi.
Di hari libur, Minggu (16/10/2022) pukul 04.00 WITA, saat orang-orang tidak bersekolah, Lambolosi dan Herman memilih untuk menghabiskan waktu di laut.
Dengan harapan, membawa pulang hasil lautan seperti ikan untuk dimasak bersama keluarga.
Waktu terus berjalan sampai pada pukul 18.00 WITA, keduanya tak kunjung pulang.
Keluarga cemas dan memilih untuk melakukan pencarian secara gotong royong namun tak kunjung berhasil.
Hal tersebut disampaikan Hubungan Masyarakat (Humas) Kantor Pencarian dan Pertolongan atau KPP Kendari Wahyudi pada TribunnewsSultra, Senin (17/10/2022).
"Keluarga korban sudah berusaha melakukan pencarian namun belum ditemukan hingga menghubungi kami (KPP Kendari) meminta bantuan SAR," ujar Wahyudi via Telepon.
Alhasil sejumlah personel pencarian dari Tim SAR terjun langsung menyisir area teluk untuk menemukan dua guru tersebut.
Setelah melakukan pencarian selama berjam-jam.

Kedua guru ini ditemukan secara terpisah.
Herman dan Lambolosi akhirnya ditemukan namun, sudah tak bernyawa kawasan Teluk Kendari, pada Senin (17/10/2022).
Jenazah Herman lebih dulu ditemukan masyarakat di kawasan Water Sport, Jl H Alala, Kelurahan Tipulu, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari, pada Senin (17/10/2022) sekira pukul 07.30 Wita.
Sementara Lambolosi ditemukan tak bernyawa di dekat Dermaga POM AL, 1 kilometer dari lokasi hilang, pada pukul 11.30 Wita.
Kepala Kepolisian Resor Kota atau Kapolresta Kendari, Kombes Pol M Eka Fathurrahman membenarkan kronologi penemuan jenazah Herman.
Baca juga: Kronologi Dua Guru SMA di Kendari Ditemukan Meninggal Dunia, Ngambang dan Nyangkut di Tongkang
Jenazah guru SMA Negeri 9 Kendari ini ditemukan pertama kali oleh nelayan bernama Basir (54) yang hendak menembak ikan menggunakan senapan angin.
"Saksi melihat korban tengkurap dengan menggunakan celana dalam warna cokelat dan sudah tidak bergerak," ujar Kombes Pol M Eka Fathurrahman via WhatsApp Messenger, usai kejadian.
Selanjutnya, saksi Basir memanggil Rijal, seorang klining servis Water Sport untuk melihat mayat tersebut.
Rijal kemudian menghubungi RW Tipulu lalu berkoordinasi dengan Polsek Kemaraya untuk mengidentifikasi jenazah tersebut.
"Kami bersama KPP Kendari mengevakuasi jenazah lalu dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dilakukan visum," jelasnya.

Sementara itu, jenazah Lambolosi ditemukan nyangkut di Dermaga Polisi Militer Angkatan Laut (POM AL).
Komandan Detasemen (Denpom) AL Mayor Laut PM Aswad menjelaskan detik-detik penemuan jenazah Lambolosi.
Berawal saat nelayan melaporkan ada seseorang yang mengapung nyangkut di kapal tugboat tongkang di Teluk Kendari.
"Setelah mendapatkan laporan, kami turunkan KAL (kapal Angkatan Laut) untuk mencari, ketemunya lagi terapung," kata Mayor Laut PM Aswad saat ditemui di Dermaga POM AL.
Pihak POM AL pun menarik jenazah Lambolosi ke Dermaga POM AL Kendari untuk dievakuasi sementara.
Baca juga: Dua Guru SMA di Kendari Tak Pulang Usai Melaut, 1 Ditemukan Meninggal Dunia, Guru MAN 1 Masih Dicari
Mayor Laut PM Aswad pun berkoordinasi dengan KPP Kendari untuk mengevakuasi jenazah.
"Selanjutnya korban dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dilakukan visum," kata Eka Fathurrahman.
Tim Rescue KPP Kendari langsung datang membawa ambulans untuk memuat jenazah dan selanjutnya dibawa ke rumah duka.
Tangis keluarga seketika pecah menyaksikan dua sekawan ini sudah tidak bernyawa padahal masih dalam keadaan sehat sebelum kembali turun ke laut.
Kepala SMA Negeri 9 Kendari, Aslan membenarkan Herman merupakan salah satu guru di sekolah yang terletak di Kelurahan Benua-benua, Kecamatan Kendari Barat itu.

"Benar, almarhum guru di SMA Negeri 9 Kendari," ucap Aslan saat dihubungi melalui telepon, pada Senin (17/10/2022).
Menurut Aslan, dirinya berkomunikasi terakhir dengan Herman saat acara Maulid Nabi Muhammad di sekolah pada Sabtu (15/10/2022).
Saat itu, Herman sibuk mengambil dokumentasi acara untuk berkas program Kemendikbud Ristek Guru Penggerak.
Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru yang bersifat transformasi, diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia dimulai tahun 2020.
"Almarhum dalam kondisi sehat, tidak ada masalah. Orangnya aktif, karena dia satu-satunya guru penggerak," ungkapnya.
Baca juga: Dua Guru SMA di Kendari Tak Pulang Usai Melaut, 1 Ditemukan Meninggal Dunia, Guru MAN 1 Masih Dicari
Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Kendari, Kombes Pol M Eka Fathurrahman ungkap penyebab meninggalnya guru SMA Negeri 9 Kendari bernama Herman.
Kombes Pol M Eka Fathurrahman mengatakan, hasil pemeriksaan dokter Rumah Sakit Bhayangkara Kendari menyebutkan Herman meninggal dunia akibat lemas.
"Jadi penyebab meninggal dunia karena lemas akibat tenggelam dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan," ujar Kombes Pol M Eka Fathurrahman via WhatsApp, pada Senin (17/10/2022).
Sementara, korban La Mbolosi belum diketahui penyebab meninggalnya, karena tak dilakukan visum et repertum.
Sebab, keluarga korban langsung membawa La Mbolosi ke rumah duka di Jl Nanga-Nanga, Kelurahan Mokoau, Kecamatan Kambu, Kota Kendari. (*)
(TribunnewsSultra/Fadli Aksar)