Opini

OPINI: Antisipasi Hoax Jelang Pemilu Dengan Kolaborasi Strategi Komunikasi

Hoax atau ujaran yang belum dapat dinyatakan kebenarannya masih menetap kehadirannya di Indonesia, utamanya hoax biasa menyebar melalui media sosial.

Istimewa
Lembaga Kepemiluaan dan Demokrasi PB PMII, Muhammad Djamil. 

Oleh: Muhammad Djamil (Lembaga Kepemiluaan dan Demokrasi PB PMII)

Hoax atau ujaran yang belum dapat dinyatakan kebenarannya masih menetap kehadirannya di Indonesia, utamanya hoax biasanya menyebar melalui media sosial.

Di era yang semakin canggih seperti sekarang ini media sosial tampaknya menjadi makanan sehari-hari.

Indonesia dapat dikatakan sebagai negara yang pengguna media sosial atau internetnya masih besar dibandingkan dengan negara lainnya.

Maka tak dapat dipungkiri bahwa hampir beberapa masyarakat Indonesia sudah dapat mengakses media sosial ataupun internet.

Kebangkitan era digital menuai pro dan kontra sehingga kehadirannya dapat berkontribusi menjadi hal yang positif dan juga negatif.

Baca juga: OPINI: Kendari Kota Busur?

Era digital dapat menjadi positif karena dapat memudahkan siapa saja yang ingin mengakses informasi ataupun berkirim pesan antar pengguna digital.

Namun dampak negatifnya adalah menimbulkan berbagai permasalahan salah satunya adalah munculnya informasi yang simpang siur.

Informasi tersebut muncul dan berkembang tanpa dapat dikonfirmasi kebenarannya. Terkadang informasi tersebut menyebar hingga sampai kepada grup WhatsApp.

Seringkali kita dapati kabar berbentuk broadcasting yang menyebar hingga kepada grup keluarga kita. Hal ini dapat terjadi dikarenakan kemudahan dalam menyebar dan mendapatkan informasi.

Platform yang dirasa sangat besar pertumbuhan hoaxnya adalah media sosial. Menurut data dari Kominfo pada Maret 2022, sebaran dari hoax di platform media sosial sebanyak 127 isu.

Baca juga: Opini: Tantangan Perbankan Daerah

Berdasarkan survei riset KIC, masih ada 11,9 persen publik yang menyebarkan berita bohong. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa hoax di Indonesia khususnya pada media sosial masih marak dilakukan hingga kini.

Perlu strategi khusus dalam menangkal hoax atau berita yang tidak dapat dibenarkan tersebut. Apalagi jelang pemilu 2024, hoax yang menyangkut pesta rakyat besar-besaran tahun 2024 beredar sangat luas di jagad maya.

Maka dari itu, hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi hoax khususnya hoax pada masa Pemilu adalah dengan kolaborasi strategi komunikasi atau dapat disingkat menjadi kostrakom.

Setiap dari lembaga negara dapat bersinergi dan bersatu padu untuk membangun strategi komunikasi.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved