Berita Kendari
Angka Penyakit DBD di Kendari per Juni 2022 Capai 155 Kasus, Waspadai Perubahan Cuaca Eksrim
drg Rahminingrum menyampaikan musim cuaca ekstrim dan jelang pancaroba tentu banyak penyakit yang bisa menjangkiti setiap orang, maka perlu waspada.
Penulis: Amelda Devi Indriyani | Editor: Muhammad Israjab
TRIBUNNEWSSULTRA.COM, KENDARI - Dinas Kesehatan Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) himbau masyarakat waspadai terhadap cuaca ekstrim dan perubahan cuaca jelang pancaroba.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari, drg Rahminingrum menyampaikan di musim cuaca ekstrim dan saat pancaroba banyak penyakit bisa ditimbulkan.
Hal itu juga terjadi jika warga tidak menjaga kebersihan lingkungan.
Baca juga: Profil & Biodata Dosen Inisial Prof B, Guru Besar IPS FKIP UHO Kendari yang Diduga Cabuli Mahasiswi
Sehingga menimbulkan berbagai macam penyakit, baik itu dari terjadinya banjir akibat curah hujan tinggi maupun perubahan suhu ekstrim.
Penyakit yang sering mengalami peningkatan di musim hujan tentunya demam berdarah dangue atau DBD dan influensa.
Bahkan untuk daerah yang tercemar sumber air bersihnya bisa saja terjadi kenaikan kasus diare.
"Saya selaku kadis mengimbau kepada seluruh masyarakat di musim penghujan ini lebih memperhatikan lingkungan untuk kita bisa terhindar dari demam berdarah dangue," kata drg Rahmniningrum, Kamis (21/7/2022).
Ia menyebutkan, data kasus DBD di Kota Kendari hingga Juni 2022 sebanyak 155 kasus, dan 2 orang meninggal.
Baca juga: Wakatobi dan Konawe Selatan Jadi Basis Perfilman dan Kriya, Usaha Dispar Sultra Dorong Desa Wisata
Untuk itu ia mengimbau masing-masing keluarga harus lebih memperhatikan makanan yang dikonsumsi keluarga dan juga lebih memperhatikan lingkungan.
"Jangan sembarang mengonsumsi, juga lebih memperhatikan lingkungan," ujarnya.
Pastikan di rumah atau sekeliling rumah bersih dari genangan air agar tidak ada jentik nyamuk, demikian juga untuk kasus yang lain agar dipastikan lingkungan bersih.
Sebab menurutnya banyak penyakit yang sebetulnya disebabkan karena perilaku masyarakat terhadap lingkungan yang masih kurang bagus.
"Jadi pastikan lingkungan kita bersih. Telur-telur yang tadinya hanya menempel, kalau kena air hujan akan menetas dan tidak lama menjadi nyamuk. Dan di situ ada virus, ya sudah proses penularan DBD terjadi," pungkasnya.
(TribunnewsSultra.com/Amelda Devi Indriyani)