BKKBN Sultra

BKKBN Dorong KB Pascapersalinan Guna Tekan Prevalensi Stunting, Peringati Harganas XXIX di Medan

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional mendorong para penyuluh Keluarga Berencana meningkatkan layanan KB bagi akseptor pascapersalinan.

Istimewa
Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM, JAKARTA - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mendorong para penyuluh Keluarga Berencana (KB) meningkatkan layanan KB bagi akseptor pascapersalinan.

Kepala BKKBN, dr Hasto Wardoyo mengatakan layanan KB pascapersalinan tersebut efektif untuk menurunkan prevalensi stunting.

Hal ini disampaikan dr Hasto dalam acara Konsolidasi Implementasi Percepatan Penurunan Stunting 2022 yang diikuti 34 Kepala dan Jajaran Kantor Perwakilan BKKBN seluruh Indonesia, Selasa (5/7/2022).

Acara yang digelar hybrid, luring dan daring dari Hotel Santika Medan, Sumatera Utara (Sumut) ini merupakan rangkaian kegiatan puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-29.

"Kalau sampai pascabersalin tidak KB maka sangat sulit sekali menurunkan stunting. Kalau menurunkan stunting dengan grebek pascapersalinan sebetulnya akseptor baru akan tercapai," ujarnya.

Baca juga: 8 Tips dan Langkah Cegah Stunting pada Anak ala BKKBN, Beri Vitamin hingga Konsumsi Nutrisi Seimbang

"Iya, artinya unmet neednya turun, akseptor barunya ada juga, stuntingnya turun. Jadi sekali kerja dapat tiga kalau mau grebek pascapersalinan," kata dr Hasto.

Menurut dr Hasto, lebih mudah mengajak ibu pascabersalin untuk memasang kontrasepsi, karena secara psikologis seorang ibu yang baru melahirkan tidak ingin langsung punya anak lagi.

Oleh karena itu, strategi komunikasi yang baik menjadi pintu gerbang bagi BKKBN untuk mensukseskan program Bangga Kencana.

"Anda hari ini melahirkan ditanya satu tahun lagi apa mau melahirkan? Pasti 100 persen jawab tidak, saya yakin itu," jelasnya.

"Tapi kalau ditanya siapa yang mau pasang kontrasepsi yang jawab iya 29 persen sehingga punya peluang 71 persen untuk dirayu. Pil bisa, kondom bisa, susuk bisa,” lanjut dr Hasto Wardoyo.

Baca juga: Sosialisasikan Penurunan Stunting di Kota Kendari, Fakultas Kedokteran UHO Gelar Bulan Bakti 2022

dr Hasto Wardoyo meminta jajaran perwakilan BKKBN seluruh Indonesia untuk memanfaatkan seoptimal mungkin media massa dan media sosial.

"Bisa blow up di media. Informasikan setelah melahirkan langsung bisa pasang susuk. Usai melahirkan pasang susuk, maka menyusui jadi lancar dan orangnya tetap sehat. Ini adalah strategi pasar," katanya.

dr Hasto Wardoyo juga meminta jajaran perwakilan BKKBN seluruh Indonesia untuk bekerja secara efektif dan efisien.

"Iya, penting sekali komunikasi, nggak akan sukses kalau diam saja. Pesan saya pakai bahasa positif.  Jangan cari jalan buntu tapi jalan cerah. Cari peluang, kalau nggak ada ciptakan peluang sendiri," ujarnya.

"Stunting jadi kekuatan baru tapi tidak melupakan program Bangga Kencana, tidak melupakan tugas kita menjalankan visi kependudukan dan keluarga seimbang," tambahnya.

Baca juga: BKKBN Sultra Sosialisasi Verifikasi dan Validasi Data Keluarga Stunting di Kolut, Hadir 15 Kecamatan

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved