Turki Akhirnya Setujui Finlandia dan Swedia Gabung NATO, Begini Kesepakatannya hingga Respons AS

Sempat menolak pengajuan keanggotaan NATO oleh Finlandia dan Swedia, akhirnya Presiden Turki Erdogan setuju dengan pendaftaran tersebut dengan syarat.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
Reuters/Pascal Rossigno
Ilustrasi Bendera negara-negara anggota NATO di luar markas NATO menjelang pertemuan Menteri Pertahanan NATO di Brussels, Belgia pada 21 Oktober 2021. Sempat menolak pengajuan keanggotaan NATO oleh Finlandia dan Swedia, akhirnya Presiden Turki Erdogan setuju dengan pendaftaran tersebut dengan beberapa syarat, simak kesepakatannya. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Turki akhirnya menyetujui atau memberi izin kepada Finlandia dan Swedia untuk bergabung ke aliansi militer yang dipimpin Amerika Serikat, NATO.

Turki sebelumnya keberatan dengan rencana bergabungnya negara-negara Nordik itu ke dalam NATO karena kekhawatirannya tentang ekspor senjata dan terorisme.

Hingga akhirnya Turki mencapai kesepakatan di menit terakhir dengan Finlandia dan Swedia dalam pertemuan puncak NATO di Madrid, Spanyol, Selasa (28/6/2022) malam waktu setempat.

Dilansir TribunnewsSultra.com dari The Guardian, NATO mengatakan kesepakatan trilateral itu telah dicapai pada pertemuan antara Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, Presiden Finlandia Sauli Niinisto, dan Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson, di Ibu Kota Spanyol, Madrid.

Baca juga: Terungkap Alasan Turki Tolak Swedia dan Finlandia Masuk NATO, Erdogan Dendam Pernah Diberi Sanksi

“Saya senang mengumumkan bahwa kami sekarang memiliki kesepakatan yang membuka jalan bagi Finlandia dan Swedia untuk bergabung dengan NATO.” ungkap Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg setelah negosiasi, Selasa malam.

“Turki, Finlandia dan Swedia telah menandatangani sebuah memorandum yang membahas keprihatinan Turki, termasuk seputar ekspor senjata dan perang melawan terorisme,” imbuhnya.

PM Andersson pun memuji kesepakatan itu sebagai “perjanjian yang sangat bagus”, menolak klaim bahwa dia telah kebobolan terlalu banyak kepada Erdogan untuk membujuknya agar membatalkan hak vetonya.

“Mengambil langkah selanjutnya menuju keanggotaan penuh NATO tentu saja penting bagi Swedia dan Finlandia. Tetapi ini juga merupakan langkah yang sangat penting bagi NATO, karena negara kami akan menjadi penyedia keamanan di dalam NATO,” kata PM Andersson kepada Agence France-Presse.

Baca juga: Daftar NATO, Finlandia Siap Susul Ukraina Tarung Lawan Rusia, Begini Pengalaman Perang Finlandia

PM Andersson mengaku telah menunjukkan kepada Erdogan bahwa perubahan dalam undang-undang terorisme Swedia yang mulai berlaku bulan depan.

“Dan tentu saja, kami akan melanjutkan perjuangan kami melawan terorisme dan karena anggota NATO juga melakukannya dengan kerja sama yang lebih erat dengan Turki,” ungkap PM Andersson.

Untuk diketahui, Swedia dan Finlandia pernah menolak untuk menjadi anggota NATO, sebagian karena opini publik yang beragam dan kehati-hatian seputar hubungan keamanan mereka dengan Rusia.

Tapi itu berubah secara dramatis setelah Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada Februari lalu, yang mendorong Finlandia dan Swedia untuk meminta bergabung dengan NATO.

Baca juga: Finlandia dan Swedia Akhirnya Konfirmasi Rencana untuk Gabung NATO, Begini Respons Putin

Ini berarti para pemimpin Swedia dan Finlandia akan dapat menghadiri KTT NATO pada Rabu (29/6/2022) dan Kamis (30/6/2022) sebagai undangan.

Dengan begitu, Swedia dan Finlandia berada di jalur yang kokoh menuju keanggotaan penuh, hanya dengan ratifikasi oleh negara-negara anggota NATO.

Diketahui alasan Turki memblokir aplikasi NATO oleh Swedia dan Finlandia karena dianggap telah mendukung kelompok Kurdi yang ditunjuk sebagai organisasi teroris, khususnya Partai Pekerja Kurdistan (PKK).

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved