Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-114: Sumy Dihantam Roket dan Puluhan Mortir Pasukan Putin

Update perang antara Rusia dengan Ukraina hari ke-114, pasukan Vladimir Putin hujani Kota Sumy, Ukraina, dengan roket dan mortir, 4 orang tewas.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
AP Photo/Rodrigo Abd
Ilustrasi: Tentara berjalan di tengah tank Rusia yang hancur di Bucha, di pinggiran Kyiv, Ukraina, 3 April 2022. Update perang antara Rusia dengan Ukraina hari ke-114 yakni pada Jumat (17/6/2022), pasukan militer Vladimir Putin hujani Kota Sumy, Ukraina, dengan roket dan mortir, akibatnya sejumlah 4 orang tewas. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Perang yang terjadi di antara pasukan militer Rusia dengan Ukraina hingga Jumat (17/6/2022) terhitung telah berlangsung selama 114 hari.

Presiden Rusia Vladimir Putin memulai invasi ini dengan memerintahkan pasukan militernya untuk meluncurkan serangan berskala penuh ke Ukraina sejak Kamis (24/2/2022).

Putin menyebut serangan ini sebagai 'operasi militer khusus' untuk memberantas 'genosida' di Donbas, serta 'demiliterisasi' dan 'denazifikasi' Ukraina.

Konflik bersenjata antara dua negara yang bertetangga itu hingga kini terus berlanjut dan belum tampak akan berakhir.

Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-113: Pejuang di Sievierodonetsk Abaikan Ultimatum Moskow

Dilansir TribunnewsSultra.com dari The Guardian, berikut sederet kejadian yang perlu diketahui pada hari ke-114 perang Rusia dengan Ukraina:

- Ratusan warga sipil yang berlindung di pabrik kimia Azot di Sievierodonetsk tidak lagi dapat mengungsi karena rentetan artileri Rusia yang berkelanjutan, kata para pejabat.

Gubernur Luhansk Serhiy Haidai mengatakan kepada CNN bahwa sebanyak 568 orang, termasuk 38 anak-anak, berlindung di pabrik Azot.

Seorang pemimpin separatis pro-Rusia mengklaim pasukan yang didukung Rusia akan membuka kembali koridor kemanusiaan bagi warga sipil untuk meninggalkan pabrik bahan kimia berbahaya tersebut, kantor berita Interfax melaporkan.

Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-112: Pejuang di Sievierodonetsk Diminta Letakkan Senjata

- Para pemimpin Prancis, Jerman, dan Italia telah berjanji untuk mendukung upaya Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa dalam sebuah kunjungan ke Kyiv.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan keempat pemimpin anggota UE yang hadir mendukung gagasan pemberian status kandidat UE “segera” ke Ukraina.

- Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Rusia “tidak malu menunjukkan siapa kami” dalam sebuah wawancara dengan BBC.

“Kami tidak menginvasi Ukraina, kami mendeklarasikan operasi militer khusus karena kami sama sekali tidak memiliki cara lain untuk menjelaskan kepada Barat bahwa menyeret Ukraina ke NATO adalah tindakan kriminal,” kata Lavrov.

Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-111: Invasi Putin Diprediksi Berlanjut hingga 2 Tahun

- NATO mengatakan pihaknya berkomitmen untuk menyediakan peralatan untuk mempertahankan hak Ukraina untuk membela diri, dan akan membuat lebih banyak pengerahan pasukan di sisi timurnya.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengutuk “perang tanpa henti melawan Ukraina” yang dilancarkan oleh Rusia.

Stoltenberg juga mengatakan NATO terus menawarkan “dukungan yang belum pernah terjadi sebelumnya sehingga dapat mempertahankan diri melawan agresi Moskow”.

- Kepala Angkatan Bersenjata Inggris Laksamana Sir Tony Radakin mengatakan bahwa Rusia telah “secara strategis kalah” dalam perang di Ukraina dan sekarang menjadi “kekuatan yang semakin berkurang”.

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-110: Pasukan Putin Hancurkan Jembatan Rute Evakuasi Warga Sipil

Radakin menyebut Putin telah kehilangan 25 persen dari kekuatan darat Rusia hanya untuk keuntungan “kecil”.

Dalam sebuah wawancara dengan PA Media, Radakin mengatakan Rusia kehabisan pasukan dan rudal canggih serta tidak akan pernah bisa mengambil alih seluruh Ukraina.

- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy muncul sebagai hologram saat merujuk Star Wars dalam upaya untuk mendapatkan lebih banyak bantuan dari perusahaan teknologi besar.

Zelenskyy mengatakan kepada ratusan orang di pameran dagang VivaTech di Paris pada Kamis (16/6/2022) bahwa Ukraina menawarkan perusahaan teknologi kesempatan unik untuk membangun kembali negara itu sebagai demokrasi digital sepenuhnya.

Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-108: Pasukan Putin Hancurkan Ribuan Gedung Tinggi di Mariupol

- Setidaknya 3 warga sipil tewas dan 7 orang terluka oleh serangan udara Rusia di kota timur Lysychansk, menurut pejabat setempat.

Serangan itu menghantam sebuah bangunan tempat warga sipil berlindung, kata Gubernur Luhansk Serhiy Haidai.

- Serangan roket yang diluncurkan dari udara Rusia semalam menghantam pinggiran Kota Sumy, Ukraina utara, menewaskan 4 korban dan melukai 6 orang, menurut para pejabat.

Gubernur Oblast Sumy Dmytro Zhyvytskyi mengatakan serangan roket lain menghantam distrik Dobropillia, yang terletak di sebelah perbatasan Rusia, pada Kamis pukul 5 pagi waktu setempat.

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-107: Zelenskyy Sebut Invasi sebagai Covid-22, Vaksinnya Senjata

Serang roket itu diikuti oleh 26 mortir yang ditembakkan dari seberang perbatasan.

- Anak-anak yang lahir di wilayah Kherson Ukraina sejak 24 Februari secara otomatis akan menerima kewarganegaraan Rusia, menurut seorang pejabat.

Kirill Stremousov selaku Wakil Kepala Administrasi Militer-Sipil Rusia di wilayah Kherson yang diduduki, mengklaim bahwa ribuan warga di wilayah itu mengajukan permohonan kewarganegaraan Rusia.

Sedangkan, Ukraina telah berulang kali menuduh Rusia menculik anak-anak dari wilayahnya dan memindahkan mereka ke Rusia.

Baca juga: Rusia: Ukraina Siapkan Penggunaan Senjata Kimia di Kota Sumy lalu Dituduhkan ke Moskow

- Seorang mata-mata Rusia mencoba dan gagal untuk mendapatkan magang di Pengadilan Pidana Internasional (ICC) menggunakan identitas palsu sebagai warga negara Brasil yang telah ia bangun selama satu dekade, menurut intelijen Belanda.

Sergey Vladimirovich Cherkasov (36) yang dituduh sebagai agen intelijen militer GRU Rusia, ditahan ketika dia tiba dan dikirim kembali ke Brasil pada hari berikutnya.

- Inggris mengumumkan gelombang sanksi baru terhadap Rusia yang ditujukan kepada orang-orang yang terlibat dengan “perlakuan biadab terhadap anak-anak di Ukraina”.

Mereka yang menjadi sasaran sanksi termasuk Komisaris Hak Anak-anak Rusia Maria Lvova-Belova, Komandan Militer Vladimir Mikhailovich dan Kepala Gereja Ortodoks Rusia Patriark Kirill.

Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-106: Zaporizhzhia Berencana Gabung ke Negara Putin

- Inggris telah membeli dan memperbarui lebih dari 20 senjata jarak jauh M109 dari perusahaan senjata Belgia yang dikirim ke Ukraina, kata Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace.

Rusia melebihi jumlah Ukraina dalam tembakan artileri dengan 20 banding 1 di beberapa daerah.

Tetapi sekutu mulai memberikan Ukraina artileri jarak jauh dan sistem roket yang akan memungkinkan pasukannya untuk menang, katanya kepada Sky News.

- Rusia memperingatkan bahwa aliran gas ke Eropa melalui pipa Nord Stream 1 dapat ditangguhkan, menyalahkan masalah dengan perbaikan turbin.

Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-105: Ukraina Kesulitan Halau Pasukan Putin di Sievierodonetsk

Duta Besar Rusia untuk UE Vladimir Chizhov mengatakan kepada kantor berita milik negara Rusia, Ria, bahwa penghentian total aliran gas di pipa yang memasok gas dari Rusia ke Eropa di bawah Laut Baltik, akan menjadi “bencana” bagi Jerman.

Sementara itu, Kanada mengatakan sedang dalam diskusi aktif dengan Jerman tentang peralatan turbin buatan Siemens yang menjalani pemeliharaan di Kanada dan tidak dapat kembali karena sanksi.

- Silo sementara di perbatasan Ukraina akan mencegah Rusia mencuri gandum Ukraina dan memastikan panen musim dingin tidak hilang karena kurangnya penyimpanan, kata Sekretaris Pertanian Amerika Serikat Tom Vilsack, Kamis.

Ini mengikuti komentar dari Presiden AS Joe Biden bahwa silo sementara akan dibangun di sepanjang perbatasan dengan Ukraina.

Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-105: Ukraina Kesulitan Halau Pasukan Putin di Sievierodonetsk

- Zelenskyy menuduh Rusia tidak mau mencari jalan menuju perdamaian.

Zelenskyy mengklaim bahwa Rusia akan "memutuskan sendiri bahwa perang harus diakhiri".

Negosiator pembicaraan damai Ukraina Mykhailo Podolyak juga menolak komentar terbaru Rusia tentang kesediaan untuk melanjutkan negosiasi sebagai "upaya untuk menipu dunia".

Rusia disebut ingin memberi kesan siap bicara sambil berencana menikam Ukraina dari belakang.

(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved