Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-111: Invasi Putin Diprediksi Berlanjut hingga 2 Tahun

Zelenskyy sebut pertempuran di Sievierodonetsk termasuk pertempuran paling kejam di Eropa' saat Rusia menghancurkan ketiga jembatan menuju kota.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
Tangkapan Layar The Guardian
Presiden Rusia Vladimir Putin saat memberikan pidato dalam rangka perayaan Hari Kemenangan 'Victory Day' pada Senin, 9 Mei 2022. 

Dalam konferensi pers pada Senin (13/6/2022), Vysotskiy menegaskan ketahanan pangan bagi penduduk Ukraina tidak berada di bawah ancaman langsung.

“Penanaman tanaman tahun ini lebih dari cukup (dan) situasi area penanaman tanaman saat ini tidak menimbulkan ancaman bagi ketahanan pangan Ukraina." sebut Vysotskiy.

Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-104: Zelenskyy Akui Pasukan Putin Unggul di Sievierodonetsk

- Kepala Hak Asasi PBB, Michelle Bachelet menggambarkan “penangkapan sewenang-wenang” dari “sejumlah besar” pengunjuk rasa anti-perang di Rusia sebagai hal yang “mengkhawatirkan”.

Berbicara di Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa, Bachelet juga menyatakan keprihatinan tentang “peningkatan sensor dan pembatasan media independen” di Rusia.

- Mikhail Kasyanov, Perdana Menteri Rusia dari tahun 2000 hingga 2004, mengatakan dia memperkirakan perang di Ukraina dapat berlangsung hingga dua tahun.

Kasyanov yang memperjuangkan hubungan dekat Rusia dengan Barat saat menjadi perdana menteri, mengatakan dia merasa bahwa Putin sudah tidak berpikir dengan benar.

Baca juga: Mantan Panglima Tinggi NATO Sebut Babak Baru Perang Rusia-Ukraina Terjadi di Laut Hitam

Kasyanov yakin Rusia dapat kembali ke jalur demokrasi.

- Lebih dari 15.000 jutawan diperkirakan akan meninggalkan Rusia tahun ini, karena warga kaya meninggalkan rezim Putin, menurut analisis data migrasi oleh perusahaan Henley & Partners yang berbasis di London.

- Wikimedia Foundation, pemilik Wikipedia, telah mengajukan banding terhadap keputusan pengadilan Moskow yang menuntut agar mereka menghapus informasi terkait invasi Rusia ke Ukraina.

Yayasan tersebut berargumen bahwa orang memiliki hak untuk mengetahui fakta perang dan bahwa menghapus informasi adalah pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved