Soal Tarif Rp 750 Ribu Candi Borobudur, Kepala Wihara Minta Tiket ke Candi Terjangkau untuk Ibadah
Rencana kenaikan tarif masuk ke Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, menimbulkan protes termasuk dari Kepala Wihara Mendut, Biksu Sri Pannyavaro
Penulis: Ifa Nabila | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Kabar rencana kenaikan tarif masuk ke Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, menimbulkan protes.
Di antaranya adalah tokoh agama Budha, yakni Kepala Wihara Mendut, Biksu Sri Pannyavaro Mahathera.
Diketahui, baru-baru ini tarif tiket masuk ke Candi Borobudur memang tengah menjadi sorotan.
Muncul kabar bahwa tiket masuk untuk wisatawan lokal akan naik hingga Rp 750 ribu.
Kemudian muncul klarifikasi bahwa tarif fantastis itu hanya untuk orang yang ingin naik ke atas candi, sedangkan tarif normal masih di angka Rp 50 ribu.
Baca juga: Soal Tarif Rp 750 Ribu ke Candi Borobudur, Umat Budha: Komersialisasi Candi Harus Dikaji Ulang
Polemik tarif masuk Candi Borobudur ini pun mengundang reaksi umat Budha.
Dikutip TribunnewsSultra.com dari Kompas.tv, sang biksu menilai pembatasan kuota pengunjung harian memang perlu dilakukan untuk melestarikan candi.
Namun, bukan berarti harus memasang tarif tinggi lantaran rakyat kecil, terutama umat Budha, juga butuh beribadah.
"Rakyat kecil (umat Budha pedesaan cukup banyak) sampai meninggal pun tentu tidak akan mampu naik ke atas candi melakukan puja atau pradaksina karena harus membayar sangat mahal bagi mereka Rp750.000 per orang," kata Pannyavaro.
Pannyavaro menekankan pelestarian candi cukup dilakukan dengan pembatasan pengunjung.
"Kalau pengunjung tidak mau atau tidak bisa naik pada hari lain, ya sudah. Apalagi pendaftaran bisa dilakukan melalui online," pesannya.
Pannyavaro berharap, usulannya bisa menjadi pertimbangan bagi pihak terkait yang mengurus regulasi wisata Candi Borobudur.
Baca juga: Jangan Salah, Rp 750 Ribu Harga untuk Naik ke Atas Candi Borobudur: Tiket Masuk Tetap Rp 50 Ribu
Komersialisasi Candi Borobudur
Sementara itu, diberitakan TribunnewsSultra.com dari Kompas.tv, keluarga Cendikiawan Buddhis Indonesia menyorot soal komersialisasi candi yang merupakan bangunan suci tersebut.
Eric Fernando, Ketua Harian Keluarga Cendikiawan Buddhis Indonesia, pada dasarnya mendukung upaya pemerintah untuk menjaga kelestarian candi.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/sultra/foto/bank/originals/candi-borobudur.jpg)