Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-104: Zelenskyy Akui Pasukan Putin Unggul di Sievierodonetsk

Zelenskyy mengatakan Sievierodonetsk dan Lysychansk adalah 'kota mati' ketika PBB memperingatkan perang menciptakan krisis perdagangan manusia.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
Kolase The Guardian | France24
Kiri: Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy saat pidato kenegaraan pada Senin (14/3/2022) atau hari ke-19 perang. Kanan: Presiden Rusia Vladimir Putin 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Perang antara pasukan militer Rusia dengan Ukraina hingga Selasa (7/6/2022) telah berlangsung 104 hari lamanya.

Presiden Rusia Vladimir Putin memulai invasi ini dengan memerintahkan pasukan militernya untuk meluncurkan serangan berskala penuh ke Ukraina, Kamis 24 Februari 2022 lalu.

Putin menyebutnya sebagai 'operasi militer khusus' yang bertujuan untuk memberantas 'genosida' di Donbas, serta 'demiliterisasi' dan 'denazifikasi' Ukraina.

Konflik bersenjata dua negara Eropa bertetangga itu sampai saat ini masih berlanjut dan belum nampak akan berakhir.

Baca juga: Mantan Panglima Tinggi NATO Sebut Babak Baru Perang Rusia-Ukraina Terjadi di Laut Hitam

Dilansir TribunnewsSultra.com dari The Guardian, berikut sederet kejadian yang perlu diketahui pada hari ke-104 perang Rusia dengan Ukraina:

- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengakui bahwa Rusia memiliki keunggulan pasukan militer dalam pertempuran di Sievierodonetsk, kota di Oblast Luhansk, Ukraina bagian timur.

Tetapi, kata Zelenskyy, pasukan Ukraina memiliki “setiap kesempatan” untuk melawan.

"Pahlawan kita tidak menyerah posisi di Sievierodonetsk. Di kota, pertempuran jalanan yang sengit terus berlanjut,” ujarnya dalam pidato nasional terbaru seraya menambahkan “Donbas Ukraina berdiri kokoh.”

"Sievierodonetsk dan kota kembarnya Lysychansk dalah kota mati hari ini,” sebut Zelenskyy.

Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-103: Rudal Pasukan Militer Putin Hujani Ibu Kota Kyiv

- Zelenskyy juga yakin bahwa pasukan Rusia bermaksud untuk merebut Kota Zaporizhzhia, pusat industri besar di tenggara Ukraina, yang akan memungkinkan militernya untuk maju lebih dekat ke daerah pusat.

“Ada lebih banyak dari mereka (pasukan Rusia), mereka lebih kuat, tetapi kami memiliki setiap kesempatan untuk bertarung ke arah ini,” ungkap Zelenskyy.

- Rusia telah mulai menyerahkan mayat pejuang Ukraina yang terbunuh di pabrik baja Azovstal di Kota Mariupol yang hancur akibat perang.

Pabrik tersebut mirip benteng di mana tempat terakhir pejuang Ukraina bertahan dan melalukan perlawanan terhadap invasi Rusia.

Puluhan mayat telah dipindahkan ke Kyiv, di mana tes DNA sedang dilakukan untuk mengidentifikasi jenazah, menurut seorang pemimpin militer dan juru bicara batalion Azov.

Baca juga: Biara Bersejarah Svyatogorsk Lavra di Ukraina Hancur Diserang Rusia, 4 Orang Biarawan Tewas

- Pejabat Rusia di Mariupol, Ukraina telah menutup kota pelabuhan selatan itu untuk karantina karena kemungkinan wabah kolera, menurut pihak berwenang Ukraina.

Petro Andryushchenko selaku Penasihat Wali Kota Mariupol, mengatakan kota yang diduduki Rusia itu bersiap menghadapi epidemi karena mayat dan sampah menumpuk di kota.

- Kekerasan seksual di Ukraina marak terjadi dan tidak dilaporkan karena invasi Rusia "berubah menjadi krisis perdagangan manusia" menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Perempuan dan anak-anak yang melarikan diri dari konflik menjadi sasaran perdagangan dan eksploitasi” kata Pramila Patten, perwakilan khusus PBB untuk kekerasan seksual.

Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-102: Ratusan Pejuang Ukraina Terancam Dieksekusi Rusia

Dihadapan Dewan Keamanan PBB pada Senin (6/6/2022) Pramila Patten mengatakan:

“Kekerasan seksual adalah pelanggaran yang paling konsisten dan tidak dilaporkan secara masif.”

- Angkatan Laut Ukraina mengatakan telah mendorong mundur armada kapal perang Rusia lebih dari 100 km dari pantai Laut Hitam.

Kelompok kapal Rusia "dipaksa mengubah taktik" setelah melakukan blokade laut di pantai Ukraina selama berminggu-minggu, kata komando angkatan laut angkatan bersenjata Ukraina.

Namun informasi ini belum dapat diverifikasi secara independen.

Baca juga: 800 Orang Ukraina Pilih Sembunyi di Bawah Pabrik Kimia di Tengah Ancaman Rusia di Sievierodonetsk

- Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, mengatakan Moskow akan menanggapi pengiriman senjata jarak jauh dari Barat ke Ukraina dengan mendorong mundur pasukan Kyiv lebih jauh dari perbatasan Rusia.

Pernyataan Lavrov datang setelah Menteri Pertahanan Inggris Ben Wallace mengatakan Inggris akan mengirim artileri roket jarak jauh ke Ukraina, dengan harapan mereka dapat mengganggu artileri Rusia yang telah menggempur kota-kota di Ukraina timur.

- Zelenskyy berterima kasih kepada Inggris karena menyediakan senjata yang tepat untuk melawan Rusia.

Menurut Zelenskyy, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah menunjukkan "pemahaman penuh" tentang kebutuhan Ukraina.

Adapun pemerintah Inggris pada Senin (6/6/2022) memutuskan untuk memasok Ukraina dengan sistem roket multi-peluncuran yang dapat menyerang target hingga 80 km jauhnya.

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-100: Zelenskyy Sebut 20 Persen Wilayahnya Dikuasai Pasukan Putin

- Ukraina membutuhkan 60 peluncur roket ganda lebih banyak dari yang dijanjikan Inggris dan Amerika Serikat untuk memiliki peluang mengalahkan Rusia.

Oleksiy Arestovych selaku penasihat militer untuk kepala staf presiden, mengatakan kepada Guardian bahwa meskipun dia yakin peluncur roket adalah “senjata pengubah permainan”, tidak cukup komitmen untuk mengubah arus dalam perang.

- Kremlin menggambarkan langkah tiga negara Eropa timur untuk memblokir Lavrov terbang ke Serbia sebagai "tindakan bermusuhan".

Lavrov dijadwalkan untuk mengadakan pembicaraan di Beograd pada Senin (6/6/2022) dengan Presiden Serbia Aleksandar Vučić, tetapi terpaksa batal.

Lantaran negara-negara di sekitar Serbia, yakni Bulgaria, Makedonia Utara dan Montenegro, menutup wilayah udara mereka untuk pesawatnya Lavrov.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-99 Perang: 200.000 Anak Ukraina Dibawa ke Rusia, 20 Persen Wilayah Sudah Dikuasai

- Menlu AS Antony Blinken mengatakan ada laporan yang kredibel bahwa Rusia "mencuri" ekspor gandum Ukraina untuk dijual demi keuntungannya sendiri.

Blinken mengatakan dugaan pencurian itu adalah bagian dari tindakan Rusia yang lebih luas untuk mengekspor tanaman gandum Ukraina dan memperburuk krisis keamanan pangan global.
“Sekarang, Rusia juga menimbun ekspor makanannya,” sebut Blinken.

- Presiden Dewan Eropa Charles Michel menuduh Rusia menggunakan pasokan makanan sebagai "rudal siluman terhadap negara-negara berkembang".

Michel juga menyalahkan Kremlin atas ancaman krisis pangan global.

“Ini menaikkan harga pangan, mendorong orang ke dalam kemiskinan, dan mengacaukan seluruh wilayah. Rusia bertanggung jawab penuh atas krisis pangan ini,” ujar Michel pada pertemuan dewan pada Senin (6/6/2022).

Baca juga: Zelenskyy: 200.000 Anak Ukraina Dibawa Paksa ke Rusia di Tengah Berlangsungnya Perang

- Pihak berwenang AS telah menuduh oligarki Rusia Roman Abramovich mengekspor dua pesawat asal AS ke Rusia tanpa izin.

Jaksa mengatakan kedua pesawat yakni Boeing 787-8 Dreamliner dan Gulfstream G650ER, diterbangkan pada bulan Maret ke Rusia.

Ini melanggar sanksi AS yang dikenakan pada Moskow sebagai tanggapan atas invasi ke Ukraina.

- Keluarga anggota penjaga nasional Rusia yang telah meninggal di Ukraina dan Suriah akan menerima pembayaran satu kali sebesar 5 juta rubel 80.000 dolar, menurut dekrit Kremlin.

(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved