Vladimir Putin Pecat Ratusan Tentara Rusia yang Tolak Tugas Resmi untuk Perang di Ukraina

Presiden Rusia Vladimir Putin memecat sebanyak 115 tentaranya yang tidak mau ditugaskan untuk berperang melawan pasukan militer Ukraina.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
Tangkapan Layar The Guardian
Presiden Rusia Vladimir Putin saat memberikan pidato dalam rangka perayaan Hari Kemenangan 'Victory Day' pada Senin, 9 Mei 2022. 

TRIBUNNEWSSULTRA.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin memecat ratusan tentaranya yang menolak untuk diterjunkan ke medan perang di Ukraina.

Lebih dari 100 penjaga nasional Rusia telah dipecat karena tak mau ditugaskan untuk berperang di Ukraina.

Hal itu ditunjukkan oleh dokumen pengadilan dalam apa yang tampaknya menjadi indikasi paling jelas tentang perbedaan pendapat di antara beberapa bagian pasukan keamanan atas invasi Moskow ke Ukraina.

Dilansir TribunnewsSultra.com dari The Guardian, kasus dipecatnya 115 pengawal nasional yang juga dikenal sebagai pasukan Rosgvardia ini terungkap pada Rabu (25/5/2022) lalu.

Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-94: Putin Targetkan Menang dan Rebut Kyiv pada Akhir Tahun

Yakni setelah pengadilan lokal Rusia menolak gugatan kolektif mereka yang menentang pemecatan mereka sebelumnya.

Menurut keputusan pengadilan, yang diterbitkan di situs webnya, gugatan itu dibatalkan setelah hakim memutuskan bahwa para tentara telah dipecat secara sah.

Karena "menolak melakukan tugas resmi" untuk berperang di Ukraina dan sebagai gantinya kembali ke stasiun tugas.

Banding berlangsung di Nalchik, Ibu Kota Kabardino-Balkarian di Kaukasus Rusia, tempat unit itu bermarkas.

Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-93: Serangan di Kharkiv hingga Kyiv Akui Pasukan Putin Unggul

Andrei Sabinin, pengacara yang mewakili 115 tentara Rusia tersebut, mengatakan keputusan pengadilan itu “sangat cepat” mengingat rumitnya kasus tersebut.

“Saya meragukan keadilan proses secara keseluruhan karena klien saya ditolak untuk memanggil saksi tertentu dan beberapa dokumen ditolak oleh pengadilan.” ungkap Sabinin seperti dilansir dari The Guardian pada Sabtu (28/5/2022).

Menurut Sabinin, komandan unit Rosgvardia menawarkan opsi kepada tentara untuk tidak berperang dan pemecatan mereka adalah ilegal.

Dokumen yang diperoleh Guardian pada Jumat (27/5/2022) dari kasus pidana terpisah terhadap seorang jurnalis Siberia lebih lanjut mengungkapkan peran Rosgvardia di Ukraina.

Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-92: Zelenskyy Tolak Beri Putin Wilayah sebagai Imbalan Damai

Dalam satu kesaksian, seorang tentara Roskgvardia mengatakan kepada pengadilan bahwa komandannya menginstruksikan unitnya tiga hari sebelum invasi bahwa mereka akan dikirim ke Ukraina untuk "patroli jalan-jalan dan persimpangan Kyiv".

“Komandan menjelaskan bahwa semua karyawan garda nasional dan angkatan bersenjata Rusia diberi tugas khusus selama operasi khusus di Ukraina." kata kesaksian yang dilihat oleh The Guardian.

"Tugas detasemen kami dan semua detasemen lain yang ditempatkan bersama kami adalah menjaga jalan-jalan dan persimpangan Kyiv," lanjutnya.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved