Tentara Rusia yang Bunuh Kakek-kakek Ukraina Divonis Penjara Seumur Hidup, Pengacara Tak Terima

Vadim Shysimarin (21) tentara Rusia yang bunuh kakek-kakek warga sipil Ukraina yang sedang bersepeda divonis hakim penjara seumur hidup.

Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
AP/Efrem Lukatsky
Vadim Shysimarin (21) tentara Rusia yang bunuh kakek-kakek warga sipil Ukraina yang sedang bersepeda divonis hakim penjara seumur hidup dalam agenda sidang pembacaan putusan, Senin (23/5/2022). Foto: Vadim Shysimarin (21) selama sidang pengadilan di Kyiv pada Rabu (18/5/2022). 

Akibatnya, korban yang merupakan warga sipil tak bersenjata itu tewas tergeletak tak jauh dari rumahnya di Desa Chupakhivka, Sumy, Ukraina.

Baca juga: Ekspresi Datar Tentara Rusia saat Disidang gegara Bunuh Kakek-kakek Ukraina: Ditembak saat Bersepeda

“Saya diperintahkan untuk menembak, jadi saya menembaknya dan dia jatuh. Kami terus mengemudi,” kata Shysimarin dalam interogasi video yang dirilis oleh layanan keamanan SBU Ukraina.

Shysimarinn mengaku bersalah atas kejahatan tersebut, tetapi pengacaranya berpendapat bahwa tentara Rusia muda itu mengikuti perintah dan tidak memiliki niat untuk membunuh.

Shysimarin pun diketahui telah meminta maaf kepada istri korban yakni Kateryna Shalipova.

“Pengadilan tidak dapat mengakui ketulusan pertobatannya,” tegas Ahafonov dalam putusannya.

Baca juga: Tentara Muda Rusia yang Jalani Sidang Kejahatan Perang Akui Tembak Mati Warga Ukraina saat Bersepeda

Selesai persidangan, Shysimarin lalu dibawa pergi dari pengadilan menggunakan mobil polisi.

Shysimarin memiliki waktu 30 hari untuk mengajukan banding.

Berbicara di luar gedung pengadilan, pengacara Shysimarin, yakni Viktor Ovsyannikov mengatakan dia akan menentang vonis penjara seumur hidup dari hakim tersebut.

"Ini adalah hukuman yang paling berat dan setiap orang yang berkepala dingin akan menentangnya," ucap Ovsyannikov.

Baca juga: Update Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-90: Zelenskyy Ingin Ketemu Putin hingga Minta Perberat Sanksi

Ovsyannikov menambahkan bahwa dia percaya "tekanan sosial" telah memengaruhi keputusan pengadilan ini.

Sementara itu, Kremlin mengatakan bahwa pihaknya mengikuti kasus Shysimarin.

“Tentu saja kami khawatir dengan nasib warga negara kami. Sayangnya kami tidak memiliki kemungkinan untuk membela kepentingannya di sana," kata juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, Senin (23/5/2022).

Peskov mengatakan bahwa Kremlin akan menggunakan "saluran lain" untuk membantu Shysimarin.

(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved