850 Gerai McDonald di Rusia Bakal Beroperasi dengan Nama Baru setelah Diborong Miliarder Govor
McDonald's di Rusia dikabarkan akan beroperasi dengan nama baru setelah resmi hengkang dari negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin ini.
Penulis: Nina Yuniar | Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWSSULTRA.COM - McDonald's di Rusia dikabarkan akan beroperasi dengan nama baru setelah resmi hengkang dari negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin ini.
Hengkangnya McDonlad's dari Rusia ini merupakan tanggapan dari perusahaan makanan saji tersebut atas perintah invasi Presiden Vladimir Putin ke Ukraina.
McDonald's pun telah menjual semua restorannya di Rusia kepada seorang pengusaha.
Dilansir TribunnewsSultra.com dari The Guardian, McDonald's telah mencapai kesepakatan untuk menjual semua restorannya di Rusia kepada salah satu pemegang lisensinya di Rusia.
Baca juga: Pasukan Azov Berjuang Lawan Rusia di Labirin Terowongan Pabrik Azovstal, Ratusan Lainnya Menyerah
Yakni kepada pengusaha Alexander Govor yang akan mengoperasikan restoran-restoran McDonald's Rusia dengan nama baru.

Perusahaan makanan cepat saji itu menutup sementara ratusan gerai di seluruh Rusia pada bulan Maret setelah Putin melancarkan invasi ke Ukraina.
Ini sebuah keputusan yang merugikan McDonald's sekitar 55 juta dolar per bulan.
Pada Senin (16/5/2022), McDonald's mengumumkan akan menjual toko-toko itu dan meninggalkan Rusia.
Baca juga: Kehancuran Pabrik Azovstal Ukraina oleh Bom Rusia Bisa Bocorkan Kimia Berbahaya: Laut Azov Punah
Dengan mengatakan krisis kemanusiaan yang disebabkan oleh perang dan lingkungan operasi yang tidak terduga berarti melanjutkan menjalankan restoran di sana "tidak lagi dapat dipertahankan" atau "konsisten dengan nilai-nilai McDonald's".
Govor yang mengoperasikan 25 restoran di Siberia pun telah setuju untuk membeli 850 restoran Rusia dan menjalankannya dengan merek yang berbeda, kata McDonald's, Kamis (19/5/2022).
McDonald's tidak mengungkapkan berapa banyak gerai yang dijual.
Namun tahun lalu, operasi McDonald's di Rusia diketahui telah menyumbang 9 persen dari total penjualan tahunan perusahaan, atau sekitar 2 miliar dolar.
Baca juga: Update Invasi Ukraina Hari Ke-86: Donbas Hancur Total hingga McDonalds di Rusia akan Ganti Nama
Govor, pemegang lisensi sejak 2015 juga telah setuju untuk mempertahankan 62.000 karyawan McDonald's Rusia selama setidaknya dua tahun dengan persyaratan yang setara.
Selain itu, Govor menyetujui untuk mendanai kewajiban yang ada kepada pemasok, tuan tanah, dan utilitas.
Govor juga setuju untuk membayar gaji karyawan perusahaan McDonald's sampai penjualan selesai.
Penjualan tunduk pada persetujuan peraturan tetapi diperkirakan akan ditutup dalam beberapa minggu, kata McDonald's.
Baca juga: Tentara Rusia yang Disidang gegara Bunuh Kakek-kakek Ukraina Menunduk Minta Maaf ke Istri Korban
Govor sendiri merupakan seorang investor konstruksi yang memiliki kilang minyak di Siberia sekaligus anggota dewan perusahaan lain yang memiliki proyek di Siberia termasuk hotel Park Inn Novokuznetsk dan klinik swasta.
Ia juga setengah pemilik dari perusahaan minyak dan gas bumi Neftekhimservis.
Untuk diketahui, McDonald's adalah salah satu merek konsumen barat pertama yang memasuki Rusia pada tahun 1990.
Tokonya yang besar dan berkilau di dekat Lapangan Pushkin di Moskow, yang dibuka tak lama setelah runtuhnya Tembok Berlin, menandakan era baru optimisme setelah perang dingin.
Baca juga: Rangkuman Hari ke-85 Perang Rusia Vs Ukraina: Biden Yakin Swedia dan Finlandia Lolos Jadi NATO
McDonald's mengatakan akan mempertahankan merek dagangnya di Rusia dan mengambil langkah untuk menegakkannya jika perlu.
Namun, tidak jelas apakah rantai AS lainnya akan mengikuti jejak McDonald's dan meninggalkan Rusia.
McDonald's yang memiliki 84 persen tokonya di Rusia, memberinya kontrol lebih besar atas operasi daripada banyak pesaingnya yang tokonya dimiliki oleh pewaralaba.
Tak hanya McDonald's, sebanyak 130 gerai Starbucks di Rusia telah ditutup sejak awal Maret.
Baca juga: Ekspresi Datar Tentara Rusia saat Disidang gegara Bunuh Kakek-kakek Ukraina: Ditembak saat Bersepeda
Meski demikian, McDonald's menyatakan tak menutup kemungkinan bahwa suatu hari nanti bisa kembali ke Rusia.
“Tidak mungkin untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan, tetapi saya memilih untuk mengakhiri pesan saya dengan semangat yang sama yang membawa McDonald’s ke Rusia pada awalnya: harapan,” tulis Kepala Eksekutif Perusahan McDonald, Chris Kempczinski, dalam sebuah surat kepada karyawan.
“Jadi, janganlah kita mengakhiri dengan mengatakan, ‘selamat tinggal.’ Sebaliknya, mari kita ucapkan seperti yang mereka lakukan dalam bahasa Rusia: sampai kita bertemu lagi.” imbuhnya.
(TribunnewsSultra.com/Nina Yuniar)